Penari yang tergabung dalam abdi dalem Keraton Yogyakarta merespons tantangan yang sedang populer di Twitter #passthebrush dengan #passthesampur. Tak disangka, aksi mereka menjadi viral.
Aksi #passthesampur itu diunggah oleh Rr. Acintyaswasti Widianing. Ancis, sapaan karibnya, membagikan video itu tepat pada Hari Kartini 20 April.
Sesuai nama challenge yang dibuat, Ancis dan tujuh rekannya, yang tergabung dalam abdi dalem Keraton Yogyakarta, dengan rentang usia 21 hingga 30 tahun itu tak melemparkan brush, namun sampur atau selendang untuk menari. Dari mengenakan T-shirt saat berolahraga atau menjemur pakaian, mereka mengubah penampilan dengan dengan ber-make up dan mengenakan pakaian menari untuk mentas.
Hingga hari ini, Rabu (22/4/2020), video itu telah mendapatkan tanda komentar hingga 2 juta aku, dan di-retweet 14,3 ribu akun. JUga, mendapatkan like dari 40 ribu akun.
"Saya nggak menyangka bisa viral, soalnya kami iseng-iseng. Itu awalnya untuk mengikuti yang lagi tren, cuma kami enggak mau sama. Lagipula, kami para penari abdi dalem Keraton Yogyakarta rindu buat menari bersama. Mentas memang tidak pasti, tapi seminggu sekali kami ke keraton untuk gladi dan harus memakai sanggul serta make up, meskipun enggak setebal saat mentas," kata Ancis dalam perbincangan dengan detikTravel.
Urusan dandan bukan perkara sulit buat delapan penari abdi dalem Keraton Yogyakarta itu. Sebab, mereka telah terbiasa memakai sanggul, ber-make-up, dan memakai kostum tari sendiri.
"Itu enggak dandan maksimal seperti saat mentas yang harus tebal. Jadi, enggak seribet mau pentas. Kalau pentas semua harus kelihatan tebal banget, masang aksesorisnya juga enggak selengkap biasanya," kata perempuan 25 tahun itu.
Ide itu rupanya gampang-gampang susah untuk diwujudkan. Ada saja penari yang tidak setor video.
Rr. Açintya-swasti Widianing
@swastiacintya
bukan #passthebrush challenge tapi #passthesampur dari mbak mbak yang kangen nari 🥺🥺
Video terlekat
41 rb
23.58 - 20 Apr 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
16,7 rb orang memperbincangkan tentang ini
Tapi, justru karena ada yang telat menyetorkan video itu, Acyn bisa pas mengunggah video pada hari Kartini. Netizen pun menyangka video tersebut sengaja dibuat untuk memperingati Hari Kartini.
"Idenya sudah sepekan lalu, tapi ada saja yang mager (malah gerak), tapi ingin segera jadi. Akhirnya, diberi batas waktu hari Minggu harus jadi semua videonya, Eh, karena tertunda itu malah pas di Hari Kartini, hehehe," ujar Ancis.
Kendati tak membuat video itu untuk Hari Kartini, secara pribadi Ancis memang terpicu dengan semangat Hari Kartini yang mandiri.
"Kartini itu terkenal dengan perjuangan dia untuk emansipasi wanita, kita tuh kalau tanpa usaha dari dia mungkin enggak akan seperti sekarang, bisa sekolah, kerja, dan menghargai sesama perempuan," ujar alumni ISI Yogyakarta.
Kesunyian di Masjid-masjid Terbesar Dunia
Pandemi virus Corona berimbas kepada ritual beribadah berbagai agama, termasuk umat Islam. Masjid-masjid kosong.
Bulan suci Ramadhan sudah di depan mata. Pelaksanaan salat Tarawih secara berjamaah di masjid-masjid dipastikan tak bisa digelar untuk menekan penyebaran virus Corona.
Masjid-masjid terbesar dunia juga telah mengumumkan untuk berperan memerangi virus Corona. Ramadhan tahun ini, masjid-masjid besar ditutup untuk menyelamatkan umat.
Dirangkum detikcom, berikut kesunyian di masjid-masjid besar dunia setelah kebijakan social distancing:
1. Masjidil Haram
Arab Saudi memutuskan untuk menutup dua masjid sucinya, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Semua itu dilakukan untuk memerangi penyebaran virus Corona.
Arab Saudi memberikan ketegasan untuk tidak salat berjamaah di dekat Ka'bah. Umroh pun ditiadakan sementara waktu.
Hanya karyawan Masjidil Haram saja yang diizinkan untuk masuk ke dalam masjid itu. Azan untuk panggilan salat pun diubah.
"Selama beberapa minggu, panggilan untuk salat disertakan dengan pesan yang meminta warga diam di rumah," ujar Fuad Mohamed, warga Mekah.
Ka'bah yang selalu ramai, kini sunyi. Kemegahan struktur bangunannya makin mencolok dengan kekosongan jamaah.
Tak ada salat bahkan khotbah Jumat yang bergema. Masjid-masjid kota yang lebih kecil memberikan ibadah online sehingga masyarakat bisa streaming.
Melihat ini, umat muslim dunia menanti cemas soal kabar kegiatan Haji. Pemerintah Arab Saudi masih belum memberikan keputusan terkait aktivitas Haji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar