Para dokter di Swiss mendorong mereka yang rentan terhadap komplikasi infeksi COVID-19 untuk berjaga-jaga, merekam keinginan atau pesan terakhirnya. Hal ini disebut bertujuan memudahkan pelayanan di ICU bila suatu saat pasien jatuh sakit sampai kritis.
Swiss Society for Intensive Care Medicine (SGI) menganjurkan orang-orang yang berusia di atas 60 tahun, memiliki diabetes, atau penyakit jantung bersiap menghadapi kondisi terburuk.
"Ini tidak hanya akan membantu kerabat Anda, tapi juga tim di ICU yang memikirkan terapi terbaik apa yang bisa dilakukan sesuai dengan keinginan individu pasien," kata SGI seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/11/2020).
Presiden SGI, Thierry Fumeaux, menegaskan kelompoknya tidak memberi tekanan atau dorongan agar kelompok yang rentan merelakan tempat tidur rumah sakit. Ia hanya ingin agar orang-orang berpikir, merencanakan masa depan.
"Ini bukan permintaan pengorbanan," kata Thierry.
Kelompok pro lansia di Swiss, Pro Senectute Schweiz, mengkritik apa yang disarankan para dokter tersebut. Menurut Pro Senectute Schweiz dorongan merekam keinginan terakhir bagi pasien COVID-19 terlalu prematur dan berlebihan.
https://nonton08.com/movies/black-2/
Terpopuler Sepekan: BPOM RI Pastikan Vaksinasi COVID-19 Tahun Ini Tertunda
Vaksinasi COVID-19 rencananya akan dilakukan di Indonesia akhir tahun ini. Namun, sepertinya hal itu tidak akan terjadi, karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menegaskan bahwa izin emergency use of authorization (EUA) tak mungkin diberikan akhir tahun ini.
Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan, ada sejumlah data yang belum bisa dilengkapi hingga bulan Desember mendatang. Data tersebut meliputi seluruh pelaporan uji klinis vaksin COVID-19 tahap 1 dan 2 Sinovac, analisis interim, dan data keamanan vaksin COVID-19 50 persen.
Alhasil, pemberian izin EUA pun terpaksa mundur dari rencana awal minggu ketiga Desember 2020. Diperkirakan EUA baru bisa dikeluarkan minggu ketiga Januari 2021.
"Namun kami juga sudah menyampaikan pada Bapak Presiden dalam hal ini bahwa data tidak bisa didapatkan minggu ketiga Desember 2020, sehingga tidak bisa diberikan emergency use authorization pada Desember minggu kedua atau ketiga 2020," paparnya dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (17/11/2020).
"Karena kami sudah mendapatkan informasi dari Brasil bahwa mereka tidak bisa memberikan, juga Sinovac tidak bisa memberikan sehingga tidak lengkap, dan berdasarkan data yang ada tentu kami tidak bisa memberikan emergency use authorization pada Desember 2020," tegasnya.
Apakah ada opsi lain untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19?
Menurut Penny, BPOM memiliki beberapa opsi lain untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Apabila vaksin COVID-19 sudah datang di bulan November atau Desember, maka penyuntikan vaksin bisa diberikan berdasarkan ketentuan-ketentuan tertentu, yakni compassionate use vaccine.
"Suatu penggunaan obat atau vaksin yang masih dalam tahap pengembangan tetapi sudah cukup memiliki data terkait dengan mutu," terang Penny.
Penny mengatakan, berdasarkan hasil inspeksi BPOM ke Beijing pada beberapa waktu lalu, mutu vaksin COVID-19 Sinovac dipastikan baik. Selain itu, penggunaan vaksin COVID-19 nantinya juga bisa diberikan jika ada permintaan langsung dari Kementerian Kesehatan RI atau fasilitas kesehatan.
"Dengan ada permintaan dari kementerian, atau fasilitas kesehatan untuk bisa diberikan, untuk kepentingan-kepentingan tertentu," lanjutnya.
"Seperti yang diberikan di China, penggunaan vaksin lebih dulu untuk nakes militer, guru," kata Penny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar