Tidur mendengkur atau ngorok kerap dianggap sebagai salah satu akibat dari aktivitas yang melelahkan dan merupakan tanda seseorang tidur dengan nyenyak. Padahal, mendengkur justru bisa berbahaya, lho.
Mendengkur saat tidur dapat berbahaya lantaran suara dengkuran tersebut muncul akibat saluran pernapasan yang tersumbat. Adanya gangguan pernapasan saat tidur ini dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia atau penurunan kadar oksigen dalam tubuh.
Menurut dr Andreas Prasadja, RPSGT dari Snoring & Sleep Disorder Clinic, Rumah Sakit Mitra Kemayoran, mendengkur merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami hipersomnia atau gangguan tidur yang menyebabkan rasa kantuk berlebihan.
"Salah satu penyebab hypersomnia yang paling umum adalah sleep apnea (gangguan pernapasan saat tidur), jadi sleep apnea itu gejalanya sederhana, mendengkur dan hipersomnia," kata dr Ade, sapaannya, pada acara Virtual Media Briefing dalam rangka memperingati World Sleep Day 2021, Selasa (16/3/2021).
Di Indonesia, mendengkur saat tidur kerap dianggap sesuatu yang wajar dan biasa terjadi saat tertidur. Padahal, hal tersebut justru menyebabkan seseorang menjadi mudah mengantuk akibat kualitas tidur yang buruk dan turunnya kadar oksigen dalam tubuh.
"Akibatnya, bangun gak segar, siang mengantuk, akibatnya jadi hypersomnia (kantuk berlebihan). Yang terjadi pada tubuh, tentu saja kualitas tidurnya buruk, oksigennya turun naik, kerja jantung jadi berat," ujarnya.
Lebih lanjut, dr Ade turut menjelaskan tips menghindari agar seseorang tidak mendengkur saat tidur, yakni dengan menjaga fungsi hidung sejak masih kecil. Sementara itu, bagi orang dewasa yang sering kali mendengkur saat tidur, maka sejumlah cara mengatasinya adalah dengan menjaga berat badan, menghindari rokok dan alkohol, serta memilih posisi tidur yang tepat.
"Kalau yang sudah dewasa, agar tidak sleep apnea caranya bisa menjaga berat badan jangan sampai naik, jangan merokok, jangan (mengonsumsi) alkohol sama sekali, kemudian tidur dalam posisi miring atau setengah duduk," jelas dr Ade.
https://indomovie28.net/movies/forever-love/
Posisi Bayi Sungsang, Bisakah Persalinan dengan Bidan?
Bayi sungsang yang akan segera lahir tentunya membutuhkan penanganan khusus. Ternyata, melahirkan bayi sungsang tidak bisa ditangani oleh seorang bidan, lho.
Secara umum, saat usia kehamilan memasuki masa 36 minggu atau menjelang waktu persalinan, posisi kepala bayi sudah berada di bawah agar mempermudah bayi memasuki jalan lahir. Sementara itu, pada bayi sungsang, posisi bayi berada dalam posisi yang tidak optimal untuk bisa melewati jalan lahir.
Artinya, jika bayi sungsang hanya dilakukan melalui persalinan normal, maka hal tersebut bisa berisiko. Menurut seorang bidan bernama Dini Octavia Kusuma Wardani, Amd, Keb, ST, MM, sungsang merupakan kondisi patologi yang dialami bayi saat berada di dalam kandungan.
Disebutkan, hanya dokter yang memiliki wewenang untuk menangani proses persalinan bayi sungsang, sedangkan bidan tidak memiliki wewenang tersebut.
Untuk persalinan bisa ditolong oleh bidan jika benar-benar fisiologi. Bidan tidak boleh menangani kondisi patologi. Posisi bayi sungsang termasuk patologi dan bukan wewenang bidan, kecuali ada kerja sama dengan dokter kandungan," kata Dini, dikutip dari HaiBunda.
https://indomovie28.net/movies/ill-love-you-forever-tonight/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar