Selasa, 28 April 2020

Kisah Ratri Pasien Nomor 03 Bantu Donor Plasma Darah Usai Sembuh dari Corona

Usai berjuang melawan virus Corona, Ratri Anindyajati, pasien Corona nomor 03, memutuskan untuk mendonor plasma darahnya bagi pasien Corona lain yang masih berjuang. Meski sedikit gugup, proses donor plasma darahnya berakhir lancar karena ditemani sang ibu.
"Proses pengambilan plasma darahku berhasil dengan lancar dan ternyata gak sebegitu menyeramkannya loh, hehehe. I know, aku katro banget karena penakut banget sampai Ibu harus pegangin tangan sebelah kiri supaya aku tenang dan santai," tulis Ratri dalam akun Instagramnya, seperti dilihat detikcom pada Senin (27/04/2020).

Selama satu jam lamanya Ratri menjalani proses pengambilan plasma darah. Ia berharap melalui plasma darahnya ini pasien Corona yang masih berjuang bisa terbantu.

"Total proses pengambilan 200 cc plasma darah (yg warna putih) berjalan selama hampir 1 jam. Dengan alat khusus yg menyaring plasma darah dari darah merahku," katanya.

Sebelumnya, terapi plasma darah sendiri diketahui sebagai salah satu pengobatan pasien Corona khususnya bagi pasien dengan kondisi kritis. Direktur Laboratorium Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Prof Amin Soebandrio, menyebut terapi plasma darah bisa menjadi alternatif untuk menetralisir virus yang ada dalam tubuh pasien. Namun tidak semua pasien bisa diberikan plasma darah.

"Utamanya pasien yang kondisinya cenderung lebih berat. Satu donor bisa dipakai untuk satu sampai tiga pasien," kata Prof Amin saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Senin (27/4/2020)

Sementara itu, Ratri pun berharap pasien sembuh Corona lain bisa ikut mendonorkan plasma darahnya untuk membantu pasien Corona lain yang tengah berjuang. Adapun syarat untuk melakukan donor plasma darah, menurut Plasma Protein Therapeutics Association (PPTA), yaitu:

- Donor plasma harus berusia minimal 18 tahun.
- Donor plasma harus memiliki berat setidaknya 50 kilogram.
- Harus lulus pemeriksaan medis.
- Melengkapi skrining riwayat medis.
- Tes non-reaktif untuk virus menular termasuk hepatitis dan HIV.
- Ikuti diet yang disarankan termasuk 50 hingga 80 gram protein harian.

Ternyata Ini Alasan Rambut Kemaluan Tumbuh Lebat dan Keriting

Lebat dan keriting, begitulah rupa dari rambut kemaluan yang tumbuh pada setiap orang. Mengapa rambut kemaluan berbeda dengan rambut yang tumbuh di area lain seperti kepala dan ketiak?
Dikutip dari Men's Health, dokter kulit dan anggota American Academy of Dermatology, Marc Glashofer, mengatakan ada alasan mengapa rambut kemaluan cenderung lebih tebal dan kasar dibandingkan dengan rambut lain di tubuh, yakni karena asal-usulnya yang bertujuan sebagai pelindung.

"Ini mencegah gesekan yang terjadi selama bercinta, yang dapat menyebabkan lecet di kulit dan ruam di kemaluan," ucap Glashofer.

"Lebih penting lagi, rambut kemaluan berfungsi sebagai pelindung terhadap bakteri dan patogen lainnya," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Institute of Men's Health di Jersey Urology Group, Amerika Serikat, Brain Steixner mengatakan penyebab rambut kemaluan keriting adalah karena tugasnya sebagai perangkap feromon, yang disekresikan atau dikeluarkan melalui kelenjar keringat di sekitar area selangkangan.

Menurutnya teori ini sudah ada sejak lama, bahkan ketika manusia belum mengenal pakaian. Bau menyengat dari keringat tubuh bisa dianggap sebagai pembangkit gairah seksual atau afrodisiak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar