Senin, 22 Februari 2021

Ini Alasan WhatsApp Bagi Data Pengguna ke Facebook

 Semenjak kebijakan privasi baru WhatsApp digaungkan, banyak orang berpikir bahwa WhatsApp benar-benar membagikan informasi sensitif pengguna kepada Facebook. Hal ini seperti lokasi, nomor telepon, kontak dan sebagainya. Faktanya seperti apa?

WhatsApp APAC Communications Director Sravanthi Dev mengatakan dalam konferensi pers baru-baru ini bahwa sejak awal WhatsApp hanya mengumpulkan informasi minim dari pengguna. Semua juga dilakukan untuk memberikan layanan yang baik untuk pengguna.


"Ketika register WhatsApp, Anda pasti memberikan nomor telepon, nama, Anda menambahkan foto profil, dan Anda pasti membagikan sedikit informasi kepada WhatsApp," ujar Sravanthi.


Begitu juga untuk jenis ponsel yang digunakan dan jaringan yang dipakai (WiFi, 3G atau 4G) semua dilakukan untuk memberikan layanan terbaik. WhatsApp sangat ingin membuat aplikasi terasa simpel untuk digunakan semua pengguna di mana saja dengan ponsel apa saja.


"3 tahun lalu, setelah WhatsApp dibeli Facebook dan WhatsApp mulai populer, kami memakai infrastruktur teknologi Facebook untuk memberikan layanan terbaik. Karena Facebook punya resource-nya. Tetapi detail dari ponsel, kami tidak pernah mengumpulkan apalagi membagikan. Facebook tidak dibagikan percakapan, kontak Anda, riwayat telepon. Jadi apa yang kami bagikan hanya untuk tunjangan performa," tegasnya.


"Jika dikatakan kami berbagi informasi kepada Facebook, saya rasa pernyataan itu kurang akurat," sambung Sravanthi.


Sayangnya, ketika WhatsApp membagikan kebijakan privasi baru banyak terjadi kesalahpahaman. Namun, WhatsApp akan berusaha memberikan informasi terkait kebijakan privasi baru yang sebenarnya agar pengguna tidak salah mengerti. Selain berupaya mengedukasi lewat berbagai media (story WhatsApp, blog, sampai iklan di koran), WhatsApp juga memberikan waktu kepada pengguna untuk mengenal lebih dahulu kebijakannya.


WhatsApp pun mengerti bahwa keamanan sudah menjadi isu yang diperhatikan oleh masyarakat. Ini juga yang diharapkan oleh WhatsApp, agar masyarakat tidak mengambil enteng soal keamanan data pribadi.


"Banyak orang sudah mulai peduli dengan privasi dan WhatsApp sudah menyadari ini sejak awal. Sudah ada di DNA kalau kita akan selalu memperhatikan keamanan. Keamanan mulai mainstream dan wajar, saya rasa orang harus memahami pentingnya keamanan," tandasnya.

https://maymovie98.com/movies/fair-game/


Masalah Net Neutrality VS Konten Negatif di Indonesia


Pengamat industri telekomunikasi Indonesia Heru Sutadi angkat bicara soal isu net neutrality yang dipermasalahkan dalam pembuatan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai Bidang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran (Postelsiar) oleh pemerintah Indonesia.

Menurut Heru, yang juga Direktur Eksekutif ICT Institute, Indonesia tidak menerapkan prinsip net neutrality, melainkan hanya mengenal teknologi netral di industri telekomunikasi. Prinsip net neutrality ini dianggap bertentangan dengan RPP Postelsiar, yang bakal mengatur sejumlah penyedia layanan over the top (OTT) asing.


"Saat ini Indonesia hanya mengenal teknologi netral di industri telekomunikasi. Indonesia tak mengenal net neutrality. Masa kita ingin OTT asing menyebarkan konten negatif dan ilegal di Indonesia. Seperti perjudian, pornografi atau LGBT. Penyebaran konten negatif dan ilegal di Indonesia melanggar perundang-undangan yang ada," terangnya.


Ia menambahkan, jika menerapkan net neutrality, OTT asing bisa menyalurkan konten tanpa adanya kontrol dari pemerintah. Padahal menurutnya, kontrol dari pemerintah itu mutlak diperlukan agar bisa melindungi warganya dari konten negatif dan ilegal.

https://maymovie98.com/movies/white-snake/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar