Sabtu, 21 November 2020

Menkes Sebut 107 Juta Orang Bakal Disuntik Vaksin COVID-19, Ini Rinciannya

  Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyampaikan bahwa vaksinasi COVID-19 di Indonesia ditargetkan kepada 67 persen dari 167 juta penduduk dengan mempertimbangkan ketersediaan vaksin dan peruntukannya.

"Vaksin COVID-19 sampai saat ini diperuntukkan pada sasaran usia 18-59 tahun dan sehat, tanpa komorbid, (bukan) ibu hamil atau orang yang sudah sembuh dari COVID-19, sesuai rekomendasi ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)," kata Menkes dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan RI di kanal Youtube, Selasa (17/11/2020).


Pelaksanaan vaksinasi di Indonesia akan melalui 2 skema, yakni vaksin program dan mandiri. Untuk vaksin program sasaran penerima adalah sekitar 32 juta orang dengan 73 dosis vaksin.


Sementara itu pelaksanaan vaksin mandiri dengan sasaran 75 juta orang dan membutuhkan 172 juta dosis vaksin.


Vaksin program

Tenaga kesehatan: 1.251.173 orang

Pelayan publik: 4.422.331 orang

Peserta BPJS PBI: 26.484.172 orang

Vaksin mandiri

Masyarakat dan pelaku ekonomi: 75.048.269 orang.


"Total sasaran 107 juta orang dengan total dosis 246.575.051 dosis. Ini dua dosis per orang dengan menambahkan wastage rate 15 persen," kata Menkes Terawan.

https://tendabiru21.net/movies/fantasias/


BPOM Laporkan Hasil Inspeksi ke China soal Vaksin COVID-19, Ini yang Didapatkan


 Uji klinis beberapa vaksin COVID-19 saat ini melaporkan efektivitas melebihi 90 persen. Ada tiga vaksin Corona yaitu vaksin Pfizer, Moderna, dan asal Rusia, Sputnik V. Lantas bagaimana uji klinis vaksin COVID-19 Indonesia?

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menjelaskan uji klinis vaksin COVID-19 Indonesia yang tengah dikembangkan di Bandung, perkembangan terakhir per 6 November, ada 1.620 yang sudah diberikan vaksin Corona dosis pertama, 1.603 lainnya sudah diberikan vaksin kedua.


Sementara itu, ada 1.520 peserta uji klinis vaksin COVID-19 Indonesia yang masuk ke tahap monitoring. Tak hanya itu, Penny juga menjelaskan BPOM sudah melakukan inspeksi ke China terkait mutu vaksin COVID-19.


Apa hasil inspeksi BPOM ke China?


"Dalam uji klinik vaksin COVID-19 untuk mendapatkan emergency use of authorization tentunya membutuhkan data juga selain data mutu, yaitu dihasilkan dengan inspeksi, didapatkan dengan inspeksi, dan pendampingan cara produksi obat yang baik dari fasilitas juga adalah data yang dibutuhkan dari data klinis berdasarkan uji klinis fase ketiga," ungkap Penny dalam siaran pers Komisi IX DPR RI Rapat Kerja dengan Menteri Kesehatan RI.


Penny menegaskan sejauh ini pengawalan mutu terkait vaksin COVID-19 Sinovac aman. Namun, kini pihaknya masih menunggu aspek keamanan dan khasiat lebih lanjut dari suntikan dosis vaksin COVID-19 yang kedua.


"Sedangkan untuk pengawalan mutu BPOM datang sendiri ke China untuk melihat fasilitas produksi Sinovac dan kami sudah mendapatkan data dan data menunjukkan kualitas yang baik," lanjutnya.


"Dan sangat bisa dipercaya, jadi jika dikaitkan dengan mutu sudah tidak ada masalah, hanya sekarang kita masih menunggu aspek keamanan dan khasiat dari analisa dan monitoring observasi tiga bulan dan 6 bulan sesudah suntik dosis vaksin yang kedua," pungkasnya.

https://tendabiru21.net/movies/the-tapes/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar