Saat ini pandemi virus Corona COVID-19 masih belum bisa dikendalikan, malah jumlah kasus positif pun semakin bertambah. Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan, mengatakan mungkin virus ini bisa dikendalikan lima tahun lagi.
"Saya akan mengatakan dalam jangka waktu empat hingga lima tahun, kita mungkin baru bisa melihat cara mengendalikan ini (virus Corona)," kata Swaminathan yang dikutip dari CNBC, Rabu (20/5/2020).
Menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University, hingga saat ini sudah ada lebih dari 4,3 juta orang terinfeksi virus Corona. Bahkan jumlah kematiannya sudah mencapai lebih dari 297.465 kasus di seluruh dunia.
Untuk mengendalikannya, Swaminathan mengatakan vaksin masih menjadi 'jalan keluar terbaik' saat ini. Tetapi tetap saja harus memperhatikan tentang keamanan, produksi vaksin, dan distribusi yang adil untuk banyak orang di dunia.
Swaminathan juga menambahkan, pengembangan vaksin dan langkah-langkah pencegahan seperti jaga jarak yang dilakukan saat ini adalah salah satu faktor yang akan menentukan durasi pandemi Corona di dunia ini.
Namun, setelah munculnya berbagai kasus baru di China dan Korea Selatan baru-baru ini, telah menunjukkan kekhawatiran adanya gelombang kedua virus Corona. Bahkan Dr Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan WHO, sebelumnya mengatakan kalau virus ini mungkin tidak akan pernah hilang.
"Tidak ada yang bisa memprediksi secara akurat kapan penyakit ini hilang, atau mungkin tidak akan pernah hilang. Bahkan jika vaksin ditemukan, perlu melakukan upaya yang besar-besaran," jelas Dr Mike.
Soal 'PSBB Terakhir' di DKI, Pakar Sebut Penanganan Corona Tak Konsisten
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI akan dilanjutkan hingga 4 Juni mendatang. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut PSBB ini bisa menjadi kebijakan pembatasan terakhir yang akan diterapkan.
"Ini merupakan perpanjangan kedua PSBB. Usai ini, dimungkinkan tak akan ada PSBB lanjutan," ujar Anies dalam siaran Facebook Pemprov DKI Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof dr Ascobat Gani, MPH, DrPH, mengatakan kebijakan pelonggaran PSBB bisa memperparah lonjakan kasus positif yang ada, khususnya di DKI Jakarta. Menurutnya, hingga saat ini Indonesia belum mencapai puncak dari peningkatan pandemi Corona.
"Perkiraan saya akan melampaui Juni, malah ada ahli bilang Oktober. Jadi kalau pak Anies katakan Juni yang terakhir, mudah-mudahan nanti kita lihat. Kalau statistik naik terus, ga tau nih puncaknya dimana. Iya nggak bisa, satu-satunya tuh adalah social distancing, physical distancing," ujar Prof Ascobat saat dihubungi detikcom, Selasa (19/5/2020).
Prof Ascobat kemudian menilai kebijakan yang ditetapkan pemerintah terkait PSBB ini dinilai tidak konsisten. Banyak pejabat yang mempunyai suaranya masing-masing.
"Saya sebenarnya mempertanyakan, pemerintah ini maunya apa sih? Tidak konsisten, yang tegas saja kenapa sih. Kita sakit-sakit dulu, lockdown dan sediakan bantuan sosial," kata Prof Ascobat.
"Kemudian masalah penyalurannya ini (bantuan sosial) kacau balau, susah juga gitu ya," lanjutnya.
PSBB ini menurut prof Ascobat satu-satunya cara agar menekan angka persebaran virus Corona. Terlebih virus ini penyebarannya melalui orang ke orang. Jadi ia mengimbau pemerintah untuk terus memperpanjang PSBB ini hingga ditemukan vaksin maupun obat virus Corona.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar