- Vaksinasi COVID-19 sudah diberikan pada lansia sejak awal pekan ini. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui penggunaan vaksin pada lansia dengan rentang waktu pemberian dosis kedua selang 28 hari.
Jadi salah satu yang menerima vaksin Corona, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Prof Dr dr Hindra 'Hinky' Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed, membagikan pengalamannya usai divaksin Corona.
Ia mengaku tak merasa nyeri pasca disuntik. Tak ada pula reaksi yang dirasakan Prof Hinky.
Meski begitu, salah satu yang diyakininya menjadi efek samping pasca divaksin adalah mengantuk. Efek samping ini memang kerap dilaporkan menjadi KIPI yang paling sering dialami.
"Saya termasuk yang divaksinasi perdana pada waktu penyuntikan di RSCM bagi nakes yang lansia, hari Senin. Tidak terasa nyeri, enggak ada reaksi," katanya menjelaskan pengalaman usai divaksin, kepada detikcom Sabtu (13/1/2021).
"Siangnya (usai divaksin) saya jadi moderator di zoom meeting mengantuk, nggak tahu apa gara-gara saya moderator atau gara-gara vaksin. Alhamdulillah sampai hari ini saya sehat," lanjutnya.
Begitu pula dengan mantan Menteri Kesehatan RI periode 2012-2014, Nafsiah Mboi. Ia merasa dirinya baik-baik saja usai divaksin Corona beberapa waktu lalu. Di usianya ke-80 tahun, ia bersyukur bisa menerima vaksin Corona.
"Setelah divaksinasi, saya rasanya baik-baik saja. Kita harus beryukur pada pemerintah dan tentu saja para ahli bahwa sudah ada vaksin," katanya, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan.
"Vaksinasi membantu tubuh untuk membentuk imunitas atau antibodi sehingga kalau terinfeksi, maka gejalanya ringan dan Insya Allah tidak fatal," lanjutnya.
https://indomovie28.net/movies/devils-whisper/
Virus Corona Sedunia Muat dalam Sekaleng Soda, Bagaimana Menghitungnya?
Ahli matematika Inggris memperkirakan virus Corona di seluruh Bumi jika dikumpulkan akan muat dalam sekaleng soda ukuran 330 mL. Bagaimana menghitungnya?
Perhitungan ini dibuat oleh Kit Yates, seorang ilmuwan dari bath University. Awalnya, ia membuat perhitungan tersebut untuk tayangan BBC, More or Less.
Ia mengaku, awalnya tidak punya bayangan bagaimana menjawab seberapa banyak virus Corona di seluruh dunia. Namun ia lalu terpikir untuk mengkalkulasi seberapa banyak SARS-CoV-2, nama resmi virus penyebab COVID-19, yang bersirkulasi di seluruh dunia.
Menggunakan modelling statistik dan epidemiologis, Yates mendapatkan perkiraan jumlah orang yang terinfeksi tiap hari adalah sekitar 3 juta di seluruh dunia. Diambil rata-rata, ada sekitar 1 miliar hingga 100 miliar partikel virus pada tiap orang di fase puncak infeksinya.
Yates lalu menggunakan estimasi bahwa virus tersebut memiliki diameter 80-120 nanometer. Itu artinya, radius SARS-CoV-2 kira-kira 1.000 kali lebih tipis dari rambut manusia.
Dengan memperhitungkan bahwa spike protein atau mahkota pada virus Corona akan menciptakan celah, Yates mendapat perkiraan bahwa seluruh virus Corona di dunia jika dikumpulkan masih lebih sedikit daripada kapasitas kaleng soda ukuran 330 mL.
"Sungguh mengherankan untuk berpikir bahwa semua masalah, gangguan, kesulitan, dan hilangnya nyawa yang diakibatkan selama setahun terakhir bisa jadi hanya beberapa suapan dari minuman terburuk dalam sejarah," kata Yates, dalam tulisannya di The Conversation.
Meski cuma seukuran kaleng soda, virus Corona hingga saat ini telah menjangkiti lebih dari 109 juta manusia di seluruh dunia. Lebih dari 2,4 juta kematian terjadi karena infeksi virus ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar