- Beberapa orang yang sudah dinyatakan 'sembuh' dari COVID-19 masih menunjukkan hasil tes positif dalam tes PCR. Beberapa orang melakukannya secara mandiri untuk memastikan dirinya benar-benar sudah sembuh.
Faktanya, organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam panduan terbarunya memang menyebutkan pasien bisa mengakhiri isolasi jika sudah tidak bergejala dan sudah isolasi 10-14 hari, tanpa memerlukan dua kali tes PCR hasil negatif.
"Kriteria yang telah diperbarui ini berlandaskan temuan terbaru bahwa ada pasien yang gejalanya sudah sembuh, namun tes PCR-nya masih bisa positif untuk COVID-19 (SARS-CoV-2) selama beberapa minggu. Meski hasilnya masih positif, kemungkinan pasien-pasien ini tidak lagi infeksius dan oleh sebab itu tidak bisa menularkan virus ke orang lain," tulis WHO seperti dikutip dari situs resminya.
Sebenarnya, mengapa ada pasien sudah dinyatakan sembuh Corona masih menunjukkan hasil positif COVID-19?
Spesialis patologi klinik dr Thyrza Laudamy Darmadi SpPK dari RS Pondok Indah (RSPI) Bintaro Jaya menjelaskan bahwa tes COVID-19 seperti PCR tak bisa membedakan virus genetik atau virus mati. Ada kemungkinan hasil tes masih positif COVID-19 saat mendeteksi fragmen virus yang sudah mati.
"Nah jadi gini yang harus dimengerti adalah tadi kan PCR ini mendeteksi materi genetik, itu tidak bisa membedakan virus genetik atau virus mati jadi bisa saja memang itu virus sudah mati jadi yang tadi fragmen virus itu," sebutnya.
"Kalau kadang saya mengistilahkan sudah bangkainya, tapi mampu terdeteksi, tetap terdeteksi gitu, karena kan yang terdeteksi adalah materi genetik," lanjutnya.
Jika hasil tes masih positif COVID-19, masih harus isolasi?
dr Thyrza menyebut pasien sembuh COVID-19 masih harus menjalani isolasi mandiri dan tetap melakukan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Namun, menurut dr Thyrza hal ini tak perlu diulang pada hari ke-90, mengapa?
"Nah jadi kalau misalnya dia sudah tidak bergejala, terus kemudian sudah isolasi mandiri, itu tetap sebenarnya protokolnya 3M itu tetap harus dijalankan," sebut dr Thyrza.
"Yang pernah saya baca itu tidak perlu diulang lagi pada periode 90 hari, pada saat periode 90 hari ini sebenarnya tidak perlu untuk diulang lagi, kecuali misalnya pada periode tersebut misalnya pasien itu tiba-tiba bergejala lagi, demam, batuk, gejala yang lainnya itu diperiksakan lagi PCR-nya," lanjutnya.
https://nonton08.com/movies/friendbutmarried/
Kemenkes Temukan 50 Kasus Positif COVID-19 Tebet, 30 di Petamburan
Kementerian Kesehatan RI mengungkap temuan hasil tracing COVID-19 dari sejumlah aktivitas pengerahan massa dua pekan terakhir. Total 80 kasus positif ditemukan di Tebet dan Petamburan.
Hal itu diungkap dr H Muhammad Budi Hidayat, M.Kes, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dalam konferensi pers di BNPB, Minggu (22/11/2020).
"Dari hasil tracing dan testing pada sejumlah kejadian tersebut, berdasarkan data per 19 November, berdasarkan hasil pemeriksaan PCR di Labkesda 21 November 2020, ditemukan di Tebet total 50 kasus positif dan di Petamburan sebanyak 30 kasus," kata dr Budi.
"Dan di Megamendung terdapat 15 sedang menunggu pemeriksaan," lanjutnya.
Kemenkes menyarankan semua orang yang mengikuti rangkaian acara tersebut untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Imbauan yang sama juga berlaku bagi siapapun yang telah kontak erat dengan peserta kegiatan.
"Kami mengimbau bagi masyarakat yang tela kontak erat dan mengikuti kegiatan di Bandara Soekarno-Hatta, Petamburan, Tebet, dan Megamendung, agar segera melakukan isolasi mandiri," kata dr Budi.
"Apabila bergejala, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan," pesannya.
Sejumlah kegiatan yang melibatkan kerumunan massa tengah menjadi sorotan belakangan ini. Dimulai dari kepulangan Habib Rizieq Shihab di Bandara Internasional Soekarno Hatta, hingga peringatan Maulid Nabi dan pernikahan anak Habib Rizieq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar