Jumat, 20 November 2020

Vaksin Corona Buatan Pfizer 90 Persen Efektif, Dapat Lampu Hijau WHO?

 Kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengapresiasi kemajuan pesat riset vaksin COVID-19 yang dilakukan. Kendati demikian, Ia mengingatkan agar semua negara harus menuai manfaat.

"Vaksin akan menjadi alat penting untuk mengendalikan pandemi, dan kami didorong oleh hasil awal uji klinis yang dirilis minggu ini," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam penutupan pertemuan tahunan WHO, Jumat (13/11/2020).


Baru-baru ini, farmasi AS Pfizer dan mitranya dari Jerman BioNTech mengumumkan kandidat vaksin mereka 90 persen efektif mencegah symptomatic COVID-19. Artinya, seseorang yang disuntik vaksin ini tetap bisa terinfeksi, namun tidak mengalami gejala.


Hal ini terekam dari uji klinis yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari 40 ribu orang sukarelawan.


"Tidak pernah dalam sejarah penelitian vaksin berkembang sedemikian cepat. Kita harus mengaplikasikan urgensi dan inovasi yang sama untuk memastikan semua negara mendapatkan manfaat dari pencapaian ilmiah ini," kata Tedros.


Pandemi COVID-19 telah menewaskan hampir 1,3 juta orang di dunia dari 52,7 juta kasus positif COVID-19. Namun, penghitungan itu mungkin hanya mencerminkan sebagian kecil dari jumlah infeksi yang sebenarnya. Sebab, banyak negara hanya melakukan tes swab terhadap mereka yang bergejala sedang dan berat.

https://kamumovie28.com/movies/hunting-list/


Kisah Pilu Pria Tewas di Toilet RS Saat Tunggu Hasil Tes COVID-19


 Krisis kesehatan sedang terjadi di seluruh dunia menyusul pandemi COVID-19 yang hingga kini belum berakhir. Di beberapa negara bahkan fasilitas kesehatan alami kolaps lantaran banyaknya pasien COVID-19.

Di Italia, krisis COVID-19 terjadi di Napoli, kota ketiga terbesar di sana. Terlebih setelah sebuah video diunggah di media sosial yang memperlihatkan mayat seorang pria tergeletak di toilet rumah sakit.


Pria tersebut diduga pasien yang tengah menunggu hasil pemeriksaan COVID-19 di ruang gawat darurat. Dikutip dari Reuters, ruang gawat darurat rumah sakit tersebut digambarkan sangat penuh dan sesak.


Menteri Luar Negeri Italia, Di Maio, menyebut insiden itu menunjukkan situasi di kota Napoli sedang kewalahan menghadapi pandemi virus Corona.


"Situasi di Napoli dan di banyak daerah Campania tidak terkendali. Pemerintah pusat perlu turun tangan karena tidak ada waktu tersisa," kata Di Maio.


Rumah sakit di seluruh negeri telah berjuang untuk menurunkan angka COVID-19 yang meroket, tetapi beberapa wilayah selatan yang lebih miskin, tampaknya tidak siap untuk mengatasinya.


Saking krisisnya, di Napoli, orang yang sakit diberikan oksigen melalui jendela mobil mereka sembari menunggu berjam-jam hanya untuk tes COVID-19 atau untuk bisa mendapatkan kamar di rumah sakit.


Dokter Ungkap 3 Fase Umum Saat Tangani Pasien COVID-19


Angka pasien sembuh COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Bahkan per 13 November 2020, jumlahnya mencapai 385.094. Adapun peningkatan ini tentunya merupakan hasil kerja sama dari seluruh pihak, terutama tenaga kesehatan.

Dokter Kepala Instalasi Gawat Darurat salah satu rumah sakit di Jakarta dr. Gia Pratama Putra mengatakan ada 3 fase yang harus dihadapi selama menangani pasien COVID-19. Di fase pertama, dokter harus meyakinkan pasien positif COVID-19 bahwa penyakit ini bisa dilalui. Hal ini mengingat keyakinan berperan penting dalam proses penyembuhan.


"Keyakinan akan kesembuhan adalah 50% kesembuhan. Virus ini sebenarnya bisa kalah dengan daya tahan tubuh kita sendiri. Jadi biarkanlah bapak ibu, tidak usah fokus pada penyakitnya. Biarkan dokter-dokter kita yang fokus pada penyakitnya. Bapak ibu fokuslah menjaga diri dan kesehatan," katanya dikutip dari situs covid.go.id, Sabtu (14/11/2020).


Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bertema 'Antara Pengobatan dan Pencegahan: Pilih Mana?', Jumat (13/11/2020).


Selanjutnya di fase kedua, dokter harus memberi semangat saat pasien menjalani isolasi. Adanya larangan pasien untuk bertemu keluarga atau teman membuat dokter harus bisa memposisikan diri menjadi keluarga kedua pasien.


Selanjutnya di fase ketiga, dokter harus dihadapkan dengan dua kemungkinan antara lain kesembuhan pasien dan hasil yang tidak diinginkan yakni, meninggalnya pasien COVID-19. Oleh karena itu, dr. Gia mengimbau agar masyarakat mencegah penyakit dibading mengobati.

https://kamumovie28.com/movies/blood-in-the-water/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar