Dayana merupakan gadis asal Kazakhstan yang mendadak terkenal usai video perbincangannya dengan YouTuber Fiki Naki. Baru-baru ini, ia diterpa isu tidak menyenangkan karena dianggap sombong oleh netizen.
Dayana pun akhirnya melakukan klarifikasi. Menurutnya, semua yang terjadi adalah kesalahpahaman. Kemampuannya berbahasa Inggris kurang baik sehingga timbul ucapan yang tidak dia maksudkan pada awalnya.
"Aku ingin mengucapkan permintaan maaf karena kesalahpahaman yang terjadi di antara kita. Di videoku, aku tidak bicara soal seluruh Indonesia, maksudku adalah haters-ku. Aku bilang kalau aku tidak butuh haters dan aku tidak peduli tentang mereka, tapi kalian pikir maksudku adalah tentang semua orang Indonesia. Bukan," tulis Dayana dalam unggahannya di akun Instagram @demi.demik.
Gadis berusia 18 tahun ini juga memberikan permintaan maaf kepada manajer dari Fiki Naki dan berupaya untuk menjadikannya sebagai sebuah pelajaran berharga.
Dayana pun mengaku bahwa ia sangat bersyukur bisa mengenal Fiki karena ia bisa mengetahui tentang negara Indonesia. Dia pun mengaku bangga bisa sangat terkenal di Indonesia. Ia juga memuji budaya bangsa Indonesia yang meurutnya sangat menarik.
"Aku akan selalu mencintai Indonesia dan menghargai Indonesia. Aku sedih banyak kesalahpahaman yang terjadi. Aku akan mencoba meningkatkan kemampuan bahasa Inggris-ku sehingga tidak akan ada lagi kesalahpahaman! Aku cinta Indonesia," tutup Dayana.
Akibat kesalahpahaman ini, Dayana sempat di-unfollow oleh banyak pengikut dari Indonesia. Jika awalnya ia memiliki 2,2 juta followers, kini tersisa 1,7 juta followers. Live count streaming yang menampilkan jumlah followers Dayana dan Fiki Naki secara real-time juga banyak tersiar di YouTube.
Terpantau, akun Instagram Dayana masih diikuti oleh YouTuber Fiki Naki sejak awal sehingga nampaknya hubungan Dayana dan Fiki Naki masih terjalin dengan baik.
https://maymovie98.com/movies/life-on-the-line/
Telegram dan Signal Populer, WhatsApp Mengaku Ikut Senang
Banyaknya pengguna yang beralih dari WhatsApp ke Telegram dan Signal. Semua memuncak ketika WhatsApp mengeluarkan kebijakan privasi baru yang tidak disangka-sangka memicu kebingungan dan kesalahpahaman pengguna.
Di tengah konferensi pers, WhatsApp APAC Communications Director Sravanthi Dev mengatakan bahwa WhatsApp tidak ada masalah bila penggunanya juga memakai aplikasi punya kompetitor. Malah WhatsApp merasa senang bila pengguna memiliki opsi platform bertukar pesan.
"Sangat penting orang-orang memiliki pilihan untuk memakai aplikasi messaging apapun dan itu bagus. Banyak orang yang memakai aplikasi berbeda-beda. Ada saja teman yang memakai aplikasi tertentu, orang tua pakai aplikasi yang lainnya lagi, teman Anda bisa memakai aplikasi yang berbeda dan tidak biasa, dan itu wajar saja," cetus Sravanthi, Jumat (19/2/2021).
Setelah keluar pengumuman soal kebijakan privasi baru WhatsApp, diketahui kompetitor seperti Telegram dan Signal mengalami kenaikan dalam jumlah pengguna. Diketahui, Telegram menjadi aplikasi non-game yang paling banyak diunduh di seluruh dunia pada Januari 2021.
Firma riset aplikasi mobile Sensor Tower mencatat ada lebih dari 63 juta download di Januari. Angka ini 3,8 kali lipat angka download di bulan yang sama tahun lalu.
Sedangkan untuk Signal, menurut data dari Sensor Tower, aplikasi ini pada awalnya baru di-download secara global sebanyak 246 ribu kali seminggu sebelum WhatsApp mengumumkan aturan privasi baru. Seminggu setelah kebijakan itu diumumkan, download Signal meningkat tajam menjadi 8,8 juta kali.
Lebih lanjut, Sravanthi mengatakan bahwa WhatsApp mengerti bahwa isu keamanan adalah hal yang sangat penting. Karena itu ia menegaskan pihak WhatsApp akan selalu memperhatikan keamanan percakapan antar pengguna dan data-data pribadi yang sensitif lainnya.
"Signal dan WhatsApp memakai enkripsi end-to-end karena itu industry best protocol, ini adalah cara consumer berbicara dengan aman. Kami sadar security mulai mainstream dan wajar, saya rasa orang harus memahami pentingnya keamanan," ujar Sravanthi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar