Sabtu, 25 April 2020

Mitigasi Bencana Bali Bagus, Pariwisata Bisa Pulih Lebih Cepat

Bali terkena dampak wabah virus Corona yang cukup parah. Tapi mitigasi bencana di Bali dinilai bagus, sehingga pariwisata diprediksi akan pulih lebih cepat.

Sektor pariwisata Bali terpukul cukup hebat akibat wabah virus Corona. Tapi menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indoneia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, mitigasi bencana di Bali cukup bagus.

Buktinya bisa dilihat dari angka penderita COVID-19 di Bali yang persentase recovernya lebih tinggi daripada angka nasional. Tingkat kematian akibat COVID-19 di Bali juga cuma 2%, lebih bagus daripada angka nasional yang mencapai 8%, bahkan tingkat dunia yang mencapai 10%.

"Di Bali, yang recover dari COVID-19 mencapai 30% dengan tingkat kematian cuma 2%. Angkanya di atas dunia. Ini bisa dijadikan promosi, Bali itu mitigasinya cukup bagus," jelas pria yang akrab dipanggil Gus Agung itu dalam acara diskusi MarkPlus Industry Roundtable Sektor Pariwisata, Jumat (24/4/2020).

Gus Agung optimis pariwisata Bali akan pulih dengan cepat. Bali sampai saat ini sudah terbukti bisa bertahan dari bencana alam dan juga serangan teroris.

"Kalau pandemi sudah mulai datar, yang paling gencar kita sasar adalah wisatawan domestik. Mereka bisa liburan keluarga. Yang lainnya, China Eropa dan overseas mungkin tahun depan, dengan catatan semua sudah berjalan normal," sambungnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hermawan Kartajaya, pakar marketing sekaligus Founder & Chairman MarkPlus Tourism. Hermawan menilai Bali sangat luar biasa karena masih bisa bertahan digempur Corona dan diprediksi akan pulih lebih cepat.

"Bali itu tidak sampai 0% lho, cuma ada penurunan saja. Bali tidak ada matinya. Banyak keluarga di Jakarta yang lebih pilih isolasi ke Bali daripada ke Singapura," ungkap Hermawan.

"Bali akan pulih lebih cepat karena sudah punya branding," pungkasnya.

PELNI Tak Layani Penumpang Hingga 8 Juni Setelah Mudik Dilarang

 PT PELNI (Persero) tak menyediakan tiket untuk penumpang setelah pemerintah RI melarang mudik. PELNI tak menjual tiket mulai hari ini hingga 8 Juni 2020.
Sesuai dengan keputusan Kementerian Perhubungan dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19, mudik dilarang. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah mudik adalah dengan menyetop operasional transportasi darat, laut, dan udara.

Khusus untuk transportasi laut tidak akan melayani penumpang karena virus Corona hingga dua pekan usai lebaran. Tepatnya, mulai 24 April hingga 8 Juni.

"Berdasarkan aturan tersebut, sementara waktu kami akan mempersiapkan seluruh kapal penumpang kami untuk mengangkut muatan logistik," ujar Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI, Yahya Kuncoro, dalam rilis kepada detikcom, Jumat (24/4/2020).

Nah, untuk penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket, Yahya bilang, bisa melakukan refund dengan menghubungi call center PELNI di nomor 162 atau mendatangi loket cabang terdekat.

"Terkait pembatalan tiket selama periode keberangkatan yang dilarang oleh pemerintah maka refund 100 persen," ujar Yahya.

Penumpang diminta menyiapkan kartu identitas asli dan fotokopi juga kode booking tiket untuk verifikasi data.

"Saat ini pengajuan refund secara online belum bisa dilakukan karena sedang tahap pengembangan. Namun ke depan segala aktivitas pembayaran akan diberlakukan secara online," dia menambahkan.

Kendati tak bisa melayani penumpang, PELNI tetap memaksimalkan pelayanan kapal-kapalnya untuk angkutan barang dan logistik. Yahya bilang sekitar 50 persen kapal penumpang PELNI memiliki ruang yang dapat dimaksimalkan untuk mengangkut muatan kontainer, baik itu dry maupun reefer container (peti kemas berpendingin), dan general cargo. Selain itu, bisa untuk mengangkut kendaraan.

"PELNI memiliki komitmen untuk membantu pemenuhan kebutuhan logistik di seluruh wilayah di Indonesia, terutama Indonesia Timur sehingga dapat menjaga stabilitas kebutuhan barang di Indonesia," kata Yahya.

PELNI juga tetap mengoperasikan kapal perintis untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat yang berada di wilayah T3P yang ingin memenuhi kebutuhan pokok atau pun bekerja.

"Tentunya sebelum melakukan kegiatan operasional, kami akan memeriksa kesehatan seluruh kru yang bertugas sesuai dengan prosedur yang ada. Kami akan pastikan semua kru dalam keadaan sehat dan memenuhi standar untuk melakukan pelayaran," kata Yahya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar