Bayi sungsang yang akan segera lahir tentunya membutuhkan penanganan khusus. Ternyata, melahirkan bayi sungsang tidak bisa ditangani oleh seorang bidan, lho.
Secara umum, saat usia kehamilan memasuki masa 36 minggu atau menjelang waktu persalinan, posisi kepala bayi sudah berada di bawah agar mempermudah bayi memasuki jalan lahir. Sementara itu, pada bayi sungsang, posisi bayi berada dalam posisi yang tidak optimal untuk bisa melewati jalan lahir.
Artinya, jika bayi sungsang hanya dilakukan melalui persalinan normal, maka hal tersebut bisa berisiko. Menurut seorang bidan bernama Dini Octavia Kusuma Wardani, Amd, Keb, ST, MM, sungsang merupakan kondisi patologi yang dialami bayi saat berada di dalam kandungan.
Disebutkan, hanya dokter yang memiliki wewenang untuk menangani proses persalinan bayi sungsang, sedangkan bidan tidak memiliki wewenang tersebut.
Untuk persalinan bisa ditolong oleh bidan jika benar-benar fisiologi. Bidan tidak boleh menangani kondisi patologi. Posisi bayi sungsang termasuk patologi dan bukan wewenang bidan, kecuali ada kerja sama dengan dokter kandungan," kata Dini, dikutip dari HaiBunda.
Dini mengatakan, bahwa seorang ibu hanya bisa melahirkan bayinya di bidan jika ibu serta bayinya dalam kondisi normal. Biasanya, sebelum melahirkan di bidan, ibu akan terlebih dahulu menjalani sejumlah pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan tersebut meliputi skrining awal di laboratorium yang juga termasuk tes darah untuk mendeteksi hepatitis dan HIV, posisi bayi dalam kandungan, dan kesehatan ibu guna memastikan apakah persalinan dapat dilakukan di bidan.
"Hasil laboratorium di awal kehamilan trimester satu dan tiga bagus, pemeriksaan normal tidak ada kelainan patologis, itu bisa ditolong bidan. Kalau ada tanda-tanda preeklampsia berat, sungsang, ketuban pecah dini, ibu darah tinggi, bidan tidak bisa menanganinya. Tapi, mungkin bisa kolaborasi dengan dokter kandungan kalau ada izin praktik dengan dokter," pungkas Dini.
Selain bayi sungsang, ternyata bidan juga tidak bisa menjalani operasi caesar, lho. Mengapa begitu?
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
https://indomovie28.net/movies/everything-is-forever/
Viral Diidap Mahasiswi Gegara Kuliah Online, Ini Fakta Piriformis Syndrome
Viral, seorang mahasiswi kedokteran gigi bernama Waode Nur Anisa mengalami piriformis syndrome akibat terlalu lama duduk saat kuliah online. Ia mengeluhkan rasa nyeri di bagian bawah lutut hingga bokong.
"Pada sekitar bulan Juni saya sudah merasakan agak sakit pada saat duduk. Pertama rasa sakitnya itu muncul di bawah lutut, lama kelamaan saya merasa sakit pada saat saya duduk di bagian bokong," kata Anisa, seorang mahasiswi di Makassar, saat dihubungi detikcom, Selasa (16/3/2021).
Kisah ini bermula ketika Anisa mulai mengikuti perkuliahan secara online. Disebutkan, ia bisa duduk selama 15 jam sehari untuk kuliah online.
Hingga akhirnya, ia mengeluhkan rasa sakit di bagian bawah lutut hingga ke bokong setiap kali sedang duduk. Ketika memeriksakan diri ke dokter, Anisa divonis mengidap piriformis syndrome.
Apa penyebab seseorang mengidap piriformis syndrome?
Menurut dokter ortopedi dari RS Royal Progress Sunter Jakarta Utara, dr Bobby Nelwan, SpOT(K), selain karena duduk terlalu lama, piriformis syndrome juga bisa dipicu oleh aktivitas olahraga dengan intensitas berat.
Lebih lanjut, dr Bobby mengatakan bahwa piriformis syndrome dapat terjadi akibat terjepitnya saraf di area bokong, yang kemudian memicu kontraksi otot atau tertekannya saraf sciatic.
"Kumpulan gejala akibat terjepitnya saraf karena saraf yang berada di belakang cukup besar, saraf itu melewati bawahnya otot piriformis, bawahnya piriformis," jelas dr Bobby saat dihubungi detikcom Rabu (17/3/2021).
"Dia kalu kita duduk, spasme, dia akan terjepit dan tertekan piriformisnya itu, menekan sciatic neurve, maka dia akan terasa sakit pada daerah bokong kemudian bisa sampai di paha," lanjutnya.
Lantas apa risikonya jika mengalami piriformis syndrome? Klik halaman selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar