Indonesia kembali mengumumkan adanya penambahan kasus virus Corona di Indonesia. Saat ini sebanyak 436 kasus baru positif sehingga total 8.211 kasus. Total hingga Jumat (24/4/2020) ada sebanyak 1.002 kasus sembuh, dan 686 kasus meninggal.
"Kasus yang terkonfirmasi positif hari ini adalah 436 orang sehingga total menjadi 8.211 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Kamis (23/4/2020).
Sebaran 436 kasus baru positif virus Corona COVID-19 sebagai berikut:
Aceh 1
Bali 10
Banten 22
DI Yogyakarta 1
DKI Jakarta 85
Jambi 4
Jawa Barat 75
Jawa Tengah 37
Jawa Timur 26
Kalimantan Timur 11
Kalimantan Tengah 11
Kalimantan Selatan 18
Nusa Tenggara Barat 38
Sumatera Selatan 13
Sumatera Barat 10
Sulawesi Utara 5
Sumatera Utara 1
Sulawesi Tenggara 4
Sulawesi Selatan 23
Sulawesi Tengah 3
Papua Barat 2
Papua 6
Sulawesi Barat 25
Gorontalo 5
WHO Bilang Bahaya, Masuk Kompleks Kok Masih Disemprot Disinfektan?
Para pakar mengatakan semprotan disinfektan ke tubuh manusia bisa berbahaya. Namun masih banyak saja yang melakukan dengan dalih demi memberikan perasaan tenang, walau mungkin tidak benar-benar mematikan virus.
Praktisi kesehatan yang jugad dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH memberi catatan khusus soal ini. Menurutnya, merasa aman ketika sudah disemprot dalam bilik disinfektan adalah sebagia kesalahan.
"Justru ini yg bisa misleading. Merasa sudah aman melewati bilik disinfektan atau sudah tenang disemprot disinfektan, tapi sebenarnya ketika ada yang batuk atau bersin tetap bisa menularkan sekitar. Hal ini segera harus diluruskan," tegas Prof Ari dalam sebuah diskusi online Minggu (6/4/2020).
Organisasi kesehatan dunia WHO telah menyampaikan, cairan disinfektan ke tubuh bisa berbahaya jika mengenai selaput lendir seperti mata dan mulut. Kementerian Kesehatan menegaskannya dengan tidak menganjurkan pemakaian bilik disinfeksi di tempat umum dan permukiman.
"Penggunaan desinfektan jenis larutan hipoklorit pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kulit terbakar parah," tulis Kemenkes dalam sebuah surat edaran untuk para kepala dinas.
WHO Indonesia
✔
@WHOIndonesia
#Indonesia, jgn menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan. Gunakan disinfektan hanya pd permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat! https://twitter.com/NParanietharan/status/1244143374803726341 …
Lihat gambar di Twitter
N. Paranietharan
@NParanietharan
#Indonesia Please do not spray disinfectants on people #COVID19 #CoronaVirusIndonesia , it may be harmful @KemenkesRI @BNPB_Indonesia #JakartaTanggapCorona #Jakarta #LawanCovid19 @kemenkopmk @Menlu_RI @dinkesJKT @WHOIndonesia
Lihat gambar di Twitter
9.796
15.47 - 29 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
14,8 rb orang memperbincangkan tentang ini
Tim Pakar Gugus Tugas percepatan penanganan virus corona COVID-19, Prof Wiku Adisasmito juga tepah menyampaikan imbauan senada. Menurutnya, upaya pencegahan lebih efektif dilakukan dengan mencuci tangan pakai sabun.
"Disinfektan hanya boleh untuk benda atau barang sehingga tidak disarankan untuk disemprotkan ke tubuh manusia," katanya pada konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, Minggu (5/4/2020).
Selain berbahaya bagi tubuh manusia, penyemprotan disinfektan dengan membabi buta juga tidak efisien karena tidak sebanding dengan dampak buruknya bagi lingkungan. Beberapa bahan kimia yang digunakan bersifat korosif dan bisa merusak bila dipakai tidak sesuai takaran.
"Mending uangnya untuk beli sembako. Justru sembako ini yang kita butuhkan agar orang punya daya tahan tubuh yang baik," kata Prof Ari.
Setujukah dengan penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar