Rawa yang dikeliling rumput dari jenis rumput yang biasa-biasa saja sampai yang paling langka, seperti rumput Leerxia Hexandra dan Eugenia Spicata. Beberapa pohon yang kaya warna dengan latar belakang Gunung Kerinci, beberapa kerbau, hingga ratusan burung dengan puluhan jenis terlihat juga pengunjung dan warga yang sedang memancing ikan.
Yang lebih spesial dalam perjalanan yang menghabiskan waktu dua jam tersebut juga terlihat jembatan kayu, jembatan gantung, hingga berbagai kreasi yang dibuat warga, membuat kami semakin betah menghabiskan liburan di sana. Akhirnya liburan di Rawa Bento berakhir dengan makan di tengah padang rumput, di sela-sela rawa, untuk menikmati sekaligus mengakrabkan diri dengan alam yang luar biasa.
Indahnya Desa Wisata Lempur
Hari kedua, sinar matahari yang tidak begitu cerah, di tengah rintik hujan, kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Lempur. Sebuah desa di ujung Selatan Kerinci yang pertama kali menyebut dirinya desa wisata di Kerinci. Jarak tempuhnya sekitar 33 km dari Kota Sungai Penuh. Di sana tampak awan turun dan langit mulai membiru pasca hujan, juga tampak jelas pemandangan Gunung Raya.
Rimbun pepohonan dan sawah menghijau, daerah ini yang paling terkenal sebagai penghasil Beras Payo. Kami pertama kali mengunjungi Danau Lingkat, danau dengan karakter warna air yang hijau, dengan luas 12 hektar dan ketinggian 1.100 meter, di pinggir terdapat sebuah pondok yang dikelola oleh warga dan pepohanan serta hutan lindung yang terjaga.
Danau yang disakralkan serta mengandung mistik ini membuat kami bertanya-tanya, apalagi saat itu kondisinya sedang hujan panas. Namun kami tidak gentar, kami memaksa diri untuk mengelilingi Danau lingkat dengan rakit, untunglah dibolehkan serta ditemani langsung oleh pengelola wisata.
Jangan jumawa, begitu kata bapak pengemudi rakit itu. Kami akhirnya menyatu dengan Danau Lingkat, sambil melambai tangan, mengabadikan banyak sekali foto, serta berdiri tegak, menghela nafas sejenak. Pemandangan yang permai kehijauan dan ketenangan untuk sejenak bermeditasi, wajarlah desa ini disebut desa wisata. Sebagai desa wisata yang menggoda, Lempur juga memiliki wisata yang punya nama besar, yaitu Danau Kaco.
Tapi sayang karena cuaca tidak mendukung kami mengurungkan niat untuk ke sana. Selain itu di atas Danau Lingkat terdapat Danau Nyalo dan Danau duo yang sambung menyambung dengan takaran volume dan warna air serta keindahan yang berbeda tentunya.
Akhirnya, kami menyudahi perjalanan akhir tahun di Kerinci, yang menjadi pusat wisata domestik maupun mancanegara. Sebagai putra daerah, selalu terbesit dibenak untuk melihat wisata di Kerinci sebagai peluang besar yang menjanjikan untuk dikembangkan secara serius.
Haluan perahu yang kami tumpangi mulai berlayar, di rawa yang luasnya mencapai 1000 hektar, sebelas penumpang dalam satu keluarga yang memakai pelampung, duduk dengan asyik dan penuh tawa, menikmati aliran rawa yang menenangkan, sesekali perahu bergoyang, terhenti sejenak dengan gelombang air yang tidak menentu, membuat jantung berdetak kencang. Namun pengemudi perahu tersenyum sambil berkata tenanglah, dan nikmatilah, tak apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar