Minggu, 26 April 2020

Diperpanjang, PNS Kerja dari Rumah Sampai 13 Mei

Program kerja dari rumah alias work from home (WFH) bagi para pegawai negeri sipil bakal dilakukan lebih lama. Pasalnya, untuk kedua kalinya pemerintah kembali memperpanjang kebijakan WFH buat PNS.

Kebijakan WFH ini dilakukan demi merespons program social distancing dan physical distancing demi menekan angka penularan virus Corona. Terlebih lagi banyak kantor pusat instansi pemerintah terdapat di Jakarta yang merupakan zona merah Corona.

Melalui Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 50 tahun 2020, PNS akan bekerja dari rumah hingga 13 Mei 2020.

"Diperpanjang sampai 13 Mei 2020," ungkap Sekretaris KemenPAN-RB Dwi Wahyu Atmaji kepada detikcom, Senin (20/4/2020).

Awalnya, kebijakan WFH bagi PNS diberlakukan hingga 1 Maret 2020, kemudian diperpanjang lagi hingga 21 April 2020, dan kini sampai 13 Mei 2020. Namun, dalam poin 2a SE nomor 50 tahun 2020 tersebut, kebijakan ini bisa dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan.

Selain diperpanjang, PNS juga diperintahkan untuk menyesuaikan sistem kerja dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan itu tertuang dalam poin 2c SE tersebut yang berbunyi:

"Dalam hal terdapat penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di wilayah di mana instansi Pemerintah berlokasi, Pejabat Pembina Kepegawaian pada Kementerian/Lembaga/Daerah yang bersangkutan melakukan penyesuaian sistem kerja bagi Aparatur Sipil Negara sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 45 tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja bagi Aparatur Sipil Negara yang berada di wilayah penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar."

Harga Properti Berguguran, Waktunya Beli Rumah?

- Wabah COVID-19 yang membuat roda perekonomian begitu lambat telah membuat harga properti mengalami tekanan. Daya beli masyarakat yang menurun yang menjadi penyebabnya.

Pembeli properti sendiri terdapat dua jenis, yakni end user yang membeli karena kebutuhan dan investor yang membeli hanya untuk berinvestasi. Lalu apakah tepat membeli properti di tengah pandemi baik bagi end user maupun investor?

Chief Economist CIMB Niaga, Adrian Panggabean menjelaskan, properti merupakan aset yang tidak likuid. Meski kondisi saat ini portofolio investasi yang likuid juga terhantam bukan berarti investor harus memindahkan uangnya ke aset tidak likuid.

"Dalam situasi seperti ini, krisis, itu yang dilakukan investor bukan pindah dari yang likuid ke tidak likuid. Atau buang cash terus ke properti. Yang dilakukan orang diversifikasi secara penuh. Pegang cash sedikit, properti tidak dijual, ambil portofolio lain," terangnya dalam diskusi virtual, Minggu (26/4/2020).

Menurutnya dalam situasi krisis saat ini yang disebabkan oleh pandemi, investor lebih cenderung mengamankan cashflow-nya, atau memegang uang tunai. Investor saat ini lebih memikirkan kesehatan dirinya.

"Saat ini semua orang mikir buat apa ya ngumpulin harta banyak-banyak, toh mati-mati juga. Banyak orang kaya berpikir juga, nggak usah deh ngumpulin harta, lebih baik jual tapi pelan-pelan juga," tuturnya.

Oleh karena itu Adrian menyarankan bagi investor untuk cenderung menempatkan dananya di banyak jenis instrumen investasi. Jika sudah memiliki investasi properti lebih baik ditahan dan boleh dijual jika membutuhkan cash.

"Apakah bijak membeli properti saat ini? ya belum tentu juga. Prinsip investasi when have you money, buy the asset, and you sell the asset when you need cash," tuturnya.

Pengamat Properti sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda saat dihubungi terpisah menjelaskan saat ini banyak dari pengembang yang mulai memberikan relaksasi dari sisi pembayaran. Bahkan ada yang memberikan diskon yang cukup besar.

"Dengan kondisi ini pun sebenarnya investor sudah mendapatkan harga yang bagus," tuturnya.

Menurutnya jika ingin membeli properti di harga yang paling tepat adalah saat ini dan pertengahan tahun. Namun hal itu harus diperimbangkan secara matang. Sebab kondisi ekonomi saat ini jauh lebih baik mementingkan cash flow.

"Saya cuma ingatkan investor, saat ini fokus utama bukan membeli properti, tapi perlu diperhatikan cash flow. Selama cash flow masing-masing cukup bagus, maka investasi boleh dilakukan," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar