Presiden Joko Widodo menyebut angka kesembuhan COVID-19 Indonesia saat ini 'memburuk'. Terlebih di tengah kasus COVID-19 yang meningkat di pekan-pekan sebelumnya.
"Tingkat kesembuhan juga sama. Minggu yang lalu 84.03 sekarang menjadi 83,44 persen," kata Jokowi dalam Ratas di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (30/11/2020).
"Ini semuanya memburuk semuanya," tegasnya.
Jokowi juga menyoroti dua provinsi yang melaporkan peningkatan kasus COVID-19 di beberapa hari terakhir. Jokowi mendorong agar para gubernur untuk terus mengupayakan menekan kasus COVID-19 di wilayahnya.
Adalah DKI Jakarta dan Jawa Tengah yang disebut Jokowi perlu menekan angka penularan COVID-19 yang masih tinggi. Dua provinsi ini disebut Jokowi perlu penanganan khusus.
"Jawa Tengah dan DKI Jakarta agar dilihat betul-betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis,"
"Tugas kepala daerah adalah melindungi keselamatan warganya, sudah saya sampaikan keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi," tegasnya.
Jokowi juga mengingatkan kasus aktif COVID-19 di Indonesia kini sudah meningkat yaitu 13,41 persen. Meski angka ini masih di bawah rata-rata dunia, hal ini perlu menjadi perhatian karena lebih tinggi dari pekan lalu yaitu 12,78 persen.
https://nonton08.com/movies/naked-vengeance/
COVID-19 Bukan Aib, Pakar Puji Sikap Said Aqil Umumkan Dirinya Positif
Belum lama ini, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengumumkan bahwa dirinya positif COVID-19 berdasarkan hasil tes PCR. Hal ini disampaikan oleh sekretaris pribadinya, M Sofwan Erce.
"Pada kesempatan kali ini izinkan saya menyampaikan kabar berita bahwasanya pada Sabtu 28 November pada pukul 19.30, hasil PCR Swab dari almukarom Prof Doktor K.H Said Aqil Siradj menunjukan hasil positif," kata Sofwan melalui video yang diunggah di YouTube, Minggu (29/11/2020).
"Atas arahan beliau kami diminta untuk menyampaikan kabar ini, sebagaimana yang sering beliau sampaikan bahwasanya COVID-19 ini bukanlah aib, bukanlah hal yang buruk dan bisa menimpa siapa saja dari latar belakang apa saja," ucapnya.
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, menyebut apa yang dilakukan oleh Said Aqil adalah hal yang baik, meskipun tidak diharuskan.
"Iya kalau dia mau kan itu sukarela, kalo dia mau mengumumkan baik. Malah dia harus memberitahu karena dia harus isolasi, jadi jangan diundang dulu rapat karena positif, nah kebaikannya di situ," jelas Pandu saat dihubungi detikcom Senin (30/11/2020).
Menurut Pandu, pengumuman positif COVID-19 yang dilakukan ini bisa membantu mencegah penyebaran virus Corona. Bisa dilakukan pelacakan kontak dari orang-orang yang bertemu dengan pasien yang positif tersebut.
Misalnya jika orang tersebut menghadiri rapat dan bertemu banyak orang sebelum tahu terinfeksi COVID-19. Maka orang-orang lain yang bertemu dengan orang tersebut bisa melakukan tes untuk tahu apakah mereka tertular atau tidak.
"Stigma dan diskriminasi itu hampir di semua penyakit, di HIV kemudian penyakit COVID-19 ini juga distigmakan. Ini fenomena meluas dan tidak ada upaya dari pemerintah untuk melakukan komunikasi publik untuk menekan stigma dan diskriminasi. Karena masyarakat memiliki kekhawatiran atau paranoid yang berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar