Virus Corona diketahui telah beberapa kali bermutasi dari bentuk aslinya sejak pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 lalu. Saat ini ilmuwan menemukan virus D614G adalah mutasi COVID-19 yang mendominasi di seluruh dunia.
Virus COVID-19 yang terus bermutasi dianggap sebagai hal wajar oleh para ahli. Dari mutasi, para peneliti bisa mengetahui berbagai peluang yang bisa dilakukan untuk menghambat penyebaran virus Corona. Tapi, mutasi juga bisa berpotensi membuat virus lebih mudah menyebar, lebih efisien, dan berbahaya dalam menginfeksi sel tubuh manusia.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio mengatakan jenis mutasi Corona di Indonesia masih didominasi virus D614G.
"Dari 244 whole genome sequencing (WGS) yang disubmit itu, ada sekitar beberapa yang belum confirm ya, yang sudah confirm itu 221 kalau tidak salah, 70 persennya D614G," katanya saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
"Kalau di dunia di global sudah lebih dari 80 persen D614G," lanjutnya.
Disebut lebih menular 10 kali lipat
Berdasarkan penelitian yang dipublish di Cell dan WHO Collaborating Center di China menemukan mutasi Corona D164G bisa 10 kali lipat lebih menular daripada strain Wuhan-1 yang asli. D614G juga dilaporkan memiliki karakter protein yang cukup berbeda dari virus awalnya.
Hanya saja, Paul Tambyah, pakar penyakit menular terkemuka sekaligus Presiden International Society of Infectious Diseases menjelaskan mutasi Corona tidak berbahaya. Mutasi Corona bernama D614G di beberapa bagian dunia bertepatan dengan laporan penurunan tingkat kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi mutasi virus D614G telah beredar di Eropa dan Amerika pada Februari. Sementara di Indonesia, LBME melaporkan mutasi corona D614G sudah ada sejak April.
Mempengaruhi pengembangan vaksin?
Menteri Riset dan Teknologi RI Prof Bambang Brodjonegoro menyebut mutasi Corona virus D614G tidak mengganggu upaya pengembangan vaksin.
Mutasi virus D614G tidak menyebabkan perubahan struktur maupun fungsi dari RBD (receptor binding domain) yang merupakan bagian dari dari virus spike yang dijadikan target vaksin.
https://cinemamovie28.com/movies/my-man-and-i/
Varian Baru Corona Afsel Sudah Sampai Kanada, Tanda Lebih Cepat Menyebar?
- Kanada pada hari Senin (1/2/2021) melaporkan kasus pertama varian virus Corona yang muncul di Afrika Selatan yang diyakini lebih menular.
Dikutip dari laman Japan Today, kepala petugas medis kesehatan Ontario dr David Williams mengatakan kasus tersebut ditemukan di wilayah Peel di luar Toronto. Orang tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan atau kontak dengan seseorang yang telah melakukan perjalanan.
Virus yang terus bermutasi membuat para ilmuwan sangat prihatin soal kemunculan tiga varian lain yang dikhawatirkan dapat menyebar dengan lebih mudah.
Varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan terdeteksi pada bulan Oktober lalu. Sejak itu, telah ditemukan setidaknya di 30 negara lain termasuk Amerika Selatan.
Penemuan varian baru Corona Afsel ini muncul ketika pemerintah di Ontario hendak membuka kembali sekolah di kota Toronto dan pinggiran kota terbesar di Kanada.
Para ilmuwan baru-baru ini melaporkan tanda-tanda awal bahwa beberapa mutasi baru ini dapat membatasi keefektifan dua vaksin, meskipun mereka menekankan bahwa suntikan vaksin masih melindungi terhadap penyakit.
Dikutip dari laman Worldometer, hingga saat ini Selasa (2/2/2021), Kanada memiliki kasus Corona 782.076 jiwa. Sementara kasus sembuh 709.679 jiwa dan 20.105 meninggal dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar