Laucala, suatu pulau kecil di Samudera Pasifik. Fasilitas di pulaunya lengkap, dari resort berkelas sampai landasan bandara. Harga sewa per malam Rp 1,8 M.
Jika mencari tempat wisata termahal sedunia, maka Laucala di Samudera Pasifik layak masuk dalam daftarnya. Tak ayal, pulau ini disewakan seharga 114 ribu Euro atau setara Rp 1,8 M. Harga itu, berlaku cuma untuk 1 malam dan sudah mendapat 24 kamar villanya serta aneka fasilitasnya.
Dirangkum detikTravel dari laman resmi Laucala, Sabtu (9/2/2019) Laucala masuk dalam bagian negara Fiji. Pulau ini punya luas 12 km persegi, dengan ragam fasilitas resort seluas 4 km persegi.
Fasilitas resortnya lengkap, dari tempat spa, lapangan golf, villa hingga landasan terbang. Ya, turis yang datang ke sana bakal naik pesawat dari Nadi International Airport alias bandara utamanya negara Fiji.
Bentang alamnya pun menyuguhkan beragam aktivitas. Hutannya yang lebat jadi area trekking seru, gunungnya asyik didaki, basah-basahan di air terjun, pantainya pasir putih dan dunia bawah lautnya menghipnosis. Bayangkan, 8 km persegi di pulaunya masih hutan belantara yang dijaga keasliannya!
Bukan hanya itu, terdapat pula perkebunan dan pentas pertunjukan masyarakat Fiji. Memang, pihak pengelola Pulau Laucala ingin mengenalkan adat istiadat dan berbagai kebudayaan Fiji lebih dekat.
Laucala menawarkan pengalaman liburan yang tiada dua. Serasa jadi raja, punya pulau pribadi yang luas dengan beragam kemewahan kelas wahid.
Tapi sekali lagi, harga per malam di sana Rp 1,8 M. Sekadar mengingatkan.
Laser Buddha yang Megah dan Menawan
Di kawasan Pattaya, Thailand terdapat lukisan sang Buddha pada sebuah bukit yang dibuat dari laser.Begitu megah dan menawan.
Di Pattaya, Thailand, terdapat Objek wisata Laser Buddha terletak tidak jauh dari perkebunan anggur Silver Lake Vine Yard. Laser Buddha merupakan gambar sang Buddha berukuran besar yang terdapat di salah satu sisi perbukitan.
Objek wisata ini dinamakan Laser Buddha, sebab saat pembuatannya menggunakan laser untuk membuat gambar Buddha di perbukitan. Tidak semudah itu, sebab proses pembutanannya ternyata cukup penuh perjuangan.
Pada awalnya kawasan ini adalah perbukitan pada umumnya, namun di potong sebagian, untuk di buat gambar sang Buddha dengan laser. Setelah itu, marinir kerajaan Thailad turun dari atas bukit dengan tali, untuk secara manual menuangkan emas murni untuk melapisi gambar sang Buddha yang telah terbentuk.
Jika berkunjung ke Laser Buddha sangat disarankan pada pagi atau jelang sore hari agar matahari tidak terlalu terik. Tentu saja jangan terlalu sore, sebab selepas matahari terbenam, kawasan ini menjadi cukup gelap dan temaram.
Tidak hanya menjadi objek wisata, banyak juga pengunjung yang datang untuk berdoa dan membakar hio di depan Laser Buddha. Oleh karena itu, saat berkunjung ke tempat ini, tetap menjaga kesopanan ya traveller.
Jika berjalan di kaki bukit, terdapat suatu altar untuk bersembahyang dan membakar hio. Namun untuk menuju ke tempat ini, harap berhati-hati, sebab jalurnya agak curam dan tidak rata.
Jika ingin menikmati Laser Buddha dari kejauhan pun, juga bisa sebab telah disediakan teropong yang bisa dipergunakan pengunjung untuk mengobservasi setiap sudut Laser Buddha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar