Viral, seorang mahasiswi kedokteran gigi bernama Waode Nur Anisa mengalami piriformis syndrome akibat terlalu lama duduk saat kuliah online. Ia mengeluhkan rasa nyeri di bagian bawah lutut hingga bokong.
"Pada sekitar bulan Juni saya sudah merasakan agak sakit pada saat duduk. Pertama rasa sakitnya itu muncul di bawah lutut, lama kelamaan saya merasa sakit pada saat saya duduk di bagian bokong," kata Anisa, seorang mahasiswi di Makassar, saat dihubungi detikcom, Selasa (16/3/2021).
Kisah ini bermula ketika Anisa mulai mengikuti perkuliahan secara online. Disebutkan, ia bisa duduk selama 15 jam sehari untuk kuliah online.
Hingga akhirnya, ia mengeluhkan rasa sakit di bagian bawah lutut hingga ke bokong setiap kali sedang duduk. Ketika memeriksakan diri ke dokter, Anisa divonis mengidap piriformis syndrome.
Apa penyebab seseorang mengidap piriformis syndrome?
Menurut dokter ortopedi dari RS Royal Progress Sunter Jakarta Utara, dr Bobby Nelwan, SpOT(K), selain karena duduk terlalu lama, piriformis syndrome juga bisa dipicu oleh aktivitas olahraga dengan intensitas berat.
Lebih lanjut, dr Bobby mengatakan bahwa piriformis syndrome dapat terjadi akibat terjepitnya saraf di area bokong, yang kemudian memicu kontraksi otot atau tertekannya saraf sciatic.
"Kumpulan gejala akibat terjepitnya saraf karena saraf yang berada di belakang cukup besar, saraf itu melewati bawahnya otot piriformis, bawahnya piriformis," jelas dr Bobby saat dihubungi detikcom Rabu (17/3/2021).
"Dia kalu kita duduk, spasme, dia akan terjepit dan tertekan piriformisnya itu, menekan sciatic neurve, maka dia akan terasa sakit pada daerah bokong kemudian bisa sampai di paha," lanjutnya.
https://indomovie28.net/movies/forever-2/
Lantas apa risikonya jika mengalami piriformis syndrome? Klik halaman selanjutnya.
Apa risiko dari piriformis syndrome?
dr Bobby menjelaskan, apabila tak segera mendapat penanganan yang tepat, piriformis syndrome bisa berisiko mengakibatkan kelumpuhan. Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu lama saat duduk.
"Risikonya kalau misal dia kronik bisa terjadi kelumpuhan, bisa drop foot (bagian depan kaki sulit diangkat) karena kan saraf yang bermasalah di sini," lanjut dr Bobby.
"Kalau saraf yang kena, lama kelamaan makin parah ya lumpuh, kakinya jatoh, drop foot," pungkasnya.
Bagaimana cara mencegah piriformis syndrome?
Menurut dr Bobby, ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya piriformis syndrome, di antaranya sebagai berikut.
1. Hindari duduk di alas yang keras
Penting bagi kita untuk memastikan alas tempat duduk senyaman mungkin. Pasalnya, kata dr Bobby, hal ini dapat meminimalisir kemungkinan saraf terjepit.
"Alasnya harus lembut supaya dia bisa mengurangi tekanan pada daerah piriformis sehingga sarafnya tidak tertekan," bebernya.
2. Batasi lama waktu duduk
dr Bobby menyarankan untuk sebisa mungkin melakukan peregangan setiap kali duduk selama 20 menit demi mencegah terjadinya piriformis syndrome.
"Memperhatikan waktu nggak boleh dari 20 menit," tuturnya.
https://indomovie28.net/movies/live-forever-the-rise-and-fall-of-brit-pop/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar