Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut vaksin AstraZeneca akan kedaluwarsa Akhir Mei 2021. Sementara itu, distribusi dan penggunaannya masih akan ditunda sehubungan dengan beberapa kasus pembekuan darah di Eropa.
Menurut Menkes, penundaan vaksinasi AstraZeneca dilakukan lantaran menunggu konfirmasi lebih lanjut dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Untuk konservatismenya BPOM menunda dulu implementasi AstraZeneca sambil menunggu konfirmasi dari WHO," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI Senin (15/3/2021).
Menurut Budi, saat ini WHO masih mengkaji lebih lanjut kaitan antara laporan pembekuan darah dengan vaksin AstraZeneca. Namun, otoritas kesehatan Inggris disebut Budi menegaskan kejadian pembekuan darah pasca disuntik tak ada kaitannya dengan vaksin AstraZeneca.
"AstraZeneca ini memang sempat keluar di beberapa negara Eropa mengamati adanya gangguan di darah kemudian mereka menghentikan, sampai sekarang berita yang kami terima dari WHO mereka masih teliti," bebernya.
Lebih lanjut, Menkes Budi menjelaskan aspek kehalalan vaksin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) ditargetkan keluar sertifikasinya dua hari ke depan. Budi juga menjelaskan masa expired vaksin AstraZeneca.
"Karena memang betul AstraZeneca ini expired date-nya di akhir Mei," beber Menkes Budi, menyinggung masa kedaluwarsa.
Sebagai catatan, vaksin AstraZeneca memiliki aturan pakai yang berbeda dibanding vaksin Sinovac. Jika pemberian dosis 1 dan 2 pada vaksin Sinovac membutuhkan jeda 14 hari, vaksin AstraZeneca butuh waktu lebih panjang antara 9 hingga 12 minggu.
"Yang critical itu sebenarnya AstraZeneca, karena AstraZeneca sudah datang, biasanya itu ada 6 bulan sampai 1 tahun, ini kita baru tahu expired akhir Mei, padahal kan kita tahu bedanya (interval pemberian dosis pertama hingga kedua) 9 sampai 12 minggu, dan kita juga menunggu rilis dari BPOM (terkait isu pembekuan darah)," pungkasnya.
https://maymovie98.com/movies/clean-hands/
Update Vaksinasi COVID-19: Sudah 4.166.862 Penerima Dosis 1 Per 15 Maret
Per 15 Maret 2021, vaksin COVID-19 dosis 1 telah disuntikkan ke 4.166.862 orang, mencakup 10,33 persen dari total sasaran vaksinasi hingga tahap 2.
Angka tersebut terdiri dari 1.418.620 SDM kesehatan (96,59 persen), 2.406.659 petugas publik (11,82 persen), dan 701.583 lansia (3,26 persen).
Dalam laporan sebelumnya pada 14 Maret 2021, tercatat dosis 1 vaksin COVID-19 diberikan ke 4.020.124 orang. Artinya, hari ini terdapat penambahan sebanyak 146.738 orang.
Sedangkan dosis 2 sudah berikan ke 1.572.786 orang, mencakup 3,9 persen dari total sasaran vaksinasi hingga tahap 2.
Angka tersebut terdiri dari 1.183.715 SDM kesehatan (80,59 persen), 383.920 petugas publik (2,22 persen), dan 5.151 lansia (0,02 persen).
Kemarin, tercatat dosis 2 telah diberikan kepada 1.460.222 orang sehingga hari hari ini terdapat penambahan penerima vaksin sebanyak 112.564 orang.
Berdasarkan laporan Kemenkes, berikut rincian update vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Senin (15/3/2021) hingga pukul 14.00 WIB:
Total Sasaran Vaksinasi: 181.554.465
Total SDM Kesehatan, Petugas Publik, dan Lansia: 40.349.051
Total Penerima Vaksinasi-1: 4.166.862
Total Penerima Vaksinasi-2: 1.572.786
Target SDM Kesehatan: 1.468.764
Vaksinasi-1 SDM Kesehatan: 1.418.620
Vaksinasi-2 SDM Kesehatan: 1.183.715
Target Petugas Publik:13.327.169
Vaksinasi-1 Petugas Publik: 2.406.659
Vaksinasi-2 Petugas Publik: 383.920
Target Lansia: 21.553.118
Vaksinasi-1 Lansia: 701.583
Vaksinasi-2 Lansia: 5.151
Tidak ada komentar:
Posting Komentar