Personel GFRIEND, Eunha, memutuskan rehat dari panggung K-Pop karena masalah peradangan kornea mata. Sebelumnya Eunha diketahui sempat tampil sambil memakai penutup mata.
"Eunha didiagnosis dengan peradangan kornea dan mengikuti nasehat dokter harus beristirahat agar kondisinya tidak memburuk. Kami memutuskan dia akan istirahat selama tiga hari mulai dari sekarang," tulis agensi GFRIEND, Source Music, kemarin seperti dikutip dari Soompi pada Rabu (11/11/2020).
Dikutip dari Mayo Clinic, radang kornea atau disebut juga keratitis ditandai dengan mata yang tampak merah dan terasa nyeri. Seseorang juga bisa mengalami semacam gangguan pada penglihatannya.
Kondisi keratitis yang ringan biasanya bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat tanpa menyebabkan gangguan serius. Namun, pada kasus parah, keratitis yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen
Berikut beberapa hal yang diketahui bisa menyebabkan peradangan kornea:
1. Lensa kontak
Infeksi oleh bakteri, virus, fungi, dan parasit yang terjadi di daerah kornea mata diketahui dapat menyebabkan peradangan. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang memakai lensa kontak yang kotor sehingga kuman penyakit dapat menempel dan menginfeksi mata.
2. Cedera
Cedera yang terjadi di bagian kornea mata dapat memicu peradangan. Biasanya ini terjadi ketika ada benda asing yang masuk ke mata melukai atau menggores permukaan kornea.
Permukaan kornea yang terluka juga bisa jadi tempat masuk bagi kuman penyakit penyebab infeksi.
3. Air kotor
Beberapa orang bisa mengalami masalah peradangan ketika matanya terpapar oleh air yang terkontaminasi, misalnya ketika berenang di laut, sungai, atau kolam renang. Di dalam air tersebut terdapat kuman penyakit yang dapat menginfeksi mata.
https://cinemamovie28.com/movies/pitch-perfect/
Waspada, Ahli Yakin COVID-19 Bisa Pengaruhi Kesuburan Pria
Sebuah studi baru di Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller menemukan potensi dampak COVID-19, terhadap kesuburan pria dan penyakit menular seksual. Para peneliti melihat jaringan saat mengotopsi enam jenazah pasien COVID-19 dan menemukan virus tersebut masih ada di testis mereka.
Selain itu, para peneliti juga menemukan COVID-19 pada testis pasien pria yang berusia 28 tahun. Ia sempat terinfeksi COVID-19 dan sudah sembuh tanpa menunjukkan adanya gejala.
"Kami juga mengidentifikasi keberadaan virus pada seorang pria yang menjalani biopsi testis terkait kemandulan, tapi memiliki riwayat COVID-19 sebelumnya," kata Dr Ranjith Ramasamy yang merupakan profesor dan direktur urologi reproduksi di Militer School, dikutip dari New York Post, Rabu (11/11/2020).
"Jadi pasien dinyatakan negatif dan tidak menunjukkan gejala setelah terkena COVID-19, tetapi masih menunjukkan adanya virus di dalam testis. Penemuan ini baru, luar biasa, dan tentunya layak untuk dieksplorasi lebih lanjut," lanjutnya.
Penelitian tersebut juga mempertanyakan berapa banyak virus yang perlu ada di testis untuk dideteksi dalam air mani dan yang menyebabkannya bisa ditularkan secara seksual.
"Saya cukup yakin, 20-30 persen pria akan mengalami semacam gangguan kesuburan di masa depan," kata Dr Ramasamy.
Untuk memahami sepenuhnya tentang hal ini, harus dilakukan lebih banyak penelitian. Hal ini untuk mengetahui bagaimana jaringan testis merespons COVID-19. Dr Ramasamy juga merekomendasikan pria dari segala usia yang terinfeksi COVID-19 dan mengalami nyeri testis harus menemui ahli urologi.
"Nyeri testis bersama gejala lain bisa menjadi tanda bahwa COVID-19 telah memasuki testis, dan jika pria memikirkan tentang kesuburan dan/atau testosteron rendah, baik saat ini atau di masa depan. Mereka juga harus memeriksakan kadar testosteron mereka dengan darah," menurut Dr Ramasamy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar