Senin, 02 November 2020

Penyebab Pasti Masih Diselidiki, Sudah 83 Warga Korsel Meninggal Usai Vaksin Flu

 Sejak kematian warga Korea Selatan usai suntik vaksin flu pertama kali dilaporkan, kini jumlahnya terus bertambah. Ada 83 orang warga Korea Selatan yang meninggal usai suntik vaksin flu.

Total kematian warga Korsel yang dilaporkan ini disampaikan pada Sabtu (31/10/2020). Lantas apa penyebabnya? Masihkah diselidiki?


"Total 83 orang, sebagian besar adalah lansia, meninggal setelah diberikan vaksin flu musiman," ungkap badan kesehatan masyarakat Korea Selatan, Sabtu (31/10/2020).


Laporan kematian yang terus bertambah memicu kecemasan warga Korea Selatan. Namun, dipastikan laporan kematian ini tidak berkaitan dengan vaksin flu.


Dari total yang dilaporkan, 37 orang sudah berusia lanjut yaitu 70-an. Sementara 34 orang lainnya berusia 80 tahun ke atas.


"Delapan di bawah 60 dan empat berusia 60-an," kata KDCA beberapa waktu lalu.


Dikutip dari The Korea Herald, sebelas kasus lainnya saat ini masih diselidiki. Otoritas kesehatan berulang kali menegaskan bahwa mereka tak menemukan kaitan langsung antara suntikan vaksin flu dengan kematian.


Otoritas kesehatan Korsel juga mengajak warganya agar tetap mendapatkan vaksinasi flu sebelum musim dingin di tengah pandemi Corona. Hal ini untuk menghindari terpapar keduanya, yang diyakini bisa lebih buruk.


Sejauh ini, lebih dari 11,5 juta warga Korea Selatan menerima vaksin flu gratis di Korsel, terhitung 60,9 persen dari tingkat vaksinasi untuk sekitar 19 juta orang, termasuk remaja dan warga lanjut usia.


Umumnya, musim flu tiba antara akhir November dan Desember. Mengingat vaksin flu menimbulkan antibodi berkembang di dalam tubuh sekitar dua minggu setelah vaksinasi, para ahli merekomendasikan orang untuk mendapatkan suntikan flu pada pertengahan November.


Beberapa waktu lalu, 20 hasil otopsi awal dari kepolisian dan tim forensik setempat mengungkap bahwa 13 orang yang meninggal di antaranya disebabkan penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, dan penyakit lain yang disebabkan oleh vaksinasi.

https://kamumovie28.com/seondal-man-sells-river-2016/


Kondisi Terkini Wuhan, Tempat COVID-19 Pertama Merebak yang Jadi Pusat Wisata


Tempat virus Corona pertama muncul, di Kota Wuhan, China, kini disebut sudah kembali normal. Hal ini dibuktikan setelah hampir setahun jadi tempat penyebaran virus, kini berubah menjadi pusat wisata utama di China.

Di perayaan raksasa Asia yang berlangsung dari 1-7 Oktober 2020, provinsi Hubei telah menarik lebih dari 52 juta wisatawan. Sementara di Wuhan, menurut departemen budaya dan pariwisata provinsi menerima pengunjung sebanyak 19 juta orang.


Namun disisi lain, virus di kota yang dijuluki sebagai 'kota heroik' oleh Presiden China Xi Jinping ini menjadi kenangan tidak menyenangkan. Dalam rangka Hari Nasional Republik Rakyat China, pemerintah Xi Jinping mengadakan flashmob di sebuah stasiun kereta di Wuhan.


"Wuhan terlahir kembali setelah COVID-19 dengan lebih banyak kekuatan dan vitalitas," kata Hua Chunying, wakil direktur Departemen informasi Kementerian Luar Negeri yang dikutip dari BBC, Sabtu (31/10/2020).


Agustus lalu, pemerintah Hubei mengumumkan sekitar 400 tempat wisata di sana akan dibuka untuk pengunjung dari seluruh negeri secara gratis. Sejak tanggal 8 Agustus kemarin hingga akhir tahun.


Meski begitu, jumlah pengunjung ke wisata Wuhan tetap dibatasi hingga 50 persen dari kapasitas maksimum. Pengunjung tetap harus dicek suhu tubuhnya.


Banyak turis yang memilih mengunjungi Menara Bangau Kuning bersejarah yang terletak di pusat kota Wuhan. Bangunan yang dibangun pada 1981 silam adalah salah satu situs masuk gratis yang disponsori pemerintah China.


Dikutip dari Xinhua, setidaknya seribu agen perjalanan dan lebih dari 350 hotel bergabung dalam kampanye pemerintah. Mereka juga memberikan penawaran diskon wisata kepada pengunjung.


Beberapa ahli dan analisis menilai 'kebangkitan' Wuhan sebagai tujuan wisata menunjukkan kepercayaan orang China dalam penanganan pandemi COVID-19 yang berhasil oleh otoritas lokal. Sekaligus meningkatkan peluang emas untuk memperbaiki industri yang sempat terpukul imbas pandemi COVID-19.


Vincent Ni, seorang ahli di China untuk layanan dunia BBC, menunjukkan pemerintah China mungkin memang menggunakan Wuhan untuk tujuan propaganda. Tetapi, kampanye itu 'berdasarkan fakta' yang menunjukkan bahwa situasi COVID-19 telah membaik.


Sementara itu, 20 Oktober kemarin, ada 38 pasangan yang baru menikah menghadiri pernikahan secara kelompok, beberapa di antaranya telah menunda pernikahan mereka sebelumnya karena virus Corona.


"Orang-orang tahu bahwaWuhan lebih baik, tidak ada yang akan mengunjungi kota itu jika ada virus Corona. Orang-orang China itu bersedia melakukan perjalanan keWuhan, yang dulunya merupakan episentrumCOVID-19 dan ini, dari sudut pandang pemerintah, adalah kemenangan," kata Vincent Ni.

https://kamumovie28.com/pixels-2015/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar