Pemerintah memutuskan untuk menghentikan layanan transportasi udara pesawat komersil. Akibatnya masyarakat yang telah memesan tiket pesawat, termasuk di aplikasi Traveloka harus membatalkan atau refund tiket pesawat mereka.
Aturan tersebut berlaku pada penerbangan dalam negeri maupun luar negeri mulai tanggal 24 April 2020 hingga 1 Juni 2020. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan aturan larangan mudik guna mencegah penyebaran virus COVID-19.
Aturan itu tertuang dalam Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19.
Tata cara refund tiket pesawat Traveloka:
1. Buka E-Tiket
Pembatalan tiket di Traveloka berlaku pada semua perusahaan pesawat, yakni Citilink, Sriwijaya, Garuda, dan lainnya. Pastikan juga kamu memiliki akun dan telah memesan sebelumnya di Traveloka ya.
Pertama-tama pengguna harus membuka e-Tiket yang telah terbit di menu pemesanan. Kemudian, klik 'Refund' di bagian bawah e-tiket. Kemudian pilih 'Ajukan Refund'.
2. Pilih Penerbangan
Selanjutnya pilih penerbangan yang ingin kamu refund, klik, dan pilih nama penumpang. Sertakan juga alasan mengapa kamu ingin refund tiket pesawat di Traveloka.
3. Isi Data dan Kirim
Kemudian, isi data transfer dan dokumen refund yang diminta pihak Traveloka. Jika kamu rasa data yang diisi telah lengkap dan benar, kirim pengajuan refund tersebut dengan klik 'Ajukan Refund'.
4. Cek Status
Tahap terakhir dari cara refund tiket pesawat di Traveloka dengan cek status. Klik menu 'Refund Saya' di Akun atau dengan membuat e-tiket.
Layar akan menunjukkan status refund milikmu apakah telah ditransfer atau belum. Adapun yang mesti diingat, refund tiket pesawat Traveloka membutuhkan waktu, yakni kurang dari 90 hari kerja.
Selamat mencoba cara refund tiket pesawat di Traveloka!
Mitigasi Bencana Bali Bagus, Pariwisata Bisa Pulih Lebih Cepat
Bali terkena dampak wabah virus Corona yang cukup parah. Tapi mitigasi bencana di Bali dinilai bagus, sehingga pariwisata diprediksi akan pulih lebih cepat.
Sektor pariwisata Bali terpukul cukup hebat akibat wabah virus Corona. Tapi menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indoneia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, mitigasi bencana di Bali cukup bagus.
Buktinya bisa dilihat dari angka penderita COVID-19 di Bali yang persentase recovernya lebih tinggi daripada angka nasional. Tingkat kematian akibat COVID-19 di Bali juga cuma 2%, lebih bagus daripada angka nasional yang mencapai 8%, bahkan tingkat dunia yang mencapai 10%.
"Di Bali, yang recover dari COVID-19 mencapai 30% dengan tingkat kematian cuma 2%. Angkanya di atas dunia. Ini bisa dijadikan promosi, Bali itu mitigasinya cukup bagus," jelas pria yang akrab dipanggil Gus Agung itu dalam acara diskusi MarkPlus Industry Roundtable Sektor Pariwisata, Jumat (24/4/2020).
Gus Agung optimis pariwisata Bali akan pulih dengan cepat. Bali sampai saat ini sudah terbukti bisa bertahan dari bencana alam dan juga serangan teroris.
"Kalau pandemi sudah mulai datar, yang paling gencar kita sasar adalah wisatawan domestik. Mereka bisa liburan keluarga. Yang lainnya, China Eropa dan overseas mungkin tahun depan, dengan catatan semua sudah berjalan normal," sambungnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hermawan Kartajaya, pakar marketing sekaligus Founder & Chairman MarkPlus Tourism. Hermawan menilai Bali sangat luar biasa karena masih bisa bertahan digempur Corona dan diprediksi akan pulih lebih cepat.
"Bali itu tidak sampai 0% lho, cuma ada penurunan saja. Bali tidak ada matinya. Banyak keluarga di Jakarta yang lebih pilih isolasi ke Bali daripada ke Singapura," ungkap Hermawan.
"Bali akan pulih lebih cepat karena sudah punya branding," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar