Anang Hermansyah menyebut di masa kritis Ashanty positif Corona, D-dimernya tinggi. Kondisi Ashanty juga memburuk lantaran mengidap autoimun.
"Autoimun ini yang bisa trigger macam-macam. Trigger dipaksa ke rumah sakit dicek darah d-dimer-nya tinggi kekentalan darahnya sangat kental. Kalau ini nutupin saluran-saluran di pernapasan ini yang nggak bisa dikendalikan," tutur Anang Hermansyah.
Menurut ahli jantung dr Vito A Damay, D-dimer bisa dideteksi dan diperiksa dengan pemeriksaan lab dan pemeriksaan darah. Namun, siapa saja yang perlu dicek D-dimer selain pasien COVID-19?
"Orang yang kita curiga misalkan oh orang ini kayaknya saturasi tiba-tiba menurun jangan-jangan emboli paru kita cek D-dimer juga," beber dr Vito beberapa waktu lalu.
Selain itu, menurutnya, orang-orang yang berisiko seperti sehabis operasi dan kerap berbaring lama juga perlu dicek D-dimer. Pasalnya, mereka termasuk orang yang memiliki risiko D-dimer tinggi.
"Nah orang-orang yang berisiko seperti ini adalah orang yang habis operasi dan tidur berbaring lama atau dia dalam kondisi cancer," lanjut dr Vito.
"Cancer membuat proses pembekuan darah darah ini juga lebih aktif sehingga dia lebih berisiko mempunyai D-dimer yang tinggi dan pembekuan darah," lanjutnya.
D-dimer tinggi perlu diatasi dengan menggunakan pengencer darah khusus. Pada pasien COVID-19, menurut dr Vito biasanya digunakan antikoagulan yang bisa melarutkan bekuan-bekuan akibat adanya peradangan karena COVID-19.
dr Vito menekankan jangan mempercayai informasi terkait banyak minum air putih bisa mengatasi D-dimer tinggi. Hal tersebut dipastikan keliru.
https://cinemamovie28.com/movies/takut-kawin/
Satgas Ungkap Data Kasus Aktif Corona Selama 6 Pekan PPKM, Jumlahnya Turun?
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengungkap data perkembangan kasus aktif Corona di Indonesia selama pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Dewi mengatakan bahwa ada 3 dari 7 provinsi yang berhasil menurunkan jumlah kasus aktif Corona selama 6 pekan pelaksanaan PPKM.
"Yang saya senang di sini ada 3 provinsi yang bisa menurunkan jumlahnya turun, persentasenya turun, ini ada DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Timur," kata Dewi dalam konferensi pers BNPB, Rabu (24/2/2021).
Kasus aktif sendiri merupakan orang-orang yang masih dianggap sakit atau masih masih dalam perawatan.
Dewi pun memberikan contoh, misalnya, Provinsi DKI Jakarta yang berhasil menurunkan jumlah kasus aktif Corona, dari yang sebelum PPKM ada sebanyak 18 ribu pasien kemudian sekarang menjadi 13 ribu pasien.
"Kemudian Banten juga sama di sebelum PPKM ini di sekitar 9.300 kemudian 6 pekan berjalan turun ke angka 6.500," ujar Dewi.
Berikut detail perkembangan jumlah kasus aktif Corona di 7 provinsi Indonesia yang melaksanakan PPKM per 22 Februari 2021.
DKI Jakarta
Sebelum PPKM: 18.199 pasien
PPKM tahap 1: 24.431 pasien
PPKM tahap 2: 23.644 pasien
PPKM mikro: 13.193 pasien.
Jawa Barat
Sebelum PPKM: 14.624 pasien
PPKM tahap 1: 22.347 pasien
PPKM tahap 2: 29.659 pasien
PPKM mikro: 30.485 pasien.
Banten
Sebelum PPKM: 9.302 pasien
PPKM tahap 1: 12.186 pasien
PPKM tahap 2: 8.332 pasien
PPKM mikro: 6.531 pasien.
Bali
Sebelum PPKM: 1.513 pasien
PPKM tahap 1: 2.882 pasien
PPKM tahap 2: 2.940 pasien
PPKM mikro: 3.219 pasien.
DI Yogyakarta
Sebelum PPKM: 4.701 pasien
PPKM tahap 1: 6.112 pasien
PPKM tahap 2: 6.142 pasien
PPKM mikro: 5.624 pasien.
Jawa Tengah
Sebelum PPKM: 25.933 pasien
PPKM tahap 1: 36.936 pasien
PPKM tahap 2: 43.264 pasien
PPKM mikro: 48.058 pasien.
Jawa Timur
Sebelum PPKM: 6.485 pasien
PPKM tahap 1: 7.469 pasien
PPKM tahap 2: 6.149 pasien
PPKM mikro: 4.041 pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar