Minggu, 19 April 2020

Ribuan Restoran Tutup Imbas Corona, 200 Ribu Orang Dirumahkan & PHK

Sedikitnya 6.800 restoran tutup sementara imbas pandemi virus Corona (COVID-19). Akibatnya 200.000 lebih karyawan bisnis kuliner tersebut dirumahkan dan ada yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Jadi kalau dilihat dari karyawan yang dirumahkan (dan di-PHK) itu bisa lebih dari 200 ribu kali itu," kata Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin saat dihubungi detikcom, Minggu (19/4/2020).

Restoran merupakan salah satu kegiatan usaha yang menyerap banyak pekerja. Dia mencontohkan, satu restoran berskala kecil saja rata-rata mempekerjakan 20 orang.

"Minimal kan kira-kira dia (restoran) kalau di mal kan 2 shift kan (jam kerjanya), dari pagi sampai malam. Nah itu kira-kira 20, paling kecil itu average-nya 20, satu restoran 20 orang. Itu average kecil tuh. Soalnya kan ada yang besar, ada yang kecil restorannya," jelasnya.

Pengusaha restoran pun terpaksa pula memberhentikan karyawan harian dan mem-PHK beberapa karyawan tetap.

"Soalnya ada beberapa restoran yang mereka memprediksi 'sudah nih, saya nggak akan ambil risiko bahwa ini akan buka lagi bulan Juni atau bulan Mei akan selesai masalah (Corona)', dia langsung potong sampai Desember. Sampai Desember nggak akan buka lagi langsung di-PHK," tambahnya.

Dia menjelaskan, paling tidak ada 700 mal di Indonesia yang di dalamnya berdiri gerai-gerai kuliner. Imbas pandemi COVID-19, mayoritas pusat perbelanjaan tersebut berhenti beroperasi sehingga restoran terpaksa ikut tutup.

Bisnis restoran yang paling banyak terdampak kondisi tersebut tersebar di Pulau Jawa dan Bali. Namun memang ada beberapa restoran yang masih bisa buka di dalam mal, misalnya yang di area lobi. Itu pun tak melayani makan di tempat.

Amerika Serikat Izinkan Pilot Diabetes Terbang

Begitu banyak syarat agar pilot bisa terbang. Tebaru, regulator penerbangan di Amerika Serikat, FAA melonggarkan salah satunya.
Diberitakan CNN, pilot dengan diabetes akhirnya akan diizinkan Amerika Serikat untuk menerbangkan jet komersial. Merilee Riely salah satunya.

Ia tidak pernah membayangkan mimpinya sebagai pilot akan hancur begitu cepat. Atau, ia bisa dilahirkan kembali.

Merilee terbang perdana di lapangan Kampung Boeing Seattle. April 1995, saat berusia 25 tahun, ia menjadi pilot baru Atlantic Southeast Airlines, maskapai lokal yang berbasis di Georgia.

Saat itu ia masih jadi pilot percobaan. Sembilan bulan kemudian, ia kehilangan 9 kilogram berat badan hanya dalam dua minggu dan didiagnosis diabetes tipe 1. Ia pun kehilangan karirnya.

22 tahun setelah kejadian itu, ia tak pernah bergelut dengan dunia penerbangan. Bahkan ketika suaminya menjadi kapten di Delta Air Lines.

Ia yakin bahwa Federal Aviation Administration (FAA) tak akan pernah mengubah larangan bagi para pilot penderita diabetes yang diobati dengan insulin menduduki kursi di kokpit pesawat komersial. Diketahui bahwa negara-negara lain, seperti Kanada dan Inggris mulai mengizinkannya.

FAA menganggap pilot yang menderita diabetes akan membahayakan penumpang dan pesawat. Dengan kemajuan teknologi seperti pemantauan glukosa yang lebih tepat, aturan itu mulai bergeser.

Desas-desus tentang perubahan besar aturan FAA sampai ke telinga Merilee. Ia belajar lagi sebisanya.

Pada bulan November lalu, FAA akan mengizinkan pilot dengan diabetes untuk mengajukan sertifikat medis kelas satu dan dua yang diperlukan untuk penerbangan komersial. Merilee pun mengirim lamarannya dan menunggu.

Untuk pertama kalinya dalam 24 tahun, Merilee bisa menjadi pilot komersial lagi. American Diabetes Association, yang mendorong perubahan dalam kebijakan FAA, memuji keputusan tersebut.

"Pakar ahli endokrin ADA memberi tahu FAA bahwa pilot dapat mempertahankan glukosa darah dalam penerbangan di jarak yang aman. Mereka sampai pada kesimpulan yang sama," kata salah satu perwakilan asosiasi, Sarah Fech-Baughman.

Merilee sekarang berusia 49 tahun dan tidak lagi memiliki pandangan maskapai mana yang akan jadi tempatnya berlabuh. Ia berkutat apakah tidak sebaiknya merawat ketiga anaknya saja.

Namun, saat ini adalah waktu kurang tepat untuk melamar sebagai pilot. International Air Transport Association (IATA), yang mewakili maskapai penerbangan dunia, memproyeksikan bahwa pendapatan maskapai akan anjlok hingga USD 314 miliar di tahun ini.

Jumlah penerbangan di seluruh dunia akan turun menjadi 29.500 per hari, menurut Airlines for America. Di awal tahun ada sekitar 111.000 penerbangan.

Penerbangan di AS sendiri turun sekitar 97%, menurut TSA (Transportation Security Administration). Sejumlah maskapai telah meminta ribuan karyawannya untuk mengambil cuti tanpa gaji atau tinggal di rumah dengan pengurangan gaji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar