- Vaksinasi Corona untuk kelompok lansia telah dimulai sejak pertengahan Februari 2021 lalu. Namun setelah sebulan berjalan, baru 7 persen lansia yang sudah divaksin dari target 21,5 juta orang.
Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan sampai saat ini proses vaksinasi lansia masih terkonsentrasi di kota-kota besar di Indonesia. Pelaksanaan vaksinasi Corona pada lansia juga masih dinilai lambat.
"Target 21,6 juta baru sekitar 1,5 jutaan yang divaksin dan masih terkonsentrasi di kota-kota besar yang melaksanakan vaksinasi lansia seperti Jakarta Pusat, Surakarta, Surabaya, ada juga di kota di Kepulauan Riau yang mendekati 40 persen," kata Maxi dalam dialog di kanal Youtube FMB9, Rabu (31/3/2021).
"Sementara di kota-kota lain cuma 25 persen," lanjutnya.
Maxi mengatakan rendahnya cakupan vaksinasi lansia harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Sentra vaksinasi harus dibuat tak hanya di kota-kota besar tapi juga harus menjangkau hingga ke pedesaan.
"Ini memang persoalan komitmen dari pemerintah daerah terutama untuk membantu akses lansia untuk datang ke tempat-tempat vaksinasi," jelasnya.
Dari data yang dihimpun Kementerian Kesehatan, ada lima provinsi dengan jumlah lansia paling banyak namun capaian vaksinasi masih rendah, antara lain Jawa Barat 4,4 juta lansia dengan capaian 133 ribu, Jawa Tengah 3,1 juta lansia dengan capaian 299 ribu, Jawa Timur 2,5 juta lansia dengan capaian 138 ribu, Sumatera Utara 1,2 juta lansia dengan capaian 35 ribu, dan Banten 1,1 juta lansia dengan capaian 44 ribu.
https://tendabiru21.net/movies/the-ritual/
ITAGI Tegaskan Tak Ada Orang yang Meninggal karena Vaksin COVID-19
Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menegaskan bahwa laporan berbagai efek samping vaksin COVID-19 sebetulnya bersifat ringan. Gejala mulai dari nyeri, demam, lemas, menggigil, hingga sakit kepala akan sembuh dengan sendirinya.
Ketua ITAGI Profesor Dr Sri Rezeki, SpA(K), menyebut hingga saat ini tidak ada orang yang sampai dirawat di rumah sakit atau bahkan meninggal karena efek samping vaksin COVID-19.
"Gradasinya itu ringan. Artinya satu dua hari saja sembuh tanpa obat. Kadang-kadang kalau sedikit demam ya diberikan sedikit obat antidemam, istirahat, besoknya sudah bugar kembali," kata Prof Rezeki dalam dialog yang disiarkan kanal Youtube Forum Merdeka Barat, Rabu (31/3/2021).
"Ini yang perlu diketahui. Efek samping kedua vaksin ini (Sinovac dan AstraZeneca -red) menurut saya cukup ringan. Tidak ada yang sampai masuk rumah sakit atau meninggal karena vaksin," lanjutnya.
Beberapa waktu lalu memang sempat beredar kabar ada beberapa orang dari kelompok lansia di Norwegia yang meninggal usai mendapat vaksin COVID-19. Namun, setelah investigasi ditemukan itu bukan karena vaksin melainkan kejadian akibat penyakit yang sudah diderita.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak mencabut izin penggunaan vaksin dan tetap merekomendasikannya sesuai ketentuan yang berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar