Kamis, 25 Maret 2021

Jateng Zona Oranye, Tapi 49 Titik di Tingkat Desa Masih Zona Merah

 Data COVID-19 menyebut salah satu daerah di Jawa Tengah yaitu Sukoharjo masuk dalam 10 daerah Zona Merah di Jawa Tengah. Namun dari data di pemerintah Provinsi Jateng seluruh daerah masuk dalam zona oranye. Bagaimana penjelasannya?

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan perbedaan data antara pusat dan daerah memang masih ada. Namun selisih sudah tidak sebanyak dulu.


"Perbedaan dengan pusat memang ada tapi biarkan saja karena kadang-kadang ada (data) yang masuk lebih dulu. Perbedaannya sudah tidak jauh lagi," kata Ganjar kepada detikcom di kantornya, Rabu (24/3/2021).


Kemudian ia menjelakan dari data Pemprov Jateng, 35 Kabupaten Kota masuk dalam zona oranye. Hal itu berdasarkan data mingguan yang dilaporkan. Di Jateng, zonasi juga diukur dalam skala yang lebih kecil.


"Jateng sampai hari ini yang Kabupaten masih oranye, tapi semua (kasus COVID-19) turun terus, kok. Jadi ada tingkat Kabupaten, Kecamatan, desa, berdasarkan data yang masuk ke kami di dalam website kami, kami klaster dari itu," jelasnya.


Ganjar juga memperlihatkan data yang menunjukkan laporan mingguan pada tanggal 21 Maret 2021 yaitu 35 daerah di Jateng masuk zona oranye, kemudian di tingkat kecamatan ada 5 zona merah, 436 zona oranye, 92 zona hijau, dan 43 tidak ada kasus.


Kemudian di tingkat kelurahan dan desa pada periode yang sama, zona merah ada 49 titik, oranye ada 1.306, hijau ada 1.235, tidak ada kasus yaitu 5.972 titik.


Diberitakan sebelumnya, pemerintah kembali memperbarui data zona risiko COVID-19. Disebutkan, ada 10 kabupaten-kota yang masuk ke dalam zona merah Corona. Kabupaten Sukoharjo menjadi satu-satunya daerah yang disebut dalam 10 zona merah itu.

https://indomovie28.net/movies/clockstoppers/


dr. Reisa Ungkap 3 Langkah Dapatkan 3 Manfaat Vaksin


Memasuki bulan ketiga vaksinasi COVID-19, Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dokter Reisa Broto Asmoro menyarankan tiga langkah inti persiapan calon penerima vaksin. Tiga langkah ini perlu dilakukan agar proses vaksinasi lancar dan aman serta membawa dampak semaksimal mungkin.

Ia menyarankan agar masyarakat yang sudah punya jadwal terkonfirmasi mempersiapkan diri sebaik mungkin menjelang hari vaksinasi. Di periode Februari sampai dengan Maret 2021 ini, atau dalam tahap kedua Program Vaksinasi COVID-19 ini, Kementerian Kesehatan menargetkan kaum lanjut usia (Lansia) dan pelayan publik sebagai kelompok sasaran penerima vaksin.


"Vaksin dapat menyelamatkan nyawa. Vaksin selama ini telah terbukti dapat melindungi kita dari berbagai penyakit menular. Dan vaksin COVID-19 yang digunakan pada masa darurat pandemi ini efektif mengurangi resiko infeksi berat dan fatal dari COVID-19. Jadi, persiapkan diri sebaik mungkin untuk mendapatkan dampak yang optimal, yakni tercipta kekebalan tubuh semaksimal mungkin," kata dr. Reisa dalam keterangan tertulis, Rabu (24/3/2021).


Saat ini, sudah sekitar 6 juta masyarakat Indonesia yang menerima vaksin dosis pertama dan sekitar 2,5 juta orang yang sudah menerima vaksin dosis ke-2. Namun, sayangnya, laporan Kementerian Kesehatan RI per 21 Maret 2021, menunjukkan masih ada beberapa orang yang sudah terdaftar harus tertunda proses vaksinasi dikarenakan kondisi kesehatan yang belum memenuhi syarat untuk menerima vaksin.


Maka dari itu, dr. Reisa menyarankan 'Tiga Sebelum Tiga' untuk mereka yang akan vaksinasi COVID-19.


"Praktikkan tiga langkah persiapan, sebelum mendapatkan tiga manfaat vaksinasi," ujar dr. Reisa.

https://indomovie28.net/movies/1917/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar