Sudah setahun lebih lamanya virus Corona mewabah di Indonesia. Selama itu pula tenaga kesehatan berjuang di garis terdepan dalam merawat pasien COVID-19.
Berbagai kisah, baik senang maupun duka, telah dirasakan oleh para tenaga kesehatan. Di Hari Perawat Nasional yang jatuh pada 17 Maret ini, seorang perawat dari RSD Wisma Atlet, Evy Ina Sasauw, membagikan kisahnya setelah setahun merawat pasien COVID-19.
Evy mengatakan sejak pandemi COVID-19, ia mendapatkan pengalaman yang sangat berbeda, terutama ketika bertugas di Wisma Atlet.
"Biasanya kami hanya menggunakan handscoon dan masker, tetapi karena pandemi kami harus memakai APD lengkap dengan kondisi APD yang begitu panas selama kurang lebih 8 jam," kata Evy dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 di YouTube, Rabu (17/3/2021).
"Jadi terkadang kami harus menahan haus, lapar, menahan untuk buang air, dan tidak boleh sedikit pun kami lalai, entah melepas atau robek, harus benar-benar disiplin sampai pelepasan APD, mandi, bersih-bersih, dan ganti pakaian," tambahnya.
Evy pun mengaku takut tertular COVID-19. Terlebih sudah banyak teman sejawatnya yang menjadi korban akibat penyakit ini. Namun, karena banyaknya dukungan dari teman dan keluarga, ia tetap semangat dalam berjuang di garis terdepan.
"Kami di sini memang takut tertular virus COVID, tetapi kami yakin sudah menerapkan protokol yang sesuai, dengan pemakaian APD dan lain-lain," jelasnya.
"Support dari keluarga juga sangat mendukung untuk kami tetap sehat, tetap semangat dalam melayani pasien," ungkapnya.
Evi menjelaskan, di Wisma Atlet banyak pasien yang mengalami stres karena harus jauh dari keluarga. Kemudian, adanya stigma negatif dari lingkungan sekitar pun menambah beban mental para pasien COVID-19.
Meski begitu, ia dan perawat lainnya terus mencoba untuk menghibur pasien dengan cara mengajak ngobrol, bernyanyi, bahkan membuat video TikTok bersama.
"Sementara dengan teman-teman sejawat biasanya saling memberi support lewat kata-kata atau teriakan, atau tulisan yang kami tuliskan di hazmat, biar sesama nakes tetap semangat melayani pasien," Ucap Evy.
Selain itu, Evy juga merasa sangat bahagia ketika melihat ada pasien COVID-19 yang sembuh dan bisa pulang ke rumah. Tak jarang kepulangan para pasien turut dirayakan bersama oleh tenaga kesehatan di Wisma Atlet.
"Ketika kita melihat pasien yang begitu senang, begitu gembira ketika diizinkan pulang, senangnya luar biasa. Dan kami jadi ikut semangat, ikut bahagia melihat kegembiraan mereka," tuturnya.
https://indomovie28.net/movies/montreux-comedy-festival-la-boum/
Suami Wajib Tahu! 4 Titik Terlarang yang Harus Dihindari Saat Bercinta
Untuk mendapatkan sesi bercinta yang panas dan nikmat, para pasangan tentunya harus memahami kebutuhan satu sama lain dengan cara menjelajah dan mencoba berbagai hal bersama. Salah satu cara untuk memahami hal tersebut adalah melalui sentuhan sensual.
Pada wanita, melakukan sentuhan sensual sebagai sesi 'pemanasan' sebelum bercinta justru dapat membuatnya menjadi lebih mudah mencapai orgasme. Namun, alih-alih menjelajah zona erotis atau area sensitif pasangan, menyentuh beberapa bagian pada tubuh pasangan, khususnya wanita ternyata malah bisa membuat wanita menjadi tidak nyaman saat bercinta.
Oleh sebab itu, penting bagi para pria untuk mengetahui area sensitif wanita agar tidak merusak suasana saat bercinta. Pasalnya, menyentuh beberapa bagian ini dapat membuat wanita merasa kesakitan.
Dikutip dari laman Times of India, berikut 4 bagian tubuh wanita yang para pria tak boleh sentuh selama berhubungan intim.
1. Kepala clitoris
Seperti diketahui, clitoris merupakan zona paling sensitif yang memiliki banyak saraf. Namun, menstimulasi bagian kepala clitoris ternyata dapat menyebabkan rasa nyeri bagi para wanita. Dengan demikian, kamu bisa mencoba memainkan area di sekitar lingkaran atau pada batang clitoris.
2. Serviks
Menyentuh bagian serviks saat berhubungan seks merupakan salah satu tanda berbahaya. Pasalnya, serviks merupakan bagian sempit yang menghubungkan vagina dengan uterus dan merupakan tempat di mana bayi tumbuh berkembang. Jadi, serviks bukan merupakan bagian yang dapat disentuh oleh pria. Oleh sebab itu, para pasangan dapat mengubah posisi yang menawarkan penetrasi lebih sedikit.
3. Kaki
Jika wanita menggunakan kaus kaki saat bercinta, maka sebaiknya kamu tidak menyentuh bagian kakinya. Menurut sebuah studi dari John Hopkins University, memakai kaus kaki saat berhubungan seks dapat membuat pria dan wanita lebih mudah mencapai klimaks dan orgasme. Selain itu, menyentuh kaki wanita saat bercinta dapat menyebabkan wanita menjadi tidak fokus, sehingga ia akan kesulitan mencapai orgasme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar