Kamis, 18 Juni 2020

Benarkah Premium Mau Dihapus? Ini Kata Pertamina

Manajemen PT Pertamina (Persero) merespons kabar yang beredar terkait penghapusan Premium. Pertamina menyatakan, saat ini masih menyediakan dan menyalurkan Premium sebagaimana penugasan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 Tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
"Saat ini, sesuai ketentuan yang ada, Pertamina masih menyalurkan Premium di SPBU," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangannya, Kamis (18/6/2020).

Menurutnya, informasi yang berkembang berawal pertanyaan peserta dalam sebuah acara diskusi online yang diisi oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ada pertanyaan apakah Pertamina akan menghapus Premium, Solar, dan Pertalite yang dinilai tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Np 20 Tahun 2017.

Dari pertanyaan tersebut, Nicke menjelaskan mengenai filosofi penyederhanaan produk di mana sesuai regulasi pemerintah dan kesepakatan dunia tentang lingkungan, seluruh negara harus berupaya menjaga ambang batas emisi karbon dan polusi udara dengan standar BBM minimal RON 91 dan CN minimal 51.

"Jadi sesuai ketentuan itu, Pertamina akan memprioritaskan produk-produk yang ramah lingkungan. Apalagi tentu juga kita telah merasakan di masa PSBB langit lebih biru dan udara lebih baik. Untuk itu, kita akan teruskan program yang mendorong masyarakat untuk menggunakan BBM yang ramah lingkungan dan mendorong produk yang lebih bagus," jawabnya.

Terkait penyederhanaan produk tersebut, Nicke mengatakan, Pertamina sedang berkoordinasi dengan pemerintah.

"Kita akan simplikasi produk, karena jumlah produk ini nanti akan memudahkan distribusi dan dengan harga yang lebih affordable,"jelasnya.

Jangan Buru-buru! Catat Dulu Hal Ini Sebelum Jadi Freelancer

 Menjadi pekerja lepas atau freelancer bisa menjadi pilihan untuk menyambung hidup di tengah pandemi virus Corona seperti sekarang ini. Tapi jangan asal 'nyebur', ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjadi freelancer.
Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho mengatakan, dalam situasi seperti sekarang ini pilihan menjadi pekerja freelance kurang banyak. Hal ini berbeda dengan kondisi normal sebelumnya.

"Dalam kondisi begini memang pilihan untuk kita freelance jadi kurang leluasa milihnya. Dalam kondisi benar-benar normal banyak hal yang kita lakukan," katanya kepada detikcom, Kamis (18/6/2020).

Maka itu, ia menyarankan agar terjun menjadi pekerja lepas dengan melihat apa yang dibutuhkan masyarakat. Ia mencontohkan seperti kebutuhan untuk pangan dan alat kesehatan.

"Yang bisa saya sarankan coba cari pekerjaan-pekerjaan yang men-generate income yang banyak banget snack, makanan itu menjadi besar banget untuk penjualannya," ujarnya.

"Kemudian juga contoh ada beberapa teman saya banting setir memproduksi alat-alat APD," tambahnya.

Dia juga mencontohkan seperti agen penjualan asuransi. Dalam kondisi sekarang, ia menilai permintaannya tinggi karena masyarakat semakin sadar akan pentingnya asuransi.

"Misalnya yang saya perhatikan tetap ada pasarnya agen asuransi. Karena orang-orang apalagi masa pandemi, di Indonesia gelombang pertama belum kelar, tapi Amerika dan China ada gelombang kedua, mungkin waktunya masih panjang. Orang-orang yang selama ini abai asuransi, memiliki asuransi jadi lebih concern," paparnya.
https://cinemamovie28.com/black-clover-episode-43-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar