Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui penggunaan darurat vaksin Corona Astrazeneca yang diproduksi oleh AstraZeneca-SKBio (Republik Korea) dan Serum Institute of India. Harga yang murah dan distribusi yang lebih mudah membuat vaksin ini dinantikan oleh banyak negara.
"Kami sekarang memiliki semua bagian untuk distribusi cepat vaksin. Tapi kami masih perlu meningkatkan produksi," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO, dalam jumpa pers, dikutip dari CNBC.
"Kami terus mengimbau para pengembang vaksin COVID-19 untuk menyerahkan berkas mereka ke WHO untuk ditinjau pada saat bersamaan mereka menyerahkannya ke regulator di negara-negara berpenghasilan tinggi," katanya.
Berdasarkan kajian WHO, vaksin Corona AstraZeneca aman digunakan dan memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan risikonya. Selain itu, vaksin ini juga lebih murah dan mudah didistribusikan daripada vaksin Corona lainnya seperti Pfizer, yang sudah diberikan izin daruratnya lebih dulu oleh WHO.
Terkait emergency use listing (EUL) yang diberikan WHO untuk vaksin Corona Oxford-AstraZeneca, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito mengatakan sudah menerima informasi tersebut.
Penny menjelaskan, saat ini BPOM sedang menunggu data-data dari WHO yang dibutuhkan untuk menerbitkan emergency use authorization (EUA).
"Kami sedang menunggu itu dalam waktu dekat tentunya. Jadi, kami memberikan janji kinerja sekitar 5-10 hari itu bisa diterbitkan EUA secepatnya saat kami menerima data-data dossier dari WHO," jelas Penny dalam konferensi pers virtual Selasa (16/2/2021).
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa memberikan EUA, sehingga segera produk vaksin AstraZeneca melalui distribusi multilateral ini bisa masuk ke Indonesia," lanjutnya.
https://cinemamovie28.com/movies/surga-pun-ikut-menangis/
Kasus Baru Corona di Dunia Terus Turun, WHO: Sudah Berkurang Setengahnya
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut kasus baru Corona COVID-19 di dunia terus turun selama lima pekan terakhir. Penambahan kasus mingguan kini hanya setengah dibanding awal Januari 2021.
Pada 4 Januari 2021 silam, dalam sepekan dunia bisa melaporkan lebih dari 5 juta kasus baru COVID-19. Kini menurut Tedros kasus baru COVID-19 yang dilaporkan dunia sekitar 2,6 juta dalam sepekan.
Tedros menyebut ini jadi tanda berbagai upaya yang dilakukan untuk menekan pandemi COVID-19 membuahkan hasil.
"Artinya langkah pencegahan sederhana yang dilakukan publik bisa melawan COVID-19, meski ada varian baru. Apa yang penting sekarang adalah bagaimana kita merespons tren ini," kata Tedros dalam akun Twitter-nya seperti dikutip pada Selasa (16/2/2021).
"'Api' masih belum padam, tapi kita sudah berhasil meredamnya. Bila kita berhenti melawan di mana saja, virus ini akan kembali," lanjut Tedros.
Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia juga disebut-sebut tampak menunjukkan tren serupa. Selama beberapa hari terakhir penambahan kasus baru COVID-19 ada di angka 8 ribuan dari yang tadinya bisa di atas 10 ribu.
Satgas Penanganan COVID-19 memberi penjelasan penambahan angka 8 ribuan itu terjadi karena faktor input data.
"Faktor input data masih mempengaruhi," kata Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, beberapa waktu lalu.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar