Masker menjadi satu perlengkapan penting selama masa pandemi COVID-19. Bagi tenaga medis, masker bahkan tidak boleh lepas dari wajah saat bertugas.
Masker harus menempel di wajah bagi pemakai, untuk perlindungan maksimal, masker harus ditutup rapat di sekitar hidung.
Namun, dalam lingkungan yang serba cepat dan penuh tekanan, masker yang menempel pada wajah dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan terjadinya kerusakan kulit. Hal ini ditemukan dalam sebuah makalah anyar di Inggris.
"Para pemakai akan berkeringat di balik masker. Hal ini menyebabkan gesekan yang bisa memicu kerusakan pada hidung dan pipi. Lebih jauh, kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi," ujar salah satu penulis studi, Karen Ousey dari University of Huddersfields, Inggris, dilansir dari Medical News Today.
Makalah yang diterbitkan dalam Journal of Wound Care pada Februari lalu, berfokus pada masalah kulit yang bisa disebabkan oleh penggunaan masker dan alat pelindung diri (APD) lainnya yang digunakan di bagian wajah.
Salah satunya adalah meningkatnya risiko ulkus dekubitus. Nama terakhir merupakan kondisi luka yang disebabkan oleh tekanan secara terus menerus pada permukaan kulit.
Ulkus, sebut para peneliti, dapat meningkatkan risiko infeksi seperti sepsis. Ulkus juga menimbulkan rasa sakit, meninggalkan bekas luka, dan mengakibatkan kerontokan rambut permanen.
Ousey menyarankan, agar para pemakai masker, khususnya tenaga medis, untuk membuat kulit tetap terhidrasi dan menjaga kelembabannya. Gunakan krim pelembab setidaknya 30 menit sebelum menggunakan masker.
Jumlah Pasien Sembuh 607, Makin Jauh Lampaui Korban Meninggal akibat Corona
Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia telah mencapai 5.923. Kabar baiknya, jumlah pasien sembuh makin jauh melampaui jumlah pasien meninggal.
Sebelumnya, jumlah pasien meninggal hampir selalu lebih banyak dibandingkan pasien sembuh. Untuk pertama kalinya pada Kamis (16/4/2020), jumlah pasien sembuh yakni 548 kasus melampaui jumlah pasien meninggal yakni 496.
Pada Jumat (17/4/2020), jumlah pasien sembuh kembali bertambah sebanyak 59 kasus. Total hingga saat ini tercatat 607 pasien yang telah dinyatakan sembuh, dengan dua kali hasil negatif dalam pemeriksaan.
Dari 607 pasien yang sembuh, jumlah terbanyak yakni 204 ada di DKI Jakarta.
Jumlah pasien meninggal pada hari yang sama bertambah 24 kasus menjadi 520. Jumlah terbanyak juga tercatat di DKI Jakarta, yakni 249 kasus.
'Tak Cuma Zoom, Semua Produk Video Bermasalah Keamanannya'
Alex Stamos adalah mantan Chief Security Officer Facebook, salah satu orang kepercayaan Mark Zuckerberg. Belakangan, ia sibuk lantaran jasanya disewa oleh Zoom dengan status penasihat keamanan.
Seperti diketahui, masalah keamanan seperti zoombombing ataupun pencurian akun oleh hacker bikin perusahaan itu pusing. Dalam wawancara terbaru, Alex mengklaim semua layanan video punya masalah keamanan.
"Semua produk video punya isu sekuriti. Mereka sebenarnya merupakan produk yang cukup rumit untuk dibuat secara aman," cetusnya, dikutip detikINET dari CNBC.
"Semua produk pesaing memiliki daftar besar bug dalam beberapa tahun belakangan. Kuncinya adalah sangat berhati-hatilah dalam setup," saran dia.
Alex sendiri mengaku percaya dengan keamanan Zoom saat ini, di mana dia memakainya untuk meeting online, demikian pula dua anaknya menggunakannya. Ia juga menyebutkan, peningkatan pesat pemakaian Zoom adalah sesuatu yang luar biasa di industri internet.
Pada bulan Desember, ada 10 juta meeting digelar di Zoom tiap hari. Sedangkan bulan Maret, jumlah itu meledak menjadi 200 juta. Alex menggarisbawahi bahwa Zoom lebih ditujukan untuk kalangan bisnis dengan protokol yang lebih aman.
"Ada diskusi enkripsi Zoom tidak end to end dan itu memang benar. Kami bekerja dalam beberapa opsi di bidang itu," cetusnya.
Tapi dia mengklaim isu penyandian menyeluruh atau enkripsi end to end tidak spesifik masalah Zoom. "Tak satupun dari Google Hangout, Microsoft Teams, Cisco WebEx, tidak ada satupun dari produk bersangkutan punya level keamanan semacam itu," tandas Alex.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar