Selasa, 28 April 2020

Virus Corona Diketahui Bisa Serang Organ Tubuh Lain Selain Paru-paru

Sejak kemunculannya di akhir 2019, virus Corona COVID-19 diketahui menyerang organ paru-paru penderitanya. Tetapi, kini dokter telah menemukan efek virus ini pada beberapa organ tubuh lainnya.
Beberapa ahli kesehatan menganggap COVID-19 sebagai penyakit yang sulit untuk dikenali. Bahkan penyakit ini bisa menyebabkan berbagai gejala tak biasa, seperti diare, kehilangan indra penciuman dan perasa, nyeri otot, mata merah muda, hingga muncul ruam.

Tapi, bagaimana virus Corona bisa merusak organ tubuh lain?

Ketika virus Corona masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, atau mata, virus ini langsung menargetkan reseptor yang disebut ACE2 yang ada di berbagai organ tubuh. Virus itu menempel pada ACE2 dan menjadikan sel manusia untuk tempat berkembang hingga terjadi infeksi.

Mengutip Medical Daily, pada orang yang imunitasnya lemah, virus ini bisa masuk lebih jauh ke dalam tubuh. Ia akan mulai menyerang paru-paru, otot jantung, ginjal, pembuluh darah, hati, hingga ke sistem saraf pusat.

Hal itu membuat mereka yang lanjut usia dan memiliki penyakit akut seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal dan sebagainya lebih rentan terserang virus. Tak hanya organ dalam, organ luar seperti kulit pun juga terkena dampaknya sampai muncul ruam kemerahan.

Salah satu dokter kulit dari Texas, dr Sanober Amin, mengatakan beberapa pasien yang positif terinfeksi mengalami pembekuan pembuluh darah di dekat kulitnya. Dokter menyebut keadaan ini dengan 'COVID jari kaki', karena sebagian besar penggumpalan darah terjadi di jari-jari kaki.

Sampai saat ini, para peneliti pun masih belum menemukan jawaban bagaimana virus ini bisa membuat perubahan besar pada tubuh. Mereka juga sedang menentukan secara jelas mana yang benar-benar disebabkan virusnya dan mana yang hanya terkait dengan kondisi tubuhnya.

Sumbang Plasma Darah Seperti Pasien 03, Adakah Efek Sampingnya?

 Baru-baru ini Ratri Anindya, pasien sembuh Corona nomor 03 mendonorkan plasma darahnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Lewat akun Instagram pribadi miliknya, Ratri Anindya bercerita tentang dirinya yang sudah berhasil mendonorkan plasma darahnya.
Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association menemukan bahwa transfusi plasma darah pasien yang telah sembuh terbukti dapat membantu dalam penyembuhan pasien sakit kritis dengan COVID-19.

Meski demikian, menyumbangkan plasma darah bisa menyebabkan efek samping umum, tetapi biasanya efek yang terjadi tidak terlalu besar, seperti dehidrasi dan kelelahan.

Dikutip dari Health Line, berikut beberapa efek samping yang ditimbulkan setelah mendonorkan plasma darah.

1. Dehidrasi
Plasma mengandung banyak air. Karena itu, beberapa orang bisa mengalami dehidrasi setelah mendonorkan plasmanya. Biasanya dehidrasi yang ditimbulkan tidak terlalu serius.

2. Pusing dan pingsan
Plasma kaya akan nutrisi dan garam. Hal ini penting untuk menjaga tubuh dan berfungsi dengan baik. Kehilangan beberapa zat ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Ini dapat menyebabkan seseorang bisa pingsan dan pusing.

3. Kelelahan
Kelelahan dapat terjadi jika tubuh memiliki kadar nutrisi dan garam yang rendah. Kelelahan setelah donasi plasma adalah efek samping yang umum terjadi, tetapi efek yang ditimbulkan biasanya ringan.

4. Memar dan tidak nyaman
Memar dan rasa tidak nyaman adalah salah satu efek samping donasi plasma yang lebih ringan dan lebih umum.

Memar terbentuk ketika darah mengalir ke jaringan lunak. Ini bisa terjadi ketika jarum menusuk vena dan sedikit darah bocor. Bagi kebanyakan orang, memar akan hilang dalam beberapa hari atau minggu. Tetapi jika Anda memiliki kelainan pendarahan, mungkin perlu waktu lebih lama.

5. Infeksi
Setiap kali jarum digunakan untuk menembus kulit, selalu ada risiko kecil infeksi. Jaringan kulit yang tertusuk memungkinkan bakteri dari luar tubuh untuk masuk.

Jarum dapat membawa bakteri tidak hanya di bawah permukaan kulit, tetapi ke dalam pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan infeksi di tempat suntikan dan jaringan tubuh di sekitarnya atau di dalam darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar