Rabu, 29 April 2020

Rekor Tertinggi, Pasien Corona RI yang Sembuh Bertambah 137 Orang

 Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Pada Rabu (29/4/2020) tercatat total sebanyak 9.791 kasus positif, 1.391 sembuh, dan 783 di antaranya meninggal dunia.
"Konfirmasi kasus positif sebanyak 260, sehingga jumlahnya menjadi 9.771. Kasus sembuh bertambah 137 orang, sehingga akumulasinya menjadi 1.391 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (29/4/2020).

Jumlah kasus sembuh virus Corona di Indonesia juga terus bertambah. Pada hari ini, dilaporkan penambahan 137 orang yang dinyatakan sembuh sehingga total menjadi 1.391 orang.

Data tersebut tercatat menjadi penambahan kasus sembuh tertinggi Corona dalam sehari, sejak wabah ini dimulai pada awal Maret lalu. Rekor sebelumnya, pada 28 April tercatat penambahan 103 pasien sembuh.

Berikut tren penambahan kasus sembuh dari virus Corona tertinggi di Indonesia sejak 2 Maret, dirangkum detikcom:

29 April terdapat penambahan 137 kasus. Total menjadi 1.391 kasus sembuh.
28 April terdapat penambahan 103 kasus. Total menjadi 1.251 kasus sembuh.
21 April terdapat penambahan 95 kasus. Total menjadi 842 kasus sembuh.
16 April terdapat penambahan 102 kasus. Total menjadi 548 kasus sembuh.
12 April terdapat penambahan 73 kasus. Total menjadi 359 kasus sembuh.

784 Meninggal dari 9.771 Kasus, Tingkat Kematian Corona RI 8,02 Persen

Pemerintah pada hari Rabu (29/4/2020) mengumumkan total kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia menjadi 9.771 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 784 di antaranya meninggal dunia sementara 1.391 orang lain dinyatakan sembuh.
"Konfirmasi positif sebanyak 260, sehingga jumlahnya menjadi 9771. Kasus sembuh bertambah 137 orang, sehingga akumulasinya menjadi 1.391 orang. Kasus meninggal bertambah 11 orang, sehingga akumulasinya menjadi 784," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Rabu (29/4/2020).

Dengan data tersebut artinya tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus Corona di Indonesia saat ini ada di angka 8,02 persen. Terjadi sedikit penurunan dari hari Selasa kemarin yang angkanya 8,12 persen.

Data yang dihimpun oleh Research Center Johns Hopkins University menunjukkan rata-rata CFR wabah Corona di dunia saat ini ada di angka 6,96 persen persen.

Amerika Serikat (AS) masih ada di urutan pertama sebagai negara dengan jumlah kasus Corona terbanyak yaitu 1.012.583 kasus. Berikutnya diikuti Spanyol sebanyak 232.128 kasus dan Italia 201.505 kasus.

Sebagai perbandingan AS memiliki CFR Corona 5,76 persen, Spanyol 10,26 persen, dan Italia 13,57 persen.

Viral Remaja 16 Tahun Terindikasi Corona, Meninggal karena Stroke Langka

 Viral di media sosial cerita seorang remaja berusia 16 tahun di Jakarta meninggal dunia, diduga terpapar virus Corona COVID-19. Remaja tersebut, Fabyan Devara, awalnya didiagnosis gangguan pada saraf yang menyebabkan stroke.
Saat dikonfirmasi detikcom, Farma Dinata, ayah Fabyan membenarkan cerita tersebut. Sebelumnya, Farma yang berprofesi sebagai jurnalis ini menceritakan kisahnya pada akun Facebook pribadinya, pada Senin (27/4/2020), dan tak keberatan untuk membagikan cerita tersebut.

"Ya silahkan, semoga bermanfaat untuk khalayak," kata Farma saat dihubungi detikcom, Rabu (29/4/2020).

Awalnya, Fabyan mengeluhkan tangan kanannya mengalami kesemutan hingga mati rasa yang membuatnya kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Seminggu setelahnya ia mulai menunjukan kebiasaan aneh seperti tidur 20 sampai 23 jam dalam sehari.

Karena kebiasaan anehnya, Farma membawa sang anak ke RS Pasar Rebo, Jakarta Timur. Hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya infeksi virus Corona. Dokter mengatakan adanya gangguan di otak kiri Fabyan.

Cara Agar Vitamin C Dapat Diserap Maksimal oleh Tubuh

 Vitamin C merupakan salah satu nutrisi yang diperlukan untuk berbagai fungsi, termasuk melawan kerusakan akibat radikal bebas, produksi kolagen dan menstimulasi sistem kekebalan tubuh yang sehat. Tidak hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin C, melainkan harus dipastikan vitamin C benar-benar terserap secara maksimal.
Penyerapan vitamin C yang tidak maksimal mendorong peningkatan risiko berbagai macam penyakit. Beberapa penyakit tersebut antara lain penyakit kardiovaskular, penuaan dini, peningkatan respons stres, produksi energi yang buruk, hingga sistem kekebalan tubuh yang terganggu dan mengakibatkan tubuh mudah terjangkit virus berbahaya.

Bersumber dari Livestrong, cara terbaik untuk menyerap kandungan vitamin C pada makanan adalah dengan mengonsumsinya secara langsung melalui mulut agar vitamin C dapat diserap melalui selaput lendir mulut, lambung, dan bagian atas usus kecil.

Namun cara tersebut memiliki kekurangan, yakni semakin besar dosis makanan sumber vitamin C yang dikonsumsi, semakin sedikit vitamin C yang dapat diserap oleh tubuh. Seperti ketika mengonsumsi di bawah 250 mg vitamin C, maka yang akan diserap sekitar 80%. Namun jika lebih dari 250 mg, vitamin C yang diserap hanya sekitar 50%.

Cara lain agar vitamin C dapat diserap oleh tubuh adalah melalui suntikan. Tubuh lebih mampu menyerap vitamin C dosis besar melalui suntikan ke dalam aliran darah. Namun cara ini tidak dianjurkan untuk dilakukan sendiri, melainkan harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter yang terpercaya.

Terakhir, penyerapan vitamin C agar maksimal yang lebih aman dapat dilakukan dengan meminumnya bersama bioflavonoid. Flavonoid diperlukan ketika mengonsumsi vitamin C untuk penyerapan dan pemanfaatan vitamin C yang tepat oleh tubuh.

Untuk membantu menjaga daya tahan tubuh, Anda bisa memilih Blackmores Bio C yang mengandung Citrus Bioflavonoid untuk membantu penyerapan vitamin C. Selain itu juga mengandung antioksidan alami lainnnya seperti rutin, hesperidin, ekstrak rosehips, dan acerola. Dengan begitu, mengonsumsi Blackmores Bio C tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan vitamin C dalam tubuh, melainkan juga dapat membuat vitamin C diserap maksimal oleh tubuh.

Rekor Tertinggi, Pasien Corona RI yang Sembuh Bertambah 137 Orang

 Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Pada Rabu (29/4/2020) tercatat total sebanyak 9.791 kasus positif, 1.391 sembuh, dan 783 di antaranya meninggal dunia.
"Konfirmasi kasus positif sebanyak 260, sehingga jumlahnya menjadi 9.771. Kasus sembuh bertambah 137 orang, sehingga akumulasinya menjadi 1.391 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (29/4/2020).

Jumlah kasus sembuh virus Corona di Indonesia juga terus bertambah. Pada hari ini, dilaporkan penambahan 137 orang yang dinyatakan sembuh sehingga total menjadi 1.391 orang.

Data tersebut tercatat menjadi penambahan kasus sembuh tertinggi Corona dalam sehari, sejak wabah ini dimulai pada awal Maret lalu. Rekor sebelumnya, pada 28 April tercatat penambahan 103 pasien sembuh.

Berikut tren penambahan kasus sembuh dari virus Corona tertinggi di Indonesia sejak 2 Maret, dirangkum detikcom:

29 April terdapat penambahan 137 kasus. Total menjadi 1.391 kasus sembuh.
28 April terdapat penambahan 103 kasus. Total menjadi 1.251 kasus sembuh.
21 April terdapat penambahan 95 kasus. Total menjadi 842 kasus sembuh.
16 April terdapat penambahan 102 kasus. Total menjadi 548 kasus sembuh.
12 April terdapat penambahan 73 kasus. Total menjadi 359 kasus sembuh.

Ingin Ciptakan Alat untuk Lawan Corona, Hidung Pria Ini Kemasukan Magnet

Astrofisikawan asal Australia, Dr Daniel Reardon, terpaksa dirawat di rumah sakit karena ada magnet tersangkut di hidung. Ia bercerita awalnya berniat ciptakan alat yang bisa membantu lawan wabah corona COVID-19.
Daniel punya konsep membuat kalung magnet yang bisa jadi pengingat bila tangan mendekati wajah. Di tengah eksperimen, ia iseng menaruh-naruh magnet di wajah.

"Saya mulai menempatkan magnet-magnet ini di wajah. Pertama di telinga, kemudian di hidung. Seperti tindikan ala magnet," kata Daniel seperti dikutip dari BBC, Selasa (31/3/2020).

"Masalah muncul ketika saya menempatkan satu magnet lagi di lubang hidung yang lain. Magnet-magnet ini saling menjepit, dan magnet yang ada di dalam septum hidung saya tak bisa dikeluarkan," lanjutnya.

Daniel sempat berusaha sendiri mengeluarkan magnet dari dalam hidung, namun ia kesulitan. Sementara itu daya tarik magnet yang kuat menjepit semakin terasa sakit sehingga akhirnya ia memilih pergi ke rumah sakit.

Beruntung para dokter berhasil mengeluarkan magnet dari hidung dengan lancar. Daniel tak mengalami cedera serius.

"Saya pikir saya akan menyerah (membuat alat). Biarkan yang lain yang lebih berkompetensi mencobanya," kata Daniel tertawa saat ditanya apakah ia akan melanjutkan eksperimen.

Cara Agar Vitamin C Dapat Diserap Maksimal oleh Tubuh

 Vitamin C merupakan salah satu nutrisi yang diperlukan untuk berbagai fungsi, termasuk melawan kerusakan akibat radikal bebas, produksi kolagen dan menstimulasi sistem kekebalan tubuh yang sehat. Tidak hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin C, melainkan harus dipastikan vitamin C benar-benar terserap secara maksimal.
Penyerapan vitamin C yang tidak maksimal mendorong peningkatan risiko berbagai macam penyakit. Beberapa penyakit tersebut antara lain penyakit kardiovaskular, penuaan dini, peningkatan respons stres, produksi energi yang buruk, hingga sistem kekebalan tubuh yang terganggu dan mengakibatkan tubuh mudah terjangkit virus berbahaya.

Bersumber dari Livestrong, cara terbaik untuk menyerap kandungan vitamin C pada makanan adalah dengan mengonsumsinya secara langsung melalui mulut agar vitamin C dapat diserap melalui selaput lendir mulut, lambung, dan bagian atas usus kecil.

Namun cara tersebut memiliki kekurangan, yakni semakin besar dosis makanan sumber vitamin C yang dikonsumsi, semakin sedikit vitamin C yang dapat diserap oleh tubuh. Seperti ketika mengonsumsi di bawah 250 mg vitamin C, maka yang akan diserap sekitar 80%. Namun jika lebih dari 250 mg, vitamin C yang diserap hanya sekitar 50%.

Cara lain agar vitamin C dapat diserap oleh tubuh adalah melalui suntikan. Tubuh lebih mampu menyerap vitamin C dosis besar melalui suntikan ke dalam aliran darah. Namun cara ini tidak dianjurkan untuk dilakukan sendiri, melainkan harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter yang terpercaya.

Terakhir, penyerapan vitamin C agar maksimal yang lebih aman dapat dilakukan dengan meminumnya bersama bioflavonoid. Flavonoid diperlukan ketika mengonsumsi vitamin C untuk penyerapan dan pemanfaatan vitamin C yang tepat oleh tubuh.

Kisah Petugas Lab Pengambil Swab Pasien Corona di Jakarta

Selain dokter dan perawat, petugas laboratorium juga menjadi garda terdepan dalam menangani virus corona COVID-19. Pria bernama Fadly, seorang petugas lab di salah satu rumah sakit rujukan pemerintah untuk virus corona, membagikan kisahnya kepada detikcom bagaimana ia harus berhadapan dengan pasien.
Sehari-hari, ia bertugas untuk mengambil swab dari orang yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Tentu saja hal ini sangat berisiko baginya, mengingat test swab sendiri adalah proses pengambilan lendir langsung dari saluran pernapasan dengan mengusap tenggorokan atau hidung pasien.

Risiko untuk dia tertular terbilang besar apalagi jika ia tidak memakai alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar. Namun karena sudah dilengkapi APD yang sesuai dengan SOP ia percaya dirinya aman saat menangani pasien.

"Kenapa saya percaya diri, karena SOP yang kita lakukan sudah benar," tegasnya saat dihubungi detikcom Senin (30/3/2020).

Dalam sehari, ia bisa mengambil 5 sampel pasien yang nantinya akan diperiksa untuk diketahui apakah pasien tersebut positif atau negatif.

"Yang ngambil sampel positif corona, saya yang ngambil swabnya. Nanti kan ketahuan positif melalui kita dari laboratorium, Hari ini saya mengambil sampel 5 pasien. Ini pasien PDP yang baru masuk di IGD dan menunggu hasil," jelasnya.

Ia juga menjelaskan usai mengambil swab ia diharuskan untuk mandi memakai air hangat.

"Jadi kita ngambil untuk nanti dicek melalui laboratorium pakai APD lengkap, ditambah keluar dari situ wajib mandi, air hangat, nggak boleh nggak," lanjutnya.

Meski begitu, ia mengaku kalau pekerjaan yang ia tempuh saat ini tak pernah ia sesali. Fadly mengetahui betul bagaimana risiko yang akan dia hadapi. Termasuk risiko penolakan dari lingkungan seperti dialami teman-teman sejawatnya.

"Sebelum saya masuk dunia kesehatan, pasti saya udah tau risikonya apa, nggak ada penyesalan kalau niat kita untuk menolong insyallah akan dapat imbalan dari Tuhan," ujarnya.

Kekhawatiran dari keluarganya pun tak bisa dipungkiri. Ia hanya bisa meyakinkan kepada keluarga bahwa dirinya dalam kondisi baik-baik saja.

"Keluarga pasti ada rasa panik, tapi saya usahakan biar tenang, saya kasih semangat ke mereka kalau saya gapapa," tutupnya.

Ingin Ciptakan Alat untuk Lawan Corona, Hidung Pria Ini Kemasukan Magnet

Astrofisikawan asal Australia, Dr Daniel Reardon, terpaksa dirawat di rumah sakit karena ada magnet tersangkut di hidung. Ia bercerita awalnya berniat ciptakan alat yang bisa membantu lawan wabah corona COVID-19.
Daniel punya konsep membuat kalung magnet yang bisa jadi pengingat bila tangan mendekati wajah. Di tengah eksperimen, ia iseng menaruh-naruh magnet di wajah.

"Saya mulai menempatkan magnet-magnet ini di wajah. Pertama di telinga, kemudian di hidung. Seperti tindikan ala magnet," kata Daniel seperti dikutip dari BBC, Selasa (31/3/2020).

"Masalah muncul ketika saya menempatkan satu magnet lagi di lubang hidung yang lain. Magnet-magnet ini saling menjepit, dan magnet yang ada di dalam septum hidung saya tak bisa dikeluarkan," lanjutnya.

Daniel sempat berusaha sendiri mengeluarkan magnet dari dalam hidung, namun ia kesulitan. Sementara itu daya tarik magnet yang kuat menjepit semakin terasa sakit sehingga akhirnya ia memilih pergi ke rumah sakit.

Beruntung para dokter berhasil mengeluarkan magnet dari hidung dengan lancar. Daniel tak mengalami cedera serius.

"Saya pikir saya akan menyerah (membuat alat). Biarkan yang lain yang lebih berkompetensi mencobanya," kata Daniel tertawa saat ditanya apakah ia akan melanjutkan eksperimen.

Tak Pakai Bra Saat Karantina Rumah Wabah Corona Bisa Bikin Payudara Kendur

Saat berdiam diri di rumah kala karantina rumah wabah virus corona, banyak wanita menggunakan kesempatan ini untuk tidak mengenakan bra selama berhari-hari. Padahal tidak mengenakan bra terlalu lama akan berdampak pada payudara.
Ahli kecantikan Dr Riccardo Frati dari Frati Cosmetic Surgery menjelaskan kepada Daily Mail bahwa bra penting dalam mempertahankan bobot dan ukurannya karena payudara cenderung melorot seiring waktu karena gravitasi dan usia. Jika tidak mengenakan bra selama jangka waktu yang lama, akan timbul kerusakan pada jaringan ikat di payudara yang membantu mempertahankan bobotnya.

Sementara itu, Sandra, bra fitter dan ahli pakaian dari Chantelle Lingerie selama lebih dari 20 tahun, menyebut mengenakan bra yang pas tidak hanya untuk menopang payudara tetapi juga baik untuk kesehatan dan tetap penting digunakan meski berada di dalam rumah.

"Tidak mengenakan bra kelamaan akan berpengaruh pada postur tubuh Anda. Tidak pakai bra tak hanya membuat payudaramu kendor tetapi juga bahumu akan sakit," ujarnya.

Semakin besar payudara akan semakin buruk jika tidak mengenakan bra. Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa payudara juga berbobot berat, misalnya Cup B atau C memiliki berat sekitar 500 gram dan ukuran di atasnya bisa lebih berat daripada itu.

"Mereka perlu ditopang. Anda juga mungkin mendapati bahwa tidak mengenakan bra akan memperburuk kondisi punggung, bahu. atau leher dan membuat Anda sakit kepala," pungkasnya.

Kisah Petugas Lab Pengambil Swab Pasien Corona di Jakarta

Selain dokter dan perawat, petugas laboratorium juga menjadi garda terdepan dalam menangani virus corona COVID-19. Pria bernama Fadly, seorang petugas lab di salah satu rumah sakit rujukan pemerintah untuk virus corona, membagikan kisahnya kepada detikcom bagaimana ia harus berhadapan dengan pasien.
Sehari-hari, ia bertugas untuk mengambil swab dari orang yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Tentu saja hal ini sangat berisiko baginya, mengingat test swab sendiri adalah proses pengambilan lendir langsung dari saluran pernapasan dengan mengusap tenggorokan atau hidung pasien.

Risiko untuk dia tertular terbilang besar apalagi jika ia tidak memakai alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar. Namun karena sudah dilengkapi APD yang sesuai dengan SOP ia percaya dirinya aman saat menangani pasien.

"Kenapa saya percaya diri, karena SOP yang kita lakukan sudah benar," tegasnya saat dihubungi detikcom Senin (30/3/2020).

Dalam sehari, ia bisa mengambil 5 sampel pasien yang nantinya akan diperiksa untuk diketahui apakah pasien tersebut positif atau negatif.

"Yang ngambil sampel positif corona, saya yang ngambil swabnya. Nanti kan ketahuan positif melalui kita dari laboratorium, Hari ini saya mengambil sampel 5 pasien. Ini pasien PDP yang baru masuk di IGD dan menunggu hasil," jelasnya.

Ia juga menjelaskan usai mengambil swab ia diharuskan untuk mandi memakai air hangat.

"Jadi kita ngambil untuk nanti dicek melalui laboratorium pakai APD lengkap, ditambah keluar dari situ wajib mandi, air hangat, nggak boleh nggak," lanjutnya.

Meski begitu, ia mengaku kalau pekerjaan yang ia tempuh saat ini tak pernah ia sesali. Fadly mengetahui betul bagaimana risiko yang akan dia hadapi. Termasuk risiko penolakan dari lingkungan seperti dialami teman-teman sejawatnya.

"Sebelum saya masuk dunia kesehatan, pasti saya udah tau risikonya apa, nggak ada penyesalan kalau niat kita untuk menolong insyallah akan dapat imbalan dari Tuhan," ujarnya.

Kekhawatiran dari keluarganya pun tak bisa dipungkiri. Ia hanya bisa meyakinkan kepada keluarga bahwa dirinya dalam kondisi baik-baik saja.

"Keluarga pasti ada rasa panik, tapi saya usahakan biar tenang, saya kasih semangat ke mereka kalau saya gapapa," tutupnya.

Delivery Makanan Saat Isolasi? Lakukan 3 Tips Ini untuk Cegah Corona

 Delivery makanan telah menjadi andalan bagi sebagian orang, terlebih saat ini pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap di rumah dan tidak beraktivitas di luar ruangan untuk memutus penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia.
Meski tidak harus keluar rumah, pesan makanan lewat jasa delivery memungkinkan terjadinya kontak dekat dengan petugas. Risiko penularan bisa saja terjadi bila salah satu di antaranya terkontaminasi, atau tiba-tiba batuk. Hal yang sama berlaku ketika bertemu dengan siapapun dalam situasi seperti saat ini.

Lantas bagaimana cara aman jika membutuhkan jasa delivery makanan?

Berikut ini adalah tips delivery makanan yang aman agar terhindar dari infeksi virus corona, seperti dikutip dari BBC.

1. Jaga jarak dengan kurir
Risiko kontaminasi virus corona kemungkinan bisa terjadi melalui permukaan kemasan makanan atau bahkan kurir pengantarnya. Maka dari itu sebaiknya menjaga jarak dengan sang kurir ketika makanan sudah sampai.

Seorang pakar keamanan pangan, Dr Lisa Ackerley menyarankan untuk meninggalkan pesan di depan pintu rumah, memintanya untuk membunyikan bel dan mundur beberapa langkah. Ini memungkinkan kamu untuk menjaga jarak dengannya saat mengambil makanan yang di antar.

2. Pindahkan makanan ke piring bersih
Menurut Prof Sally Bloomfield dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, sebelum dikonsumsi sebaiknya makanan dipindahkan terlebih dahulu ke dalam piring bersih untuk mengurangi risiko kontaminasi kuman atau virus.

"Pindahkan makanan ke piring bersih. Lalu buang kemasan ke dalam tempat sampah dan cuci tangan dengan benar sebelum makan," ucapnya.

3.Cuci tangan pakai sabun
Risiko penularan terbesar virus corona itu berasal dari tangan. Walaupun sudah mencuci tangan sebelum makan, alangkah baiknya untuk menggunakan sendok dan garpu untuk meminimalisir infeksi.

"Makanlah dengan pisau dan garpu atau sendok, bukan dengan jarimu," jelas Prof Bloomfield.

Tak Pakai Bra Saat Karantina Rumah Wabah Corona Bisa Bikin Payudara Kendur

Saat berdiam diri di rumah kala karantina rumah wabah virus corona, banyak wanita menggunakan kesempatan ini untuk tidak mengenakan bra selama berhari-hari. Padahal tidak mengenakan bra terlalu lama akan berdampak pada payudara.
Ahli kecantikan Dr Riccardo Frati dari Frati Cosmetic Surgery menjelaskan kepada Daily Mail bahwa bra penting dalam mempertahankan bobot dan ukurannya karena payudara cenderung melorot seiring waktu karena gravitasi dan usia. Jika tidak mengenakan bra selama jangka waktu yang lama, akan timbul kerusakan pada jaringan ikat di payudara yang membantu mempertahankan bobotnya.

Sementara itu, Sandra, bra fitter dan ahli pakaian dari Chantelle Lingerie selama lebih dari 20 tahun, menyebut mengenakan bra yang pas tidak hanya untuk menopang payudara tetapi juga baik untuk kesehatan dan tetap penting digunakan meski berada di dalam rumah.

"Tidak mengenakan bra kelamaan akan berpengaruh pada postur tubuh Anda. Tidak pakai bra tak hanya membuat payudaramu kendor tetapi juga bahumu akan sakit," ujarnya.

Semakin besar payudara akan semakin buruk jika tidak mengenakan bra. Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa payudara juga berbobot berat, misalnya Cup B atau C memiliki berat sekitar 500 gram dan ukuran di atasnya bisa lebih berat daripada itu.

"Mereka perlu ditopang. Anda juga mungkin mendapati bahwa tidak mengenakan bra akan memperburuk kondisi punggung, bahu. atau leher dan membuat Anda sakit kepala," pungkasnya.

Viral Pria di Malaysia Pura-pura Jadi Hantu Agar Remaja Tak Keluar Rumah

Seorang pria di Chukai, Terengganu, Malaysia merasa resah karena banyak yang mengabaikan perintah diam di rumah. Ia akhirnya berinisiatif untuk menakuti warga khususnya remaja agar tak keluar rumah.
Dengan mengenakan pakaian serba putih, ia berpura-pura menjadi hantu. Pria tersebut diketahui bernama Muhammad Urabil Alias.

Ia memposting foto dirinya berdiri di atas mobil van. Dia berupaya untuk menakut-nakuti remaja setempat karena mereka masih berkeliaran di tengah aturan lockdown di Malaysia.

Urabil menambahkan bahwa aksinya ini benar-benar berhasil. Karena, jumlah orang yang keluar di malam hari berkurang setelah dia memasang foto-foto yang diabadikan oleh istrinya, Norhayati Nayan di Facebook.

Mengutip Malaymail, postingan tersebut menjadi viral dan telah dibagikan lebih dari 3.500 kali. Menurut Urabil, pihak berwenang telah berpatroli di daerah perumahannya sejak diberlakukan movement control order (MCO) tetapi masih ada beberapa yang tetap bandel.

"Setelah saya mengunggah foto-foto di FB, mereka panik dan takut untuk keluar," katanya.

Urabil mengatakan setelah ia mengunggah postingan tersebut, ia menerima banyak pesan dari netizen yang menanyakan apakah itu benar-benar hantu.
"Dari statusku sendiri kamu bisa melihat aku tidak serius tetapi mereka masih berpikir foto itu asli," ungkapnya.

"Istri saya dan saya minta maaf jika kami sudah berlebihan," lanjutnya.

Delivery Makanan Saat Isolasi? Lakukan 3 Tips Ini untuk Cegah Corona

 Delivery makanan telah menjadi andalan bagi sebagian orang, terlebih saat ini pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap di rumah dan tidak beraktivitas di luar ruangan untuk memutus penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia.
Meski tidak harus keluar rumah, pesan makanan lewat jasa delivery memungkinkan terjadinya kontak dekat dengan petugas. Risiko penularan bisa saja terjadi bila salah satu di antaranya terkontaminasi, atau tiba-tiba batuk. Hal yang sama berlaku ketika bertemu dengan siapapun dalam situasi seperti saat ini.

Lantas bagaimana cara aman jika membutuhkan jasa delivery makanan?

Berikut ini adalah tips delivery makanan yang aman agar terhindar dari infeksi virus corona, seperti dikutip dari BBC.

1. Jaga jarak dengan kurir
Risiko kontaminasi virus corona kemungkinan bisa terjadi melalui permukaan kemasan makanan atau bahkan kurir pengantarnya. Maka dari itu sebaiknya menjaga jarak dengan sang kurir ketika makanan sudah sampai.

Seorang pakar keamanan pangan, Dr Lisa Ackerley menyarankan untuk meninggalkan pesan di depan pintu rumah, memintanya untuk membunyikan bel dan mundur beberapa langkah. Ini memungkinkan kamu untuk menjaga jarak dengannya saat mengambil makanan yang di antar.

2. Pindahkan makanan ke piring bersih
Menurut Prof Sally Bloomfield dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, sebelum dikonsumsi sebaiknya makanan dipindahkan terlebih dahulu ke dalam piring bersih untuk mengurangi risiko kontaminasi kuman atau virus.

"Pindahkan makanan ke piring bersih. Lalu buang kemasan ke dalam tempat sampah dan cuci tangan dengan benar sebelum makan," ucapnya.

3.Cuci tangan pakai sabun
Risiko penularan terbesar virus corona itu berasal dari tangan. Walaupun sudah mencuci tangan sebelum makan, alangkah baiknya untuk menggunakan sendok dan garpu untuk meminimalisir infeksi.

"Makanlah dengan pisau dan garpu atau sendok, bukan dengan jarimu," jelas Prof Bloomfield.

Viral Pria di Malaysia Pura-pura Jadi Hantu Agar Remaja Tak Keluar Rumah

Seorang pria di Chukai, Terengganu, Malaysia merasa resah karena banyak yang mengabaikan perintah diam di rumah. Ia akhirnya berinisiatif untuk menakuti warga khususnya remaja agar tak keluar rumah.
Dengan mengenakan pakaian serba putih, ia berpura-pura menjadi hantu. Pria tersebut diketahui bernama Muhammad Urabil Alias.

Ia memposting foto dirinya berdiri di atas mobil van. Dia berupaya untuk menakut-nakuti remaja setempat karena mereka masih berkeliaran di tengah aturan lockdown di Malaysia.

Urabil menambahkan bahwa aksinya ini benar-benar berhasil. Karena, jumlah orang yang keluar di malam hari berkurang setelah dia memasang foto-foto yang diabadikan oleh istrinya, Norhayati Nayan di Facebook.

Mengutip Malaymail, postingan tersebut menjadi viral dan telah dibagikan lebih dari 3.500 kali. Menurut Urabil, pihak berwenang telah berpatroli di daerah perumahannya sejak diberlakukan movement control order (MCO) tetapi masih ada beberapa yang tetap bandel.

"Setelah saya mengunggah foto-foto di FB, mereka panik dan takut untuk keluar," katanya.

Urabil mengatakan setelah ia mengunggah postingan tersebut, ia menerima banyak pesan dari netizen yang menanyakan apakah itu benar-benar hantu.
"Dari statusku sendiri kamu bisa melihat aku tidak serius tetapi mereka masih berpikir foto itu asli," ungkapnya.

"Istri saya dan saya minta maaf jika kami sudah berlebihan," lanjutnya.

Delivery Makanan Saat Isolasi? Lakukan 3 Tips Ini untuk Cegah Corona

 Delivery makanan telah menjadi andalan bagi sebagian orang, terlebih saat ini pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap di rumah dan tidak beraktivitas di luar ruangan untuk memutus penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia.
Meski tidak harus keluar rumah, pesan makanan lewat jasa delivery memungkinkan terjadinya kontak dekat dengan petugas. Risiko penularan bisa saja terjadi bila salah satu di antaranya terkontaminasi, atau tiba-tiba batuk. Hal yang sama berlaku ketika bertemu dengan siapapun dalam situasi seperti saat ini.

Lantas bagaimana cara aman jika membutuhkan jasa delivery makanan?

Berikut ini adalah tips delivery makanan yang aman agar terhindar dari infeksi virus corona, seperti dikutip dari BBC.

1. Jaga jarak dengan kurir
Risiko kontaminasi virus corona kemungkinan bisa terjadi melalui permukaan kemasan makanan atau bahkan kurir pengantarnya. Maka dari itu sebaiknya menjaga jarak dengan sang kurir ketika makanan sudah sampai.

Seorang pakar keamanan pangan, Dr Lisa Ackerley menyarankan untuk meninggalkan pesan di depan pintu rumah, memintanya untuk membunyikan bel dan mundur beberapa langkah. Ini memungkinkan kamu untuk menjaga jarak dengannya saat mengambil makanan yang di antar.

2. Pindahkan makanan ke piring bersih
Menurut Prof Sally Bloomfield dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, sebelum dikonsumsi sebaiknya makanan dipindahkan terlebih dahulu ke dalam piring bersih untuk mengurangi risiko kontaminasi kuman atau virus.

"Pindahkan makanan ke piring bersih. Lalu buang kemasan ke dalam tempat sampah dan cuci tangan dengan benar sebelum makan," ucapnya.

3.Cuci tangan pakai sabun
Risiko penularan terbesar virus corona itu berasal dari tangan. Walaupun sudah mencuci tangan sebelum makan, alangkah baiknya untuk menggunakan sendok dan garpu untuk meminimalisir infeksi.

"Makanlah dengan pisau dan garpu atau sendok, bukan dengan jarimu," jelas Prof Bloomfield.

Dokter Meninggal Setelah Konsumsi Obat Anti-Malaria untuk Cegah Virus Corona

Seorang dokter yang bekerja di rumah sakit swasta di Guwahati, Assam, India meninggal dunia diduga setelah mengkonsumsi obat anti-malaria hydroxychloroquine. Obat ini digunakan untuk perawatan pasien virus corona COVID-19 di beberapa negara, termasuk India.
Dikutip dari NDTV, dokter ahli anestesi yang diketahui bernama Utpaljit Barman (44) ini mengkonsumsi obat atas kemauannya sendiri untuk tindakan pencegahan COVID-19. Ia meninggal karena serangan jantung pada Sabtu lalu.

Sampai saat ini masih belum bisa dikonfirmasi apakah obat itu benar-benar bisa memicu serangan jantung. Tapi, berdasarkan pesan WhatsApp yang dikirim pada rekannya, ia mengatakan bahwa merasa tidak enak setelah minum obat tersebut.

Menurut Dewan Penelitian Medis India, obat tersebut memang direkomendasikan pada petugas kesehatan untuk penanganan virus corona. Namun, bukan untuk mencegah penyakit itu. ICMR juga mengingatkan bahwa obat itu tidak boleh digunakan sendiri untuk mencegah atau menyembuhkan COVID-19.

Di China, hydroxychloroquine dan chloroquine phosphate memang digunakan untuk mengobati pasien virus corona. Tapi, bukan berarti mengkonsumsi obat itu tanpa anjuran bisa bantu mencegah infeksi.

Di Assam sendiri, belum ada kasus positif virus corona yang ditemukan. Sekretaris Kesehatan setempat, Samir Sinha, mengatakan Assam sudah melakukan lockdown selama 21 hari berdasarkan amanat dari Perdana Menteri Narendra Modi sebagai langkah pencegahan.

"Setelah lockdown, kami berfokus pada rangkaian tes dan persiapan untuk menghadapi wabah tersebut. Ini adalah dua faktor penting yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meskipun belum punya kasus positif, kami tetap berfokus pada skrining, pengujian, dan pengawasan," jelasnya.

Viral Pria di Malaysia Pura-pura Jadi Hantu Agar Remaja Tak Keluar Rumah

Seorang pria di Chukai, Terengganu, Malaysia merasa resah karena banyak yang mengabaikan perintah diam di rumah. Ia akhirnya berinisiatif untuk menakuti warga khususnya remaja agar tak keluar rumah.
Dengan mengenakan pakaian serba putih, ia berpura-pura menjadi hantu. Pria tersebut diketahui bernama Muhammad Urabil Alias.

Ia memposting foto dirinya berdiri di atas mobil van. Dia berupaya untuk menakut-nakuti remaja setempat karena mereka masih berkeliaran di tengah aturan lockdown di Malaysia.

Urabil menambahkan bahwa aksinya ini benar-benar berhasil. Karena, jumlah orang yang keluar di malam hari berkurang setelah dia memasang foto-foto yang diabadikan oleh istrinya, Norhayati Nayan di Facebook.

Mengutip Malaymail, postingan tersebut menjadi viral dan telah dibagikan lebih dari 3.500 kali. Menurut Urabil, pihak berwenang telah berpatroli di daerah perumahannya sejak diberlakukan movement control order (MCO) tetapi masih ada beberapa yang tetap bandel.

"Setelah saya mengunggah foto-foto di FB, mereka panik dan takut untuk keluar," katanya.

Urabil mengatakan setelah ia mengunggah postingan tersebut, ia menerima banyak pesan dari netizen yang menanyakan apakah itu benar-benar hantu.
"Dari statusku sendiri kamu bisa melihat aku tidak serius tetapi mereka masih berpikir foto itu asli," ungkapnya.

"Istri saya dan saya minta maaf jika kami sudah berlebihan," lanjutnya.

Studi Temukan Virus Corona Bisa Tertinggal di Dahak dan Tinja Pasien Sembuh

Hingga kini, penularan virus corona diketahui melalui droplet orang yang terinfeksi saat batuk atau bersin. Partikel virus dapat mendarat di hidung atau mulut orang lain atau terhirup, kemudian menginfeksi inang baru.
Tetapi semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa coronavirus baru dapat tetap tinggal di partikel kotoran.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine menunjukkan meski sampel virus corona dari swab nasofaring atau tenggorokan menunjukkan pasien telah sembuh atau dinyatakan negatif COVID-19, beberapa pasien masih 'menyimpan' virus dalam dahak dan tinja mereka.

"Temuan ini menimbulkan kekhawatiran tentang apakah pasien dengan usap nasofaring benar-benar bebas virus atau pengambilan sampel lain diperlukan," tulis peneliti dikutip dari Science Daily.

Masalahnya adalah satu-satunya cara untuk mendiagnosis pasien coronavirus hingga saat ini adalah tes usap hidung dan tenggorokan untuk memindai kode genetik virus. Studi ini menganalisis 133 pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Ditan Beijing di China antara 20 Januari dan 27 Februari.

Dari kelompok itu, para peneliti mengidentifikasi 22 orang yang dites negatif berdasarkan swab tenggorokan dan hidung tetapi memiliki dahak dan kotoran yang masih diuji positif untuk virus corona.

Para peneliti menemukan bahwa dahak dan feses dari pasien-pasien tersebut masih diuji positif untuk virus corona masing-masing hingga 39 hari dan 13 hari, setelah sampel faring pasien diuji negatif.

Meski demikian, menurut para ahli, beberapa virus yang berada di dahak dan kotoran setelah pemulihan adalah hal yang normal.

"Sudah lama diketahui bahwa untuk banyak penyakit virus saat pulih, beberapa masih tersisa namun biasanya tingkat (infeksinya) cukup rendah," sebut William Schaffner, seorang profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt Medical Universitas, kepada Business Insider.

Hanya karena dahak dan kotoran pasien masih memiliki virus corona yang hidup di dalamnya, itu tidak berarti partikel tersebut dapat menginfeksi orang lain.

"Kadang-kadang itu hanya materi genetik. Bukan virus yang bisa menginfeksi seseorang," pungkasnya.

Dokter Meninggal Setelah Konsumsi Obat Anti-Malaria untuk Cegah Virus Corona

Seorang dokter yang bekerja di rumah sakit swasta di Guwahati, Assam, India meninggal dunia diduga setelah mengkonsumsi obat anti-malaria hydroxychloroquine. Obat ini digunakan untuk perawatan pasien virus corona COVID-19 di beberapa negara, termasuk India.
Dikutip dari NDTV, dokter ahli anestesi yang diketahui bernama Utpaljit Barman (44) ini mengkonsumsi obat atas kemauannya sendiri untuk tindakan pencegahan COVID-19. Ia meninggal karena serangan jantung pada Sabtu lalu.

Sampai saat ini masih belum bisa dikonfirmasi apakah obat itu benar-benar bisa memicu serangan jantung. Tapi, berdasarkan pesan WhatsApp yang dikirim pada rekannya, ia mengatakan bahwa merasa tidak enak setelah minum obat tersebut.

Menurut Dewan Penelitian Medis India, obat tersebut memang direkomendasikan pada petugas kesehatan untuk penanganan virus corona. Namun, bukan untuk mencegah penyakit itu. ICMR juga mengingatkan bahwa obat itu tidak boleh digunakan sendiri untuk mencegah atau menyembuhkan COVID-19.

Di China, hydroxychloroquine dan chloroquine phosphate memang digunakan untuk mengobati pasien virus corona. Tapi, bukan berarti mengkonsumsi obat itu tanpa anjuran bisa bantu mencegah infeksi.

Di Assam sendiri, belum ada kasus positif virus corona yang ditemukan. Sekretaris Kesehatan setempat, Samir Sinha, mengatakan Assam sudah melakukan lockdown selama 21 hari berdasarkan amanat dari Perdana Menteri Narendra Modi sebagai langkah pencegahan.

"Setelah lockdown, kami berfokus pada rangkaian tes dan persiapan untuk menghadapi wabah tersebut. Ini adalah dua faktor penting yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meskipun belum punya kasus positif, kami tetap berfokus pada skrining, pengujian, dan pengawasan," jelasnya.

Selasa, 28 April 2020

Cerita Apoteker Wara-wiri Antar Obat Pakai GrabWheels di RS Wisma Atlet

Guna menangani pasien COVID-19, 4 dari 10 menara apartemen Wisma Atlet Kemayoran diubah menjadi rumah sakit darurat. Kehadiran GrabWheels membantu para pekerja medis dan Satgas COVID-19 yang bertugas di sana untuk mobilitas dari satu tempat ke tempat lain yang jaraknya terpaut cukup jauh.
Apoteker Penanggung Jawab Apotek di RS Darurat Wisma Atlet, Mayor Laut Dandung Ruskar, S.Farm., Apt, merupakan salah satu pengguna GrabWheels di Wisma Atlet. Armada GrabWheels sering kali ia gunakan untuk mengambil donasi di pos yang letaknya jauh dari tempatnya bertugas.

"GrabWheels membantu saya untuk mengambil donasi di pos 1 dan pos 2 yang lokasi tidak dekat dari tower tempat saya bekerja. Selain itu, saya juga dapat mengambil dengan cepat obat-obat cito yang sifatnya harus ada saat stok di Wisma Atlet sedang kosong di RS Mitra Keluarga. Saya merasa terbantu dengan adanya GrabWheels untuk memperpendek waktu dan saya dapat menjalankan tugas saya dengan lebih cepat," ungkap Dandung dalam keterangan resmi Grab.

Grab Indonesia akan menempatkan GrabWheels di empat menara Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran. Setiap titik akan dikelola oleh station manager yang akan bertanggung jawab selama 24/7 untuk memberikan informasi dan juga pemeliharaan penggunaan skuter listrik ini.

Untuk terus menjaga sanitasi penggunaan GrabWheels, semua skuter akan dibersihkan menggunakan disinfektan setiap 2 jam dan akan disediakan hand sanitizer di setiap titiknya. Petugas medis dan Satgas COVID-19 dapat menggunakan skuter GrabWheels secara gratis di area rumah sakit darurat dengan memilih menu eScooter di aplikasi Grab.

"Grab akan terus berupaya memberikan solusi dan layanan terbaik untuk bisa membantu garda terdepan untuk melawan virus COVID-19. Kami ingin turut berkontribusi untuk memberikan kemudahan bagi mereka yang terus melayani masyarakat Indonesia di masa pandemi ini," ujar President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Terus Meningkat, Ini Perbandingan Kasus Sembuh Corona Selama 1 Minggu Terakhir

Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Pada Senin (27/4/2020) tercatat total sebanyak 9.096 kasus positif, 1.151 sembuh, dan 765 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
"Terkonfirmasi kasus positif baru sebanyak 214 orang sehingga totalnya menjadi 9.096 orang. Kasus sembuh ada 44 orang sehingga total sembuh menjadi 1.151. Kasus meninggal bertambah 22 orang sehingga menjadi 765 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Senin (27/4/2020).

Namun di tengah penambahan kasus positif Corona yang terus meningkat, jumlah kasus sembuh virus Corona di Indonesia pun terus bertambah secara signifikan. Pada hari ini, dilaporkan penambahan 44 orang yang dinyatakan sembuh sehingga total menjadi 1.151 orang. Bahkan sejak 16 April lalu kasus sembuh Corona di Indonesia terus melampaui angka kematian.

Berikut perbandingan kasus sembuh Corona di Indonesia dalam seminggu terakhir yang dirangkum detikcom:

27 April terdapat penambahan 44 kasus. Total menjadi 1.151 kasus sembuh.
26 April terdapat penambahan 65 kasus. Total menjadi 1.107 kasus sembuh.
25 April terdapat penambahan 40 kasus. Total menjadi 1.024 kasus sembuh.
24 April terdapat penambahan 42 kasus. Total menjadi 1.002 kasus sembuh.
23 April terdapat penambahan 47 kasus. Total menjadi 960 kasus sembuh.
22 April terdapat penambahan 71 kasus. Total menjadi 913 kasus sembuh.
21 April terdapat penambahan 95 kasus. Total menjadi 842 kasus sembuh.

Takut Dehidrasi Saat Puasa? Ini Tips untuk Mencegahnya

 Berpuasa artinya menahan lapar dan dahaga di siang hari. Meski banyak yang tahan-tahan saja tak makan, nggak sedikit mengaku tak kuat menahan haus sehingga rentan mengalami dehidrasi.
Hal ini bisa dialami oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, lansia, penderita diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit kronis lainnya. Tak hanya itu, bagi mereka yang masih beraktivitas di luar pun juga rentan dehidrasi.

Faktor lain yang bisa menyebabkan dehidrasi, yaitu diare, muntah, demam tinggi, atau buang air terlalu sering. Gejala yang muncul saat dehidrasi mulai dari mulut kering, kulit keriput dan kering, lemas, kurang konsentrasi, cepat lelah, sulit buang air kecil, sembelit, dan aritmia jantung.

Untuk mencegahnya terjadi selama berpuasa, Hamad.qa punya tips-tipsnya seperti berikut ini.

1. Minum 8-12 gelas air antara waktu berbuka sampai sahur
Tips yang pertama, dianjurkan minum air 8-12 gelas setiap harinya. Dari waktu berbuka hingga sahur keesokan harinya. Disarankan minum air hangat, karena lebih mudah diserap tubuh dibandingkan air dingin.

Selain minum air, bisa juga mengkonsumsi sup, buah, dan sayur yang merupakan sumber cairan yang baik. Contohnya seperti semangka, tomat, mentimun, anggur, dan buah lainnya yang mengandung banyak air.

2. Hindari penggunaan garam dan rempah yang berlebihan
Saat berbuka atau sahur hindari makanan yang mengandung banyak rempah-rempah. Ini bisa membuat orang yang memakannya akan merasa sangat haus dan keinginan untuk minum semakin besar.

Selain itu, asupan garam juga harus dijaga. Mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar garamnya juga bisa meningkatkan rasa haus.

3. Kurangi konsumsi makanan manis
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar gulanya bisa meningkatkan rasa haus. Untuk menggantinya, kamu bisa mengkonsumsi buah yang mengandung air dan memiliki rasa manis yang alami.

4. Hindari dulu kafein dan nikotin
Kafein merupakan zat diuretik alami yang bisa meningkatkan keinginan untuk buang air kecil dan haus. Selama berpuasa, dianjurkan untuk menghindarinya, seperti minuman berenergi dan berkarbonasi, teh, terutama kopi.

Selain itu, dianjurkan juga untuk mengurangi kebiasaan merokok selama puasa. Merokok dapat memicu mulut menjadi kering dan mudah haus.

5. Hindari aktivitas di luar ruangan yang terkena paparan matahari langsung
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) rupanya tidak hanya bermanfaat untuk mencegah penyebaran Corona, tetapi bisa mengurangi risiko dehidrasi. Saat tubuh terkena temperatur panas matahari secara langsung, tubuh akan mudah dehidrasi atau kekurangan cairan.

Cerita Apoteker Wara-wiri Antar Obat Pakai GrabWheels di RS Wisma Atlet

Guna menangani pasien COVID-19, 4 dari 10 menara apartemen Wisma Atlet Kemayoran diubah menjadi rumah sakit darurat. Kehadiran GrabWheels membantu para pekerja medis dan Satgas COVID-19 yang bertugas di sana untuk mobilitas dari satu tempat ke tempat lain yang jaraknya terpaut cukup jauh.
Apoteker Penanggung Jawab Apotek di RS Darurat Wisma Atlet, Mayor Laut Dandung Ruskar, S.Farm., Apt, merupakan salah satu pengguna GrabWheels di Wisma Atlet. Armada GrabWheels sering kali ia gunakan untuk mengambil donasi di pos yang letaknya jauh dari tempatnya bertugas.

"GrabWheels membantu saya untuk mengambil donasi di pos 1 dan pos 2 yang lokasi tidak dekat dari tower tempat saya bekerja. Selain itu, saya juga dapat mengambil dengan cepat obat-obat cito yang sifatnya harus ada saat stok di Wisma Atlet sedang kosong di RS Mitra Keluarga. Saya merasa terbantu dengan adanya GrabWheels untuk memperpendek waktu dan saya dapat menjalankan tugas saya dengan lebih cepat," ungkap Dandung dalam keterangan resmi Grab.

Grab Indonesia akan menempatkan GrabWheels di empat menara Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran. Setiap titik akan dikelola oleh station manager yang akan bertanggung jawab selama 24/7 untuk memberikan informasi dan juga pemeliharaan penggunaan skuter listrik ini.

Untuk terus menjaga sanitasi penggunaan GrabWheels, semua skuter akan dibersihkan menggunakan disinfektan setiap 2 jam dan akan disediakan hand sanitizer di setiap titiknya. Petugas medis dan Satgas COVID-19 dapat menggunakan skuter GrabWheels secara gratis di area rumah sakit darurat dengan memilih menu eScooter di aplikasi Grab.

Ahli Sebut Puasa Efektif Lindungi Otak dari Alzheimer dan Parkison

Umat Muslim di seluruh dunia tengah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Berpuasa rupanya tak hanya baik untuk kesehatan tubuh, tapi juga baik untuk sel-sel otak. Bahkan ritual ini bisa melindungi otak dari Alzheimer dan Parkinson.
Kepala Pusat Studi Imunologi Fakultas Kedokteran UNPAD-RSHS Bandung Sumartini Dewi mengungkapkan ada beberapa cara yang menunjang peningkatan fungsi otak lewat berpuasa.

Pertama, ujar Dewi, puasa merangsang sel-sel otak lebih banyak sehingga meningkatnya fungsi otak atau neurogenesis. Kesimpulan ini, diambil dari studi profesor Neurologi Dr Mark Mattson di Universitas John Hopkins.

"Puasa telah terbukti meningkatkan tingka neurogenesis di otak. Neurogenesis adalah pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak dan jaringan saraf baru," kata Dewi dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (27/3/2020).

"Tingkat neurogenesis yang lebih tinggi dapat meningkatkan kinerja otak, memperbaiki sel-sel memori, memperbaiki mood/suasana hati dan meningkatkan kemampuan konsentrasi," katanya.

Kemudian, puasa juga tak hanya meningkatkan proses neurogenesis, tapi juga meningkatkan produksi protein yang berperan penting bagi sel-sel otak atau Brain-derived neurotrophic factor (BDNF).

Lebih lanjut Dewi menjelaskan, BDNF adalah salah satu faktor neurotropik yang mendukung diferensiasi, maturasi dan kelangsungan hidup sel neuron dalam sistem saraf dan menunjukkan efek neuroprotektif dalam kondisi buruk. Sejumlah pakar menyebut BDNF ini adalah pertumbuhan yang ajaib untuk otak.

"BDNF merangsang dan mengendalikan pertumbuhan sel neuron baru dari sel induk saraf (neurogenesis). BDNF telah terbukti memainkan peran dalam neuroplastisitas, yang memungkinkan otak untuk terus berubah dan beradaptasi. Kemampuan ini membuat sel otak lebih tahan terhadap stres dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi," paparnya.

Menurutnya, peningkatan produksi BDNF telah terbukti meindungi sel-sel otak dari perubahan degeneratif yang terkait dengan kondisi seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer, sementara kadar BDNF yang rendah telah dikaitkan dengan depresi dan beberapa masalah otak lainnya.

"BDNF membantu menghasilkan sel-sel otak baru, melindungi sel-sel otak Anda, menstimulasi koneksi dan sinapsis baru, meningkatkan memori, meningkatkan suasana hati, dan kemampuan belajar. Puasa telah terbukti meningkatkan BDNF sebesar 50-400%," pungkasnya.

Takut Dehidrasi Saat Puasa? Ini Tips untuk Mencegahnya

 Berpuasa artinya menahan lapar dan dahaga di siang hari. Meski banyak yang tahan-tahan saja tak makan, nggak sedikit mengaku tak kuat menahan haus sehingga rentan mengalami dehidrasi.
Hal ini bisa dialami oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, lansia, penderita diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit kronis lainnya. Tak hanya itu, bagi mereka yang masih beraktivitas di luar pun juga rentan dehidrasi.

Faktor lain yang bisa menyebabkan dehidrasi, yaitu diare, muntah, demam tinggi, atau buang air terlalu sering. Gejala yang muncul saat dehidrasi mulai dari mulut kering, kulit keriput dan kering, lemas, kurang konsentrasi, cepat lelah, sulit buang air kecil, sembelit, dan aritmia jantung.

Untuk mencegahnya terjadi selama berpuasa, Hamad.qa punya tips-tipsnya seperti berikut ini.

1. Minum 8-12 gelas air antara waktu berbuka sampai sahur
Tips yang pertama, dianjurkan minum air 8-12 gelas setiap harinya. Dari waktu berbuka hingga sahur keesokan harinya. Disarankan minum air hangat, karena lebih mudah diserap tubuh dibandingkan air dingin.

Selain minum air, bisa juga mengkonsumsi sup, buah, dan sayur yang merupakan sumber cairan yang baik. Contohnya seperti semangka, tomat, mentimun, anggur, dan buah lainnya yang mengandung banyak air.

2. Hindari penggunaan garam dan rempah yang berlebihan
Saat berbuka atau sahur hindari makanan yang mengandung banyak rempah-rempah. Ini bisa membuat orang yang memakannya akan merasa sangat haus dan keinginan untuk minum semakin besar.

Selain itu, asupan garam juga harus dijaga. Mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar garamnya juga bisa meningkatkan rasa haus.

3. Kurangi konsumsi makanan manis
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar gulanya bisa meningkatkan rasa haus. Untuk menggantinya, kamu bisa mengkonsumsi buah yang mengandung air dan memiliki rasa manis yang alami.

4. Hindari dulu kafein dan nikotin
Kafein merupakan zat diuretik alami yang bisa meningkatkan keinginan untuk buang air kecil dan haus. Selama berpuasa, dianjurkan untuk menghindarinya, seperti minuman berenergi dan berkarbonasi, teh, terutama kopi.

Selain itu, dianjurkan juga untuk mengurangi kebiasaan merokok selama puasa. Merokok dapat memicu mulut menjadi kering dan mudah haus.

Sumbang Plasma Darah Seperti Pasien 03, Adakah Efek Sampingnya?

 Baru-baru ini Ratri Anindya, pasien sembuh Corona nomor 03 mendonorkan plasma darahnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Lewat akun Instagram pribadi miliknya, Ratri Anindya bercerita tentang dirinya yang sudah berhasil mendonorkan plasma darahnya.
Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association menemukan bahwa transfusi plasma darah pasien yang telah sembuh terbukti dapat membantu dalam penyembuhan pasien sakit kritis dengan COVID-19.

Meski demikian, menyumbangkan plasma darah bisa menyebabkan efek samping umum, tetapi biasanya efek yang terjadi tidak terlalu besar, seperti dehidrasi dan kelelahan.

Dikutip dari Health Line, berikut beberapa efek samping yang ditimbulkan setelah mendonorkan plasma darah.

1. Dehidrasi
Plasma mengandung banyak air. Karena itu, beberapa orang bisa mengalami dehidrasi setelah mendonorkan plasmanya. Biasanya dehidrasi yang ditimbulkan tidak terlalu serius.

2. Pusing dan pingsan
Plasma kaya akan nutrisi dan garam. Hal ini penting untuk menjaga tubuh dan berfungsi dengan baik. Kehilangan beberapa zat ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Ini dapat menyebabkan seseorang bisa pingsan dan pusing.

3. Kelelahan
Kelelahan dapat terjadi jika tubuh memiliki kadar nutrisi dan garam yang rendah. Kelelahan setelah donasi plasma adalah efek samping yang umum terjadi, tetapi efek yang ditimbulkan biasanya ringan.

4. Memar dan tidak nyaman
Memar dan rasa tidak nyaman adalah salah satu efek samping donasi plasma yang lebih ringan dan lebih umum.

Memar terbentuk ketika darah mengalir ke jaringan lunak. Ini bisa terjadi ketika jarum menusuk vena dan sedikit darah bocor. Bagi kebanyakan orang, memar akan hilang dalam beberapa hari atau minggu. Tetapi jika Anda memiliki kelainan pendarahan, mungkin perlu waktu lebih lama.

5. Infeksi
Setiap kali jarum digunakan untuk menembus kulit, selalu ada risiko kecil infeksi. Jaringan kulit yang tertusuk memungkinkan bakteri dari luar tubuh untuk masuk.

Jarum dapat membawa bakteri tidak hanya di bawah permukaan kulit, tetapi ke dalam pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan infeksi di tempat suntikan dan jaringan tubuh di sekitarnya atau di dalam darah.

Ahli Sebut Puasa Efektif Lindungi Otak dari Alzheimer dan Parkison

Umat Muslim di seluruh dunia tengah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Berpuasa rupanya tak hanya baik untuk kesehatan tubuh, tapi juga baik untuk sel-sel otak. Bahkan ritual ini bisa melindungi otak dari Alzheimer dan Parkinson.
Kepala Pusat Studi Imunologi Fakultas Kedokteran UNPAD-RSHS Bandung Sumartini Dewi mengungkapkan ada beberapa cara yang menunjang peningkatan fungsi otak lewat berpuasa.

Pertama, ujar Dewi, puasa merangsang sel-sel otak lebih banyak sehingga meningkatnya fungsi otak atau neurogenesis. Kesimpulan ini, diambil dari studi profesor Neurologi Dr Mark Mattson di Universitas John Hopkins.

"Puasa telah terbukti meningkatkan tingka neurogenesis di otak. Neurogenesis adalah pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak dan jaringan saraf baru," kata Dewi dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (27/3/2020).

"Tingkat neurogenesis yang lebih tinggi dapat meningkatkan kinerja otak, memperbaiki sel-sel memori, memperbaiki mood/suasana hati dan meningkatkan kemampuan konsentrasi," katanya.

Kemudian, puasa juga tak hanya meningkatkan proses neurogenesis, tapi juga meningkatkan produksi protein yang berperan penting bagi sel-sel otak atau Brain-derived neurotrophic factor (BDNF).

Lebih lanjut Dewi menjelaskan, BDNF adalah salah satu faktor neurotropik yang mendukung diferensiasi, maturasi dan kelangsungan hidup sel neuron dalam sistem saraf dan menunjukkan efek neuroprotektif dalam kondisi buruk. Sejumlah pakar menyebut BDNF ini adalah pertumbuhan yang ajaib untuk otak.

"BDNF merangsang dan mengendalikan pertumbuhan sel neuron baru dari sel induk saraf (neurogenesis). BDNF telah terbukti memainkan peran dalam neuroplastisitas, yang memungkinkan otak untuk terus berubah dan beradaptasi. Kemampuan ini membuat sel otak lebih tahan terhadap stres dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi," paparnya.

Menurutnya, peningkatan produksi BDNF telah terbukti meindungi sel-sel otak dari perubahan degeneratif yang terkait dengan kondisi seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer, sementara kadar BDNF yang rendah telah dikaitkan dengan depresi dan beberapa masalah otak lainnya.

"BDNF membantu menghasilkan sel-sel otak baru, melindungi sel-sel otak Anda, menstimulasi koneksi dan sinapsis baru, meningkatkan memori, meningkatkan suasana hati, dan kemampuan belajar. Puasa telah terbukti meningkatkan BDNF sebesar 50-400%," pungkasnya.

Virus Corona Diketahui Bisa Serang Organ Tubuh Lain Selain Paru-paru

Sejak kemunculannya di akhir 2019, virus Corona COVID-19 diketahui menyerang organ paru-paru penderitanya. Tetapi, kini dokter telah menemukan efek virus ini pada beberapa organ tubuh lainnya.
Beberapa ahli kesehatan menganggap COVID-19 sebagai penyakit yang sulit untuk dikenali. Bahkan penyakit ini bisa menyebabkan berbagai gejala tak biasa, seperti diare, kehilangan indra penciuman dan perasa, nyeri otot, mata merah muda, hingga muncul ruam.

Tapi, bagaimana virus Corona bisa merusak organ tubuh lain?

Ketika virus Corona masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, atau mata, virus ini langsung menargetkan reseptor yang disebut ACE2 yang ada di berbagai organ tubuh. Virus itu menempel pada ACE2 dan menjadikan sel manusia untuk tempat berkembang hingga terjadi infeksi.

Mengutip Medical Daily, pada orang yang imunitasnya lemah, virus ini bisa masuk lebih jauh ke dalam tubuh. Ia akan mulai menyerang paru-paru, otot jantung, ginjal, pembuluh darah, hati, hingga ke sistem saraf pusat.

Hal itu membuat mereka yang lanjut usia dan memiliki penyakit akut seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal dan sebagainya lebih rentan terserang virus. Tak hanya organ dalam, organ luar seperti kulit pun juga terkena dampaknya sampai muncul ruam kemerahan.

Salah satu dokter kulit dari Texas, dr Sanober Amin, mengatakan beberapa pasien yang positif terinfeksi mengalami pembekuan pembuluh darah di dekat kulitnya. Dokter menyebut keadaan ini dengan 'COVID jari kaki', karena sebagian besar penggumpalan darah terjadi di jari-jari kaki.

Sampai saat ini, para peneliti pun masih belum menemukan jawaban bagaimana virus ini bisa membuat perubahan besar pada tubuh. Mereka juga sedang menentukan secara jelas mana yang benar-benar disebabkan virusnya dan mana yang hanya terkait dengan kondisi tubuhnya.

Sumbang Plasma Darah Seperti Pasien 03, Adakah Efek Sampingnya?

 Baru-baru ini Ratri Anindya, pasien sembuh Corona nomor 03 mendonorkan plasma darahnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Lewat akun Instagram pribadi miliknya, Ratri Anindya bercerita tentang dirinya yang sudah berhasil mendonorkan plasma darahnya.
Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association menemukan bahwa transfusi plasma darah pasien yang telah sembuh terbukti dapat membantu dalam penyembuhan pasien sakit kritis dengan COVID-19.

Meski demikian, menyumbangkan plasma darah bisa menyebabkan efek samping umum, tetapi biasanya efek yang terjadi tidak terlalu besar, seperti dehidrasi dan kelelahan.

Dikutip dari Health Line, berikut beberapa efek samping yang ditimbulkan setelah mendonorkan plasma darah.

1. Dehidrasi
Plasma mengandung banyak air. Karena itu, beberapa orang bisa mengalami dehidrasi setelah mendonorkan plasmanya. Biasanya dehidrasi yang ditimbulkan tidak terlalu serius.

2. Pusing dan pingsan
Plasma kaya akan nutrisi dan garam. Hal ini penting untuk menjaga tubuh dan berfungsi dengan baik. Kehilangan beberapa zat ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Ini dapat menyebabkan seseorang bisa pingsan dan pusing.

3. Kelelahan
Kelelahan dapat terjadi jika tubuh memiliki kadar nutrisi dan garam yang rendah. Kelelahan setelah donasi plasma adalah efek samping yang umum terjadi, tetapi efek yang ditimbulkan biasanya ringan.

4. Memar dan tidak nyaman
Memar dan rasa tidak nyaman adalah salah satu efek samping donasi plasma yang lebih ringan dan lebih umum.

Memar terbentuk ketika darah mengalir ke jaringan lunak. Ini bisa terjadi ketika jarum menusuk vena dan sedikit darah bocor. Bagi kebanyakan orang, memar akan hilang dalam beberapa hari atau minggu. Tetapi jika Anda memiliki kelainan pendarahan, mungkin perlu waktu lebih lama.

5. Infeksi
Setiap kali jarum digunakan untuk menembus kulit, selalu ada risiko kecil infeksi. Jaringan kulit yang tertusuk memungkinkan bakteri dari luar tubuh untuk masuk.

Jarum dapat membawa bakteri tidak hanya di bawah permukaan kulit, tetapi ke dalam pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan infeksi di tempat suntikan dan jaringan tubuh di sekitarnya atau di dalam darah.

Pria India Nekat Potong Lidah karena Dianggap Bisa Cegah Corona

Seorang pria dilarikan ke rumah sakit setelah terbaring tak sadarkan diri akibat aksi nekatnya memotong lidahnya sendiri. Pria ini diketahui bernama Viviek Salma, seorang pekerja imigran berusia 24 tahun. Ia saat ini bekerja sebagai pemahat batu di Gujarat, India.
Viviek dikabarkan frustasi karena kebijakan penguncian atau lockdown di wilayahnya. Sebelumnya pemerintah India menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Sehingga ia tidak bisa kembali ke kota asalnya di distrik Morena, Madhya Pradesh.

Ia meyakini aksi nekatnya itu dilakukan sebagai bentuk persembahan ke para dewa. kemudian ia percaya dengan memotong lidahnya dapat menghentikan penyebaran virus Corona.

Menanggapi hal ini, Inspektur Kepolisian HD Parmar mengatakan masih terus mendalami latar belakang di balik aksi nekatnya tersebut.

"Untuk beberapa hari terakhir, dia ingin kembali ke kota asalnya di Madhya Pradesh, karena kebijakan lockdown ini hal itu tidak mungkin dilakukan," kata Parmar, seperti dilansir Metro.

Saat ini Viviek telah berada di rumah sakit di kota Tharad. Para dokter di rumah sakit tersebut terus berusaha menyambungkan lidahnya kembali.

Virus Corona Diketahui Bisa Serang Organ Tubuh Lain Selain Paru-paru

Sejak kemunculannya di akhir 2019, virus Corona COVID-19 diketahui menyerang organ paru-paru penderitanya. Tetapi, kini dokter telah menemukan efek virus ini pada beberapa organ tubuh lainnya.
Beberapa ahli kesehatan menganggap COVID-19 sebagai penyakit yang sulit untuk dikenali. Bahkan penyakit ini bisa menyebabkan berbagai gejala tak biasa, seperti diare, kehilangan indra penciuman dan perasa, nyeri otot, mata merah muda, hingga muncul ruam.

Tapi, bagaimana virus Corona bisa merusak organ tubuh lain?

Ketika virus Corona masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, atau mata, virus ini langsung menargetkan reseptor yang disebut ACE2 yang ada di berbagai organ tubuh. Virus itu menempel pada ACE2 dan menjadikan sel manusia untuk tempat berkembang hingga terjadi infeksi.

Mengutip Medical Daily, pada orang yang imunitasnya lemah, virus ini bisa masuk lebih jauh ke dalam tubuh. Ia akan mulai menyerang paru-paru, otot jantung, ginjal, pembuluh darah, hati, hingga ke sistem saraf pusat.

Hal itu membuat mereka yang lanjut usia dan memiliki penyakit akut seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal dan sebagainya lebih rentan terserang virus. Tak hanya organ dalam, organ luar seperti kulit pun juga terkena dampaknya sampai muncul ruam kemerahan.

Salah satu dokter kulit dari Texas, dr Sanober Amin, mengatakan beberapa pasien yang positif terinfeksi mengalami pembekuan pembuluh darah di dekat kulitnya. Dokter menyebut keadaan ini dengan 'COVID jari kaki', karena sebagian besar penggumpalan darah terjadi di jari-jari kaki.

Sampai saat ini, para peneliti pun masih belum menemukan jawaban bagaimana virus ini bisa membuat perubahan besar pada tubuh. Mereka juga sedang menentukan secara jelas mana yang benar-benar disebabkan virusnya dan mana yang hanya terkait dengan kondisi tubuhnya.

Disebut Bisa Obati Corona, Ini Proses Donor Plasma Darah dari Pasien Sembuh

Selain berlomba-lomba membuat obat dan vaksin, peneliti juga melakukan studi terhadap plasma darah pasien sembuh sebagai alternatif penyembuhan COVID-19. Beberapa ahli menemukan bukti bahwa pasien virus Corona yang kritis bisa mendapatkan manfaat dari transfusi plasma darah pasien COVID-19 yang telah pulih.
Disebutkan bahwa zat antibodi yang ada dalam plasma darah pasien COVID-19 yang telah sembuh turut membantu menetralisir virus yang ada dalam tubuh pasien COVID-19. Untuk itu, prosedur pengambilan plasma darahnya juga harus melalui kontrol yang ketat.

"Prosedurnya kalau dari awal jadi kita mengidentifikasi siapa saja pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 kemudian mereka diundang untuk diperiksa apakah memenuhi syarat dari segi kesehatannya, punya antibodi yang cukup dalam plasmanya, dan tidak membawa virus Corona maupun virus atau bakteri lain yang bisa ditularkan melalui transfusi," jelas Direktur Laboratorium Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio, saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Senin (27/4/2020).

Jika sudah memenuhi persyaratan tersebut, maka yang bersangkutan diminta menandatangani IC (informed consent) tertulis bahwa dia bersedia untuk mendonorkan plasmanya. Jumlah plasma darah yang diambil bervariasi, tergantung dari berat badan pasien.

"Bisa 200-500 cc dengan mesin plasma. nanti kalau sudah ada pasien yang membutuhkan, maka tim dokter akan menentukan mana pasien yang cocok," sebutnya.

Prof Amin juga menegaskan bahwa tidak semua pasien virus Corona diberikan plasma darah pasien COVID-19 yang sudah sembuh. Terapi plasma darah dikhususkan bagi pasien dengan kondisi berat yang memiliki jumlah antibodi jauh lebih sedikit dibandingkan pasien lainnya.

"Diberikan bagi yang dirawat di rumah sakit dalam keadaan berat dan bisa dipastikan cocok dengan plasma darah yang diberikan," tutupnya.

Pria India Nekat Potong Lidah karena Dianggap Bisa Cegah Corona

Seorang pria dilarikan ke rumah sakit setelah terbaring tak sadarkan diri akibat aksi nekatnya memotong lidahnya sendiri. Pria ini diketahui bernama Viviek Salma, seorang pekerja imigran berusia 24 tahun. Ia saat ini bekerja sebagai pemahat batu di Gujarat, India.
Viviek dikabarkan frustasi karena kebijakan penguncian atau lockdown di wilayahnya. Sebelumnya pemerintah India menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Sehingga ia tidak bisa kembali ke kota asalnya di distrik Morena, Madhya Pradesh.

Ia meyakini aksi nekatnya itu dilakukan sebagai bentuk persembahan ke para dewa. kemudian ia percaya dengan memotong lidahnya dapat menghentikan penyebaran virus Corona.

Menanggapi hal ini, Inspektur Kepolisian HD Parmar mengatakan masih terus mendalami latar belakang di balik aksi nekatnya tersebut.

"Untuk beberapa hari terakhir, dia ingin kembali ke kota asalnya di Madhya Pradesh, karena kebijakan lockdown ini hal itu tidak mungkin dilakukan," kata Parmar, seperti dilansir Metro.

Saat ini Viviek telah berada di rumah sakit di kota Tharad. Para dokter di rumah sakit tersebut terus berusaha menyambungkan lidahnya kembali.

Bisakah Seseorang Tertular Virus Corona Saat Berhubungan Seksual?

Seseorang yang terinfeksi virus Corona COVID-19 bisa menularkan penyakit melalui droplet yang dikeluarkan pasien saat batuk atau bersin. Ini memicu kekhawatiran semua cairan tubuh dapat membantu menyebarkan virus corona jenis baru yang dikenal sebagai SARAS-CoV-2.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Fertility & Sterility menunjukkan bahwa pada kebanyakan pasien pria, coronavirus tidak mencapai testis.

Temuan ini muncul di tengah meningkatnya klaim bahwa virus Corona COVID-19 dapat ditularkan lewat seks, seperti Ebola dan Zika. Tim ilmuwan yang terdiri dari peneliti China dan Amerika Serikat telah memeriksa sampel air mani pada 34 pria yang dinyatakan positif COVID-19.

Para peneliti menaruh fokus pada ekspresi dua gen yang terkait dengan virus, yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) dan transmembrane serine protease 2 (TMPRSS2). Mereka membantu virus corona untuk masuk dan mereplikasi dalam sel.

Tetapi pada pria yang didiagnosis dengan COVID-19, para peneliti tidak mendeteksi sejumlah besar virus dalam sampel air mani mereka. Kedua gen hadir hanya dalam empat dari 6.500 sel t

"Fakta bahwa dalam penelitian pendahuluan yang kecil ini, tampaknya virus yang menyebabkan COVID-19 tidak muncul di testis atau air mani bisa menjadi temuan penting," ujar James Hotaling, rekan penulis studi dan profesor di University of Utah Health, sebagaimana dikutip Medical Daily.

"Apabila penyakit seperti COVID-19 dapat ditularkan secara seksual, maka akan memiliki implikasi besar untuk pencegahan penyakit dan dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan reproduksi jangka panjang seorang pria," lanjutnya.

Namun, para peneliti mencatat studi mereka memiliki beberapa keterbatasan. Tim memeriksa sampel air mani dari sejumlah kecil pasien dan tidak ada satu pun dari pasien pria tersebut yang mengalami sakit parah akibat COVID-19.

"Bisa jadi seorang pria yang sakit kritis dengan COVID-19 mungkin memiliki viral load (jumlah partikel virus) yang lebih tinggi, yang dapat mengarah pada kemungkinan lebih besar menginfeksi air mani," kata James.

"Kami tidak memiliki jawabannya untuk sekarang," sambungnya.

Tetapi peneliti mencatat, kontak intim dengan orang yang terinfeksi mungkin masih membuat orang berisiko tertular virus corona baru. Itu karena paparan tetesan ketika mereka berciuman, batuk, atau bersin.

Disebut Bisa Obati Corona, Ini Proses Donor Plasma Darah dari Pasien Sembuh

Selain berlomba-lomba membuat obat dan vaksin, peneliti juga melakukan studi terhadap plasma darah pasien sembuh sebagai alternatif penyembuhan COVID-19. Beberapa ahli menemukan bukti bahwa pasien virus Corona yang kritis bisa mendapatkan manfaat dari transfusi plasma darah pasien COVID-19 yang telah pulih.
Disebutkan bahwa zat antibodi yang ada dalam plasma darah pasien COVID-19 yang telah sembuh turut membantu menetralisir virus yang ada dalam tubuh pasien COVID-19. Untuk itu, prosedur pengambilan plasma darahnya juga harus melalui kontrol yang ketat.

"Prosedurnya kalau dari awal jadi kita mengidentifikasi siapa saja pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 kemudian mereka diundang untuk diperiksa apakah memenuhi syarat dari segi kesehatannya, punya antibodi yang cukup dalam plasmanya, dan tidak membawa virus Corona maupun virus atau bakteri lain yang bisa ditularkan melalui transfusi," jelas Direktur Laboratorium Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio, saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Senin (27/4/2020).

Jika sudah memenuhi persyaratan tersebut, maka yang bersangkutan diminta menandatangani IC (informed consent) tertulis bahwa dia bersedia untuk mendonorkan plasmanya. Jumlah plasma darah yang diambil bervariasi, tergantung dari berat badan pasien.

"Bisa 200-500 cc dengan mesin plasma. nanti kalau sudah ada pasien yang membutuhkan, maka tim dokter akan menentukan mana pasien yang cocok," sebutnya.

Prof Amin juga menegaskan bahwa tidak semua pasien virus Corona diberikan plasma darah pasien COVID-19 yang sudah sembuh. Terapi plasma darah dikhususkan bagi pasien dengan kondisi berat yang memiliki jumlah antibodi jauh lebih sedikit dibandingkan pasien lainnya.

"Diberikan bagi yang dirawat di rumah sakit dalam keadaan berat dan bisa dipastikan cocok dengan plasma darah yang diberikan," tutupnya.

Ternyata Ini Alasan Rambut Kemaluan Tumbuh Lebat dan Keriting

Lebat dan keriting, begitulah rupa dari rambut kemaluan yang tumbuh pada setiap orang. Mengapa rambut kemaluan berbeda dengan rambut yang tumbuh di area lain seperti kepala dan ketiak?
Dikutip dari Men's Health, dokter kulit dan anggota American Academy of Dermatology, Marc Glashofer, mengatakan ada alasan mengapa rambut kemaluan cenderung lebih tebal dan kasar dibandingkan dengan rambut lain di tubuh, yakni karena asal-usulnya yang bertujuan sebagai pelindung.

"Ini mencegah gesekan yang terjadi selama bercinta, yang dapat menyebabkan lecet di kulit dan ruam di kemaluan," ucap Glashofer.

"Lebih penting lagi, rambut kemaluan berfungsi sebagai pelindung terhadap bakteri dan patogen lainnya," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Institute of Men's Health di Jersey Urology Group, Amerika Serikat, Brain Steixner mengatakan penyebab rambut kemaluan keriting adalah karena tugasnya sebagai perangkap feromon, yang disekresikan atau dikeluarkan melalui kelenjar keringat di sekitar area selangkangan.

Menurutnya teori ini sudah ada sejak lama, bahkan ketika manusia belum mengenal pakaian. Bau menyengat dari keringat tubuh bisa dianggap sebagai pembangkit gairah seksual atau afrodisiak.

Bisakah Seseorang Tertular Virus Corona Saat Berhubungan Seksual?

Seseorang yang terinfeksi virus Corona COVID-19 bisa menularkan penyakit melalui droplet yang dikeluarkan pasien saat batuk atau bersin. Ini memicu kekhawatiran semua cairan tubuh dapat membantu menyebarkan virus corona jenis baru yang dikenal sebagai SARAS-CoV-2.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Fertility & Sterility menunjukkan bahwa pada kebanyakan pasien pria, coronavirus tidak mencapai testis.

Temuan ini muncul di tengah meningkatnya klaim bahwa virus Corona COVID-19 dapat ditularkan lewat seks, seperti Ebola dan Zika. Tim ilmuwan yang terdiri dari peneliti China dan Amerika Serikat telah memeriksa sampel air mani pada 34 pria yang dinyatakan positif COVID-19.

Para peneliti menaruh fokus pada ekspresi dua gen yang terkait dengan virus, yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) dan transmembrane serine protease 2 (TMPRSS2). Mereka membantu virus corona untuk masuk dan mereplikasi dalam sel.

Tetapi pada pria yang didiagnosis dengan COVID-19, para peneliti tidak mendeteksi sejumlah besar virus dalam sampel air mani mereka. Kedua gen hadir hanya dalam empat dari 6.500 sel t

"Fakta bahwa dalam penelitian pendahuluan yang kecil ini, tampaknya virus yang menyebabkan COVID-19 tidak muncul di testis atau air mani bisa menjadi temuan penting," ujar James Hotaling, rekan penulis studi dan profesor di University of Utah Health, sebagaimana dikutip Medical Daily.

"Apabila penyakit seperti COVID-19 dapat ditularkan secara seksual, maka akan memiliki implikasi besar untuk pencegahan penyakit dan dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan reproduksi jangka panjang seorang pria," lanjutnya.

Namun, para peneliti mencatat studi mereka memiliki beberapa keterbatasan. Tim memeriksa sampel air mani dari sejumlah kecil pasien dan tidak ada satu pun dari pasien pria tersebut yang mengalami sakit parah akibat COVID-19.

"Bisa jadi seorang pria yang sakit kritis dengan COVID-19 mungkin memiliki viral load (jumlah partikel virus) yang lebih tinggi, yang dapat mengarah pada kemungkinan lebih besar menginfeksi air mani," kata James.

"Kami tidak memiliki jawabannya untuk sekarang," sambungnya.

Tetapi peneliti mencatat, kontak intim dengan orang yang terinfeksi mungkin masih membuat orang berisiko tertular virus corona baru. Itu karena paparan tetesan ketika mereka berciuman, batuk, atau bersin.