Kamis, 05 Maret 2020

Cari Ketenangan? Kunjungilah Kerinci yang Penuh Destinasi Wisata (2)

Berbagai wisata baru pun muncul, seperti Taman Pertiwi, Taman Putri Tunggal, Pantai Pasir Panjang, Pantai Koto Petai, Rawa Bento, Danau Gunung Tujuh, Danau Kaco, Danau Lingkat, Taman Putri Ayu Maryam. Puluhan destinasi lainnya menawarkan wahana, kreasi, seni, pernak-pernik, spot foto, makanan, hingga adat dan kebudayaan.

Hari pertama menyambut pagi, penulis terlebih dahulu mengunjungi pemandian air hangat di Desa Sungai Medang, yang letaknya 3 km dari tempat penulis tinggal, Desa Koto Dian Rawang. Selain karena dinginnya suhu di Gunung Kerinci, juga karena rumah tempat penulis tinggal kehabisan air PDAM, Sehingga mandi di air hangat menjadi alternatif yang menyenangkan. Di sana banyak sekali warga yang antre, tersedia dua tempat untuk mandi, kolam air hangat dan kamar mandi pancuran. Mereka yang antri datang dari berbagai kalangan, mulai dari kakek-nenek hingga anak-anak.

Padek aso, keluar dari mulut warga yang selesai mandi, merupakan bahasa Kerinci yang artinya mandi di air hangat rasanya enak sekali. Mandi air hangat diyakini warga mempunyai banyak manfaat selain menyembuhkan berbagai penyakit kulit, asam urat, hingga sekedar menghangatkan badan karena telah lelah bekerja. Air hangat ini mengandung belerang yang datang dari kawah Gunung Kerinci, di lokasi yang sama terdapat tujuh tingkat air terjun. Banyak mitos yang beredar di tengah masyarakat, air hangat dan air terjun merupakan tempat pemandian tujuh putri dari khayangan.

Pesona Rawa Bento

Di Kerinci, belum lengkap jika tidak datang terlebih dahulu ke Kayu Aro. Di sanalah menjulang tinggi Gunung Kerinci dengan sejuta pesona. Sejauh mata memandang, terdapat hamparan kebun teh yang luasnya 3020 hektar, sedikit demi sedikit warga juga mulai menanam kopi. Kayu Aro sarat akan nilai sejarah, itu terlihat pada bangunan khas kolonial dan Jawa. Jangan ketinggalan untuk singgah dulu di Aroma Peco, di sana terdapat telaga, jembatan, pondok-pondok hingga sabana untuk berfoto, kami bersyukur saat itu matahari begitu cerah, sehingga paduan warna rumput, kebun teh, gunung, dan langit sangat memanjakan mata dan lensa.

Salah satu destinasi yang kami nanti-nanti menjadi tujuan utama kami di kawasan Kayu Aro adalah Rawa Bento, yang dikenal dengan The Amazon of Kerinci. Jika Gunung Kerinci adalah mahkotanya maka Rawa Bento adalah rahim yang menghubungkan berbagai keindahan di sekitar Kayu Aro. Posisinya yang strategis berada antara Gunung Kerinci dan Danau Gunung Tujuh, sehingga Rawa Bento tak kalah indah dibanding wisata ternama lainnya. Di tengah rasa penasaran, sambil menunjuk ke arah perahu dan speedboat, kami langsung membeli tiket di tempat homestay yang tepat berada pada akses utama mengelilingi Rawa Bento.

Haluan perahu yang kami tumpangi mulai berlayar, di rawa yang luasnya mencapai 1000 hektar, sebelas penumpang dalam satu keluarga yang memakai pelampung, duduk dengan asyik dan penuh tawa, menikmati aliran rawa yang menenangkan, sesekali perahu bergoyang, terhenti sejenak dengan gelombang air yang tidak menentu, membuat jantung berdetak kencang. Namun pengemudi perahu tersenyum sambil berkata tenanglah, dan nikmatilah,  tak apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar