Magelang dengan wisata superprioritas, Candi Borobudur, sangat merasakan dampak penurunan wisata dalam wabah virus Corona. Bupati meminta warga gotong-royong.
"Ilustrasinya bagaimana Tuhan menciptakan kita ini tidak hanya manusia, tapi ada langit bumi, bintang, matahari. Semua memiliki peran dan fungsi masing-masing untuk bergotong-royong. Inilah semangat kegotong-royongan yang harus dimiliki," kata Bupati Magelang Zainal Arifin, (24/04/2020).
"Berbicara Candi Borobudur kita menjadi kehormatan menjadi superprioritas, Bali baru, termasuk beberapa destinasi wisata lainnya yg ada di nusantara, salah satunya di Borobudur. Ini tentunya kalau kita mau berbicara tadi kembali kepada ruh pancasila kita, harus berbicara kebersamaan," Zaenal menambahkan.
"Ini mesti harus disinkronkan dulu, sehingga sinkronisasi ini menjadi spirit dan semangat kebersamaan untuk membangun industri pariwisata," dia menegaskan.
Setiap tahunnya, Candi Borobudur didatangi 4 juta wisatawan nusantara dan mancanegara. Tiket masuk dan belanja turis merupakan salah satu pemasukan utama Kabupaten Magelang.
"Kalau kita gabungkan dengan Kabupaten Magelang, kita mempunyai desa wisata, punya potensi wisata yang kita manfaatkan untuk bertahan," kata Zaenal.
"Kita lakukan bersama semuanya dg ikhlas. Kalau berbicara tuhan berarti kita harus ikhlas," ujar Zaenal.
Rugi Triliunan, Asosiasi Maskapai Minta Pemerintah RI Gerak Cepat Atasi Corona
Maskapai di Indonesia menanggung kerugian besar akibat wabah virus Corona. Asosiasi maskapai pun berharap Pemerintah RI bisa lebih cepat mengatasi wabah ini.
Ketua Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, yang membawahi 31 maskapai di Indonesia, mengungkapkan menyebut sepanjang pandemi virus Corona maskapai sudah rugi besar. Yakni, mencapai Rp 1 triliun untuk market internasional dan juga Rp 1,2 triliun untuk market domestik.
"Kami sangat bergantung dengan kebijakan pemerintah. Biaya-biaya yang timbul akibat pesawat yang tidak beroperasi, biaya parkir pesawat, kemudian karyawan maskapai yang jumlahnya puluhan ribu. Walaupun belum ada PHK, tapi mereka sudah dirumahkan atau mengambil unpaid leave. Kami sangat berharap bisa merestrukturisasi biaya-biaya ini karena kondisi kami tanpa ada revenue," kata Denon dalam diskusi online Industry Roundtable Markplus, Jumat (24/4/2020).
Denon mengungkapkan penurunan jumlah penumpang sudah mulai terasa sejak awal tahun 2020. Kemudian, diperparah dengan wisatawan domestik yang juga mengalami penurunan.
"Kalau boleh saya ulas sedikit, menurunnya market internasional sudah mulai saat rute ke China dan Arab Saudi dihentikan. Market domestik juga decline yang sangat tajam. Maret kami harapkan dari domestik ternyata declined juga, virus masuk, orang nggak mau naik pesawat," Denon menjelaskan.
Dia pun berharap agar pemerintah lebih cepat dalam menangani wabah virus Corona agar situasi kembali normal seperti sedia kala.
"Kami berharap, semoga virus Corona bisa cepat diatasi dan aktivitas maskapai bisa kembali seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Denon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar