Selasa, 16 Maret 2021

DKI Sumbang 1.555 Kasus, Ini Sebaran 5.589 Kasus Baru COVID-19 RI 15 Maret

 Pemerintah melaporkan penambahan 5.589 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Senin (15/3/2021). Total pasien terkonfirmasi saat ini 1.425.044 kasus COVID-19.

DKI Jakarta kembali menjadi provinsi dengan penambahan kasus COVID-19 tertinggi yakni 1.555, disusul dengan Jawa Barat dengan 1.334 kasus, dan Jawa Tengah sebanyak 700 kasus.


Detail penambahan kasus COVID-19 adalah sebagai berikut.


Kasus positif bertambah 5.589 menjadi 1.425.044

Pasien sembuh bertambah 6.830 menjadi 1.249.947

Pasien meninggal bertambah 147 menjadi 38.573

Sebelumnya, pada Minggu (14/3/2021), tercatat jumlah kasus positif sebanyak 1.419.455, sembuh 1.243.117, dan meninggal sebanyak 38.426.


Sebaran kasus positif COVID-19 pada Senin (15/3/2021) adalah sebagai berikut:


DKI Jakarta: 1.555 kasus

Jawa Barat: 1.334 kasus

Jawa Tengah: 700 kasus

Banten: 290 kasus

Jawa Timur: 257 kasus

Kalimantan Timur: 205 kasus

Kalimantan Selatan: 175 kasus

DI Yogyakarta: 140 kasus

Kalimantan Tengah: 125 kasus

Sumatera Utara: 102 kasus

Bali: 100 kasus

Nusa Tenggara Timur: 83 kasus

Riau: 69 kasus

Sumatera Selatan: 57 kasus

Sulawesi Selatan: 54 kasus

Bangka Belitung: 49 kasus

Lampung: 47 kasus

Kalimantan Utara: 45 kasus

Papua: 45 kasus

Nusa Tenggara Barat: 42 kasus

Sulawesi Tengah: 30 kasus

Sumatera Barat: 22 kasus

Maluku Utara: 20 kasus

Bengkulu: 9 kasus

Papua Barat: 8 kasus

Jambi: 5 kasus

Kepulauan Riau: 4 kasus

Sulawesi Utara: 4 kasus

Maluku: 4 kasus

Sulawesi Tenggara: 3 kasus

Sulawesi Barat: 3 kasus

Aceh: 0 kasus

Kalimantan Barat: 0 kasus

https://maymovie98.com/movies/emma-5/


Distribusi Ditunda, Menkes Sebut Vaksin AstraZeneca Kedaluwarsa Mei 2021


 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut vaksin AstraZeneca akan kedaluwarsa Akhir Mei 2021. Sementara itu, distribusi dan penggunaannya masih akan ditunda sehubungan dengan beberapa kasus pembekuan darah di Eropa.

Menurut Menkes, penundaan vaksinasi AstraZeneca dilakukan lantaran menunggu konfirmasi lebih lanjut dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


"Untuk konservatismenya BPOM menunda dulu implementasi AstraZeneca sambil menunggu konfirmasi dari WHO," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI Senin (15/3/2021).


Menurut Budi, saat ini WHO masih mengkaji lebih lanjut kaitan antara laporan pembekuan darah dengan vaksin AstraZeneca. Namun, otoritas kesehatan Inggris disebut Budi menegaskan kejadian pembekuan darah pasca disuntik tak ada kaitannya dengan vaksin AstraZeneca.


"AstraZeneca ini memang sempat keluar di beberapa negara Eropa mengamati adanya gangguan di darah kemudian mereka menghentikan, sampai sekarang berita yang kami terima dari WHO mereka masih teliti," bebernya.


Lebih lanjut, Menkes Budi menjelaskan aspek kehalalan vaksin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) ditargetkan keluar sertifikasinya dua hari ke depan. Budi juga menjelaskan masa expired vaksin AstraZeneca.


"Karena memang betul AstraZeneca ini expired date-nya di akhir Mei," beber Menkes Budi, menyinggung masa kedaluwarsa.


Sebagai catatan, vaksin AstraZeneca memiliki aturan pakai yang berbeda dibanding vaksin Sinovac. Jika pemberian dosis 1 dan 2 pada vaksin Sinovac membutuhkan jeda 14 hari, vaksin AstraZeneca butuh waktu lebih panjang antara 9 hingga 12 minggu.


"Yang critical itu sebenarnya AstraZeneca, karena AstraZeneca sudah datang, biasanya itu ada 6 bulan sampai 1 tahun, ini kita baru tahu expired akhir Mei, padahal kan kita tahu bedanya (interval pemberian dosis pertama hingga kedua) 9 sampai 12 minggu, dan kita juga menunggu rilis dari BPOM (terkait isu pembekuan darah)," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/emma-4/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar