Video perbincangan Luna Maya dengan seorang dokter hewan, Moh Indro Cahyono, bikin heboh belakangan ini. Dikatakan, virus Corona COVID-19 tidak seganas yang dibicarakan dan tidak mematikan.
Tak lama berselang, beredar pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) yang mengimbau anggota untuk berhati-hati dalam membuat pernyataan. Pernyataan ini termuat dalam surat berlabel 'Excecutive Note'.
"Kami mengharapkan kepada dokter hewan ini pertama mendukung program pemerintah. Kemudian kedua, tidak memberikan statement yang sifatnya membuat bingung masyarakat dan tidak membuat galau masyarakat," jelas Ketua PB PDHI, drh H M Munawaroh, MM.
Berikut ini kutipan 'Executive Note' dari Ketua Umum PB PDHI tentang virus Corona kepada para dokter hewan di seluruh Indonesia:
Kami mengharapkan kepada dokter hewan ini pertama mendukung program pemerintah. Kemudian kedua, tidak memberikan statement yang sifatnya membuat bingung masyarakat dan tidak membuat galau masyarakat
drh H M Munawaroh, MM - Ketum PB PDHI
Executive Note
drh H M Munawaroh, MM
Ketua Umum PB PDHI
Dear Para Kolega Dokter Hewan di Indonesia.
PDHI menyampaikan pesan kepada seluruh Kolega
Dimasa pandemi covid 19 ini bila menyampaikan pendapat di media sosial yang berkaitan dengan Covid 19 supaya hati-hati agar tidak membuat resah dan membuat bingung masyarakat karena ini bukan ranah Dokter Hewan meskipun kita ada pemahaman.
Kita sebagai Dokter Hewan harus bisa mendukung dan menghargai profesi Dokter Manusia yang telah berjibaku menangani pasien covid 19 di Rumah Sakit.
Mari kita dukung program pemerintah dengan menyampaikan pesan yang bijak sesuai yang disampaikan oleh pemerintah yaitu :
Lakukan cuci tangan sesering mungkin
Jaga jarak bila bertemu dengan orang minimal 1 sampai 2 meter.
Jangan berkumpul lebih dari 5 orang.
Gunakan masker bila keluar rumah.
Tidak keluar rumah bila tidak ada yang penting.
Bantu sosialisasi ke masyarakat.
Kita yakin bahwa pandemi covid 19 pasti akan segera berakhir dan pasti ada hikmah dibalik pandemi ini. Semoga kita selalu sehat dan terhindar dari infeksi covid-19.
7 Fakta Menarik Laboratorium Virus Berbahaya di Wuhan
Laboratorium Wuhan Institute of Virology (WIH) belakangan jadi sorotan lantaran dituding sebagian pihak sebagai sumber awal pandemi COVID-19. Teori itu sudah berulangkali disanggah China dan beberapa ilmuwan.
Apa saja fakta menarik soal laboratorium virus berbahaya tersebut? Berikut rangkumannya yang dihimpun dari berbagai sumber.
1. Koleksi Virus
Institut tersebut adalah pusat China Centre for Virus Culture Collection, yaitu semacam bank virus dengan jumlah terbesar di wilayah Asia. Menurut websitenya, sedikitnya ada 1.500 jenis virus diteliti di sana, sebagian berbahaya.
2. Keamanan Level Tertinggi
Laboratorium milik WIH punya level keamanan lab tingkat maksimum yang didesain untuk menangani patogen Class 4 (P4), merupakan sebutan untuk virus berbahaya bagi manusia seperti ebola. Selain itu, terdapat pula laboratorium terpisah dengan level P3.
3. Biaya Pembangunan Ratusan Miliar
Biaya pembuatan laboratorium tersebut mencapai USD 42 juta atau di kisaran Rp 650 miliar. Pembangunannya dimulai pada tahun 2003 dan baru selesai pada tahun 2015 atau lebih dari 1 dekade, kemudian resmi dibuka pada tahun 2018.
4. Ikut Didanai Amerika Serikat
Salah satu sumber dananya ternyata dari pemerintah Amerika Serikat walaupun berapa jumlahnya belum jelas. Laboratorium tersebut juga berkolaborasi erat dengan lembaga di AS dan Kanada, yaitu Galveston National Laboratory di University of Texas dan National Microbiology Laboratory.
5. Ada Bantuan dari Perancis
Negara lain yang cukup aktif terlibat dalam pembangunan laboratorium ini adalah Perancis melalui Centre International de Recherche en Infectiologie, lab milik negara Eropa tersebut serta konsultan konstruksinya juga adalah orang Perancis bernama Alain Merieux.
6. Meneliti Virus pada Kelelawar
Virus di kelelawar termasuk yang diteliti di WIH. Salah satu periset bernama Zhou Peng adalah spesialis peneliti virus di kelelawar. "Kami berada di depan dalam studi mekanisme kekebalan di kelelawar, yang membawa virus dalam waktu yang lama. Kelelawar membawa virus tapi tidak diinfeksi olehnya. Mereka memberi harapan bagi manusia dalam studi melawan virus," katanya di tahun 2018.
7. Wabah SARS Jadi Pemicu
China memutuskan membuat laboratorium penelitian tersebut setelah mereka mengalami wabah SARS di tahun 2002 dan 2003. Wabah SARS, jenis lain dari virus corona, membunuh 775 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 penderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar