Taiwan, negara yang sempat dinilai sukses mengendalikan wabah Corona tanpa lockdown, kini mencatat lonjakan kasus COVID-19. Ada 207 kasus baru, rekor tertinggi sejak wabah merebak, tercatat di Minggu (16/5/2021).
Akibatnya, Taiwan lockdown parsial di wilayah penyumbang kasus Corona tertinggi. Bioskop dan tempat hiburan langsung ditutup, berlaku hingga 28 Mei mendatang.
Pertemuan di dalam ruangan dibatasi saat Taiwan lockdown, menjadi lima orang. Sementara di luar ruangan maksimal warga berkumpul sebanyak 10 orang.
Presiden Tsai Ing-wen mengimbau agar warga tak panic buying saat Taiwan Lockdown, seperti membeli sejumlah kebutuhan pokok.
Corona di Taiwan
Taiwan, negara yang 'selamat' dari pandemi Corona, 'hanya' mencatat 1.682 kasus Corona dari total 23 juta penduduk di sana, dengan angka kematian total 12 kasus.
Keberhasilan Taiwan memerangi Corona erat berkaitan dengan kontrol perbatasan yang ketat di pintu masuk kedatangan, larangan masuknya pengunjung asing, dan karantina wajib bagi semua warga Taiwan yang baru pulang dari luar negeri.
Masker terpaksa kembali jadi barang wajib
Setelah sempat tak mewajibkan penggunaan masker, kini barang tersebut kembali menjadi 'mandatory' dari pemerintah saat Taiwan lockdown. Khususnya, berlaku di kota Taipei dengan wilayah penyumbang kasus Corona terbanyak.
Status siaga Corona di Taiwan juga naik menjadi Level 3. Taiwan memiliki empat tingkat respons COVID-19, dan peringatan Level 3 adalah peringatan sebelum Taiwan lockdown nasional, demikian laporan media lokal.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya, karena Taiwan sampai sekarang belum pernah menggunakan pembatasan seperti itu sejak wabah dimulai," jelas laporan tersebut, dikutip dari BBC.
Selain itu, selama Taiwan lockdown, pembeli di seluruh wilayah negaranya dibatasi untuk membeli produk kebutuhan keseharian, maksimal dua item dari beberapa barang yang tersedia. Presiden Tsai pada hari Sabtu memperingatkan, panic-buying hanya akan meningkatkan risiko munculnya klaster Corona.
"Mie instan dan makanan pada umumnya, serta kertas toilet, tersedia dalam jumlah yang cukup dan dapat dengan mudah disimpan kembali oleh pengecer," kata presiden Tsai, lapor Taiwan News.
https://nonton08.com/movies/after-earth-1000-years-in-300-seconds/
Harga Vaksin Corona Gotong Royong Sudah Ditetapkan! Ini Keterangan Menkes
Pemerintah telah menetapkan harga vaksin COVID-19 yang akan diberikan melalui layanan vaksin gotong royong. Disebutkan, harga per dosis untuk vaksin Corona buatan Sinopharm adalah Rp 321.660.
Ketentuan harga tersebut telah tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643.2021. Keputusan ini telah diteken oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada 11 Mei 2021.
"Harga pembelian vaksin sebesar Rp 321.660 (tiga ratus dua puluh satu ribu enam ratus enam puluh rupiah) per dosis," tertulis dalam keputusan menteri, dikutip detikcom, Minggu (16/5/2021).
Akan tetapi, tarif pelayanan vaksinasi belum termasuk di dalam harga tersebut. Disebutkan, tarif pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910 per dosis. Dengan begitu jika dijumlahkan, total harga sekali penyuntikan vaksin COVID-19 dalam layanan vaksin gotong royong adalah Rp 439.570.
"Tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910 (seratus tujuh belas ribu sembilan ratus sepuluh rupiah) per dosis," lanjut keterangan.
Menkes menjelaskan, tarif yang telah ditetapkan tersebut adalah harga tertinggi tiap dosis vaksin yang dibeli pihak perusahaan. Artinya, harga tersebut sudah mencakup keuntungan 20 persen dan biaya distribusi ke kabupaten-kota. Namun, belum termasuk pajak pertambahan nilai (PPn).
Hal serupa pula diterapkan dalam penentuan harga layanan vaksinasi per dosis.
"Batas tertinggi atau tarif per dosis untuk pelayanan vaksinasi gotong royong yang dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan milik masyarakat atau swasta, sudah termasuk margin atau keuntungan 15 persen (15 persen), namun tidak termasuk pajak penghasilan (PPh)," terang dalam keputusan menteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar