CT Value menjadi patokan jumlah virus pada tubuh pasien COVID-19. Namun dokter meluruskan, angka CT Value tidak selalu bisa menunjukan status aman-tidak aman pasien.
Dalam kesempatan wawancara sebelumnya, pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menjelaskan, CT Value adalah jumlah siklus dalam PCR yang dilakukan untuk mencari materi genetik virus dari sampel lendir atau hasil swab. Akan tetapi, angka nilai value berbanding terbalik dengan jumlah materi genetik virus.
Semakin tinggi angka CT Value dalam pemeriksaan, semakin sedikit jumlah virus dalam tubuh. Maka itu, CT Value yang tinggi kerap disimpulkan sebagai tanda aman bagi pasien.
Dokter mikrobiologi klinis dari Intibios Lab dr Enty, Sp. MK. menjelaskan, pasien dengan dengan CT Value yang sudah tinggi sebenarnya tidak selalu dalam kondisi aman. Jika masih terdapat gejala, pasien masih berpotensi kuat menularkan virus COVID-19 ke orang lain.
"Bisa saja kita sedang berada di fase awal atau akhir, jadi kita sakit tapi tidak sadar. Pas dicek, hasilnya negatif. Itu biasanya diinterpretasikan dokter dengan CT Value dan sebagainya. Tapi CT Value itu tidak serta merta jadi patokan bahwa kalo CT tinggi berarti sudah aman. Belum tentu, karena ada faktor klinis," ujar dr Enty saat ditemui detikcom di Jakarta, Kamis (18/12/2021).
Ia menjelaskan, jumlah virus yang sedikit bisa disebabkan infeksi sudah mau berakhir, atau justru baru memasuki tahap awal. Maka itu, gejala dan faktor klinis yang dikeluhkan pasien juga penting diperhatikan.
"Batasan tinggi itu berapa? Hari ke berapa pemeriksaan dari onset gejala tentu menjadi pertimbangan dalam interpretasi," imbuhnya.
https://nonton08.com/movies/forgetting-sarah-marshall/
Catat! Dua Skema Pemberian Vaksin Corona untuk Lansia
- Vaksinasi Corona tahap kedua yang menyasar kelompok usia lanjut akan dilangsungkan pada minggu depan. Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan ada dua skema pemberian vaksin Corona untuk kelompok lansia.
Pertama yakni secara mandiri. Kelompok lansia sudah mulai bisa mendaftarkan diri melalui website Kementerian Kesehatan dan KPC-PEN di covid-19.go.id.
"Di kedua website tersebut akan tersedia tautan yang dapat di klik sasaran lansia dan di dalamnya terdapat sejumlah pertanyaan yang harus diisi," kata Nadia dalam konferensi pers 'Vaksinasi Bagi Lansia' secara virtual, Jumat (19/2).
Dalam mengisi data tersebut, sasaran vaksinasi COVID-19 lansia dapat dibantu oleh keluarga ataupun pihak RT/RW setempat. Setelah mengisi formulir di salah satu situs tersebut, maka data peserta akan masuk ke Dinas Kesehatan (Dinkes) masing-masing provinsi sesuai dengan domisili.
Dalam link pendaftaran, lansia maupun pendamping akan diminta menjawab beberapa pertanyaan. Saat pelaksanaan vaksinasi, lansia yang memiliki komorbiditas tertentu diharuskan membawa surat rekomendasi dari dokter.
Skema kedua yakni dengan mengikuti program vaksinasi massal yang disediakan oleh organisasi atau institusi yang bekerja sama dengan Kemenkes atau Dinkes kota/kab/provinsi.
Setelah dipastikan ada informasi program vaksinasi massal, organisasi atau institusi tersebut akan melakukan pendataan pada sasaran masyarakat lansia di daerah masing-masing.
"Contoh institusi yang dimaksud seperti organisasi untuk para pensiunan ASN, PEPABRI, ataupun legiun veteran," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar