Minggu, 26 April 2020

Karena Virus Corona, Bersih-Bersih Pesawat Pakai Sinar UV?

Saat harus masuk parkiran karena virus Corona, tak sedikit pesawat yang harus didisinfektan. Belakangan, malah muncul ide agar bersih-bersih pesawat dilakukan dengan sinar ultraviolet.
Seruan agar sinar UV diberikan kepada pasien positif virus Corona oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu polemik. Tapi, sebuah perusahaan California menganggapnya sebagai solusi sempurna untuk mendekontaminasi pesawat terbang.

Perusahaan California itu, Dimer UCV Innovations, yang menciptakan mesin pembersih yang memancarkan UV-C yang disebut GermFalcon untuk industri penerbangan pada tahun 2014. Munculnya virus Corona saat ini menjadikan mesin pembersih untuk pesawat diprediksi betul-betul bakal diterapkan.

"Kami tidak ingin memanfaatkan pandemi untuk menciptakan permintaan di industri ini. Tapi, itulah situasi yang kita hadapi dan kita membangun unit kita secepat mungkin," kata Elliot Kreitenberg, presiden dan salah seorang pendiri Dimer UCV Innovations, dan dikutip Reuters.

Dia tidak memberikan perincian tentang penjualan unit tersebut. Dia bilang penggunaan mesin tersebut telah ditawarkan kepada industri secara gratis selama pandemi.

GermFalcon adalah robot seukuran troli makanan di pesawat. Dibutuhkan petugas untuk mendorongnya menyusuri lorong pesawat.

Sayap mekanis membentang dan memancarkan cahaya UV-C ke permukaan kabin. UV-C dapat merusak asam nukleat dalam suatu organisme dan mencegahnya bereplikasi. Penggunaannya sebagai disinfektan cukup umum di rumah sakit dan laboratorium, namun di tempat lain, seperti dalam penerbangan, itu tidak biasa. UV-C adalah sinar IV yang paling berbahaya.

Mesin itu memiliki penutup untuk melindungi petugas agar terhindar dari sinar UV. Kreitenberg mengatakan GermFalcon dapat membersihkan pesawat berbadan sempit dalam tiga menit.

Primer Tes Corona Menipis, DIY Tunggu Pengadaan dari Pusat

 Guna mempercepat uji laboratorium sampel pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona COVID-19, Pemda DIY melakukan koordinasi terkait jumlah primer yang tersedia di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) DIY. Hasilnya, stok menipis dan Pemda tengah mengupayakan pengadaan.
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, DIY saat ini memang mampu melakukan tes COVID-19 secara mandiri. Namun untuk hasil tes terkadang mengalami keterlambatan, hal itu karena ketersediaan primer tergantung pasokan dari pusat.

"Saat ini masih ada (primer), tapi sudah menipis, tinggal untuk beberapa hari ke depan saja," ujar saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Rabu (1/4/2020).

Padahal, primer tersebut adalah hal yang sangat pokok untuk menentukan tahapan tes COVID-19. Karena itu, pihaknya tengah mengupayakan pengadaan primer tersebut ke pusat.

"Karena untuk mengantisipasi jumlah orang yang harus menerima tes, Pemerintah pusat sebaiknya sesegera mungkin menyediakan primer. Dengan begitu, proses pemeriksaan bisa berjalan lancar dan tidak mengalami kendala berupa penumpukan sampel yang harus di tes," ucapnya.

Menyoal Rapid Test, Aji akan memprioritaskan kepada tenaga medis sebagai garda terdepan. Rapid test merupakan metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar