Rabu, 29 April 2020

Kisah Petugas Lab Pengambil Swab Pasien Corona di Jakarta

Selain dokter dan perawat, petugas laboratorium juga menjadi garda terdepan dalam menangani virus corona COVID-19. Pria bernama Fadly, seorang petugas lab di salah satu rumah sakit rujukan pemerintah untuk virus corona, membagikan kisahnya kepada detikcom bagaimana ia harus berhadapan dengan pasien.
Sehari-hari, ia bertugas untuk mengambil swab dari orang yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Tentu saja hal ini sangat berisiko baginya, mengingat test swab sendiri adalah proses pengambilan lendir langsung dari saluran pernapasan dengan mengusap tenggorokan atau hidung pasien.

Risiko untuk dia tertular terbilang besar apalagi jika ia tidak memakai alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar. Namun karena sudah dilengkapi APD yang sesuai dengan SOP ia percaya dirinya aman saat menangani pasien.

"Kenapa saya percaya diri, karena SOP yang kita lakukan sudah benar," tegasnya saat dihubungi detikcom Senin (30/3/2020).

Dalam sehari, ia bisa mengambil 5 sampel pasien yang nantinya akan diperiksa untuk diketahui apakah pasien tersebut positif atau negatif.

"Yang ngambil sampel positif corona, saya yang ngambil swabnya. Nanti kan ketahuan positif melalui kita dari laboratorium, Hari ini saya mengambil sampel 5 pasien. Ini pasien PDP yang baru masuk di IGD dan menunggu hasil," jelasnya.

Ia juga menjelaskan usai mengambil swab ia diharuskan untuk mandi memakai air hangat.

"Jadi kita ngambil untuk nanti dicek melalui laboratorium pakai APD lengkap, ditambah keluar dari situ wajib mandi, air hangat, nggak boleh nggak," lanjutnya.

Meski begitu, ia mengaku kalau pekerjaan yang ia tempuh saat ini tak pernah ia sesali. Fadly mengetahui betul bagaimana risiko yang akan dia hadapi. Termasuk risiko penolakan dari lingkungan seperti dialami teman-teman sejawatnya.

"Sebelum saya masuk dunia kesehatan, pasti saya udah tau risikonya apa, nggak ada penyesalan kalau niat kita untuk menolong insyallah akan dapat imbalan dari Tuhan," ujarnya.

Kekhawatiran dari keluarganya pun tak bisa dipungkiri. Ia hanya bisa meyakinkan kepada keluarga bahwa dirinya dalam kondisi baik-baik saja.

"Keluarga pasti ada rasa panik, tapi saya usahakan biar tenang, saya kasih semangat ke mereka kalau saya gapapa," tutupnya.

Ingin Ciptakan Alat untuk Lawan Corona, Hidung Pria Ini Kemasukan Magnet

Astrofisikawan asal Australia, Dr Daniel Reardon, terpaksa dirawat di rumah sakit karena ada magnet tersangkut di hidung. Ia bercerita awalnya berniat ciptakan alat yang bisa membantu lawan wabah corona COVID-19.
Daniel punya konsep membuat kalung magnet yang bisa jadi pengingat bila tangan mendekati wajah. Di tengah eksperimen, ia iseng menaruh-naruh magnet di wajah.

"Saya mulai menempatkan magnet-magnet ini di wajah. Pertama di telinga, kemudian di hidung. Seperti tindikan ala magnet," kata Daniel seperti dikutip dari BBC, Selasa (31/3/2020).

"Masalah muncul ketika saya menempatkan satu magnet lagi di lubang hidung yang lain. Magnet-magnet ini saling menjepit, dan magnet yang ada di dalam septum hidung saya tak bisa dikeluarkan," lanjutnya.

Daniel sempat berusaha sendiri mengeluarkan magnet dari dalam hidung, namun ia kesulitan. Sementara itu daya tarik magnet yang kuat menjepit semakin terasa sakit sehingga akhirnya ia memilih pergi ke rumah sakit.

Beruntung para dokter berhasil mengeluarkan magnet dari hidung dengan lancar. Daniel tak mengalami cedera serius.

"Saya pikir saya akan menyerah (membuat alat). Biarkan yang lain yang lebih berkompetensi mencobanya," kata Daniel tertawa saat ditanya apakah ia akan melanjutkan eksperimen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar