Jepang memang tekenal dengan kereta peluru atau Shinkansen-nya. Namun, kereta api klasik ini bisa membawa Anda melewati lanskap musim dingin yang epik.
Melansir CNN Travel, Rabu (30/1/2018), masih banyak pelancong yang lebih memilih perjalanan lambat karena ingin menikmati keindahan alam. Jalur Kereta Api Tsugaru yang bersejarah menjadi pilihan plesir.
Dari Desember hingga akhir Maret, salju menutupi hamparan tanah pertanian di Semenanjung Tsugaru yang terpencil di Prefektur Aomori. Musim dingin di ujung utara Pulau Honshu, sangatlah dingin
Tahun lalu, salju turun lebih dari enam setengah meter. Tapi Anda tidak akan merasakan dinginnya di dalam Kereta Api Tsugaru karena ada sistem konduktor yang menghangatkan mobil penumpang di era 1950-an digunakan pula di transportasi ini dengan membakar bara api dalam kompor besar di kedua ujungnya.
Kereta Api Tsugaru masih mempertahankan tradisi kereta api Jepang. Yang pertama dari tiga kereta harian berangkat dari Stasiun Tsugaru Goshogawara pada pukul 09.30 pagi. Jangka 45 menit berikutnya, kereta menuju utara melalui daerah musim dingin di desa-desa kecil.
Terbilang reyot dan pasti tidak ada WiFi di Kereta Api Tsugaru. Dengan kecepatan tertinggi hanya 50 kilometer per jam, dibandingkan dengan Shinkansen yang dapat melesat mencapai 603 kilometer per jam.
Kereta api adalah perjalanan melalui waktu. Kereta mampu menawarkan rasa nostalgia kepada penumpang yang semakin sulit ditemukan di negara populer dengan kemajuan teknologinya dan kota-kota modern.
Di atas Kereta Api Tsugaru, kamu dapat mencicipi makanan dan budaya lokal Aomori. Berongkos 1.250 Yen atau sekitar Rp 161 ribu, konduktor pemanas gerbong juga untuk memanggang cumi-cumi.
Petugas akan melewati gerbong dengan mendorong troli logam tua untuk menjual cumi-cumi kering dalam kantong plastik dan sake yang diproduksi secara lokal. Kereta Api Tsugaru menempuh sekali perjalanannya selama hampir lima jam.
Kereta Api Tsugaru dibuka pada tahun 1930 untuk menghubungkan warga di utara Aomori yang berpenduduk sedikit dengan kota-kota besar di selatan. Tetapi jumlah penumpang telah menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir, karena meningkatnya kendaraan pribadi dan pembangunan jalan raya baru di Prefektur Aomori.
Itu salah satu alasan kenapa kereta api masih beroperasi musiman untuk menarik penumpang baru. Dan itu mungkin berhasil.
Jumlah wisatawan yang naik kereta api setiap tahun terus meningkat, menurut salah satu pejabat di Kereta Api Tsugaru. Di akhir jalur, pengunjung dapat turun di Stasiun Tsugaru Nakazato. 
Apakah Teknologi Hiburan AirFi Aman di Pesawat Sriwijaya?
Sriwijaya Air baru saja meluncurkan teknologi In-flight Entertainment, AirFi. Amankah teknologi ini dipakai di pesawat?
Maskapai Sriwijaya Air menggandeng AirFi Indonesia, resmi meluncurkan layanan SJ In-flight Entertainment. Layanan ini memungkinkan traveler bisa streaming konten dari mulai film, musik, bahkan bisa chatting dengan penumpang lain di dalam pesawat.
Rupanya teknologi AirFi ini berbeda dengan WiFi. Dijelaskan Satish Mahtani, Direktur Utama PT Dua Surya Dinamika (AirFi indonesia), AirFi merupakan sistem Intranet sederhana, dimana gadget traveler yang tersambung bisa menikmati konten hiburan yang sudah disediakan.
Pertanyaannya, amankah teknologi ini bagi sistem navigasi pesawat?
"Intinya, sebelum kita pasang di pesawat, teknologi AirFi ini sudah mendapat sertifikat dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kemenhub. Sebelum dipakai, AirFi sudah dites baik on ground maupun saat flight. Kita tes di Kemenkominfo juga. Soal safety tidak ada masalah," ungkap Satish di East Java Ballroom, Hotel Westin Jakarta, Rabu (30/1/2019).
AirFi menggunakan frekuensi yang sama dengan router di rumah, yaitu sekitar 2,6 Gigahertz speed. Teknologi dari Belanda ini bahkan sudah dipakai oleh puluhan maskapai di seluruh dunia.
"AirFi sudah dipakai lebih dari 62 maskapai dan 1.600 pesawat di seluruh dunia. Soal safety aspek ini, kami tidak main-main," tegas Satish.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar