Jumat, 15 Mei 2020

Samsung Pernah Anggap Android Lelucon Sebelum Dibeli Google

Saat awal kemunculannya, banyak yang meremehkan potensi Android, salah satunya adalah Samsung. Raksasa teknologi asal Korea Selatan ini membuang kesempatan membeli Android.
Dikutip dari Android Authority, Samsung sebenarnya punya kesempatan untuk membeli sistem operasi robot hijau tersebut dari Andy Rubin sebelum Google melakukannya.

Dalam bukunya yang berjudul 'Dogfight: How Apple and Google Went to War and Started a Revolution', wartawan teknologi senior Fred Vogelstein membagikan apa yang terjadi di dalam pertemuan antara tim Android dan Samsung yang terjadi di Seoul pada akhir 2004.

Saat itu, Andy Rubin mempresentasikan idenya tentang Android dan visi di balik OS buatannya itu di sebuah ruangan penuh berisi para eksekutif Samsung. Dalam pertemuan itu, tampaknya tim Samsung tidak tertarik mendengarnya.

Mereka pikir rencana Rubin melempar Android ke pasar secara massal hanyalah lelucon. Bahkan salah satu eksekutif Samsung kala itu kemudian memecah kecanggungan presentasi dengan bertanya pada Rubin.

"Dengan apa kalian akan bergerak dan menciptakan ini? Kalian cuma berenam. Apa kalian mabuk?" kata eksekutif tersebut.

Selain tidak tertarik, jelas terlihat bahwa tim Samsung meragukan ide Rubin bersama Android buatanya. "Mereka menertawakan saya di ruangan tersebut," kisah Rubin.

Namun tidak perlu waktu lama bagi Rubin dan timnya untuk membalikkan keadaan. Tak lama setelah penolakan tersebut, Google membeli Android senilai USD 50 juta dan merekrut Rubin sebagai Senior Vice President of Mobile and Digital Content.

Mengetahui hal ini, Samsung menyadari telah membuat kesalahan. Salah satu dari tim Samsung menghubungi Rubin sehari setelah Google mengakuisisi Android untuk menanyakan apakah bisa bertemu secara personal untuk membahas proposal Android. Namun semuanya sudah terlambat bagi Samsung.

Kini, Android jadi OS mobile paling populer di dunia, digunakan di lebih dari 2,5 miliar perangkat aktif. Lebih dari 80% smartphone di dunia, menjalankan OS Android.

Bagi Samsung, keputusannya dulu menolak Android mungkin disesali. Namun bisa jadi, ini juga keputusan yang tepat. Ceritanya mungkin akan berbeda jika Android dibeli Samsung.

Tak dapat dipungkiri, potensi Android berkibar karena kerja keras dari tim Google yang menawarkan OS ini secara open source dan gratis. Samsung bisa saja menerapkan model bisnis berbeda pada Android yang akan menghambat potensinya untuk bersinar.

Elon Musk Akhirnya Menang Lawan Aturan Lockdown

 Elon Musk mungkin sedang tersenyum lebar. Kengototannya melawan aturan lockdown di California dengan membuka pabrik Tesla berbuah manis, pemerintah akhirnya setuju dengan keinginannya dan tidak menjatuhkan sanksi apapun.
Pabrik tersebut berlokasi di Fremont, di bawah otoritas pemerintah daerah Alameda County. Mereka menyatakan setelah dilakukan pembicaraan, pabrik Tesla sudah disetujui untuk dibuka dengan beberapa ketentuan terkait pandemi corona.

"Kami bekerja dengan kepolisian untuk memastikan Tesla mematuhi physical distancing serta menjaga kesehatan dan keamanan mereka untuk mempersiapkan produksi penuh," sebut mereka.

Saat ini pun pabrik Tesla sudah dibuka. Lahan parkir yang sudah beberapa lama kosong telah penuh dengan kendaraan karyawan. Truk pun keluar masuk pabrik.

Musk memang mengumbar ancaman bahwa kantor pusat Tesla akan dipindahkan ke Texas atau Nevada karena kesal dengan aturan lockdown. Bahkan ia memperkarakan pemerintah Alameda County ke pengadilan karena tidak diizinkan membuka pabrik.

Ketika pabrik akhirnya dibuka, Elon mengaku siap dipenjara jika dinilai melanggar aturan. "Jika ada yang sampai ditahan, saya akan meminta saya saja," cuitnya.

Tak berapa lama, presiden Donald Trump menyuarakan dukungan pada Musk. "California harus membiarkan Tesla dan Elon Musk membuka pabriknya, sekarang. Hal itu bisa dilakukan lebih cepat dan dengan aman," tulis Trump di Twitter.

Akhirnya, Musk pun berhasil mencapai keinginannya. Meski sering dikritik lantaran mengutarakan kata kontroversial di Twitter atau ancaman untuk mencapai keinginanya, analis menganggap Musk melakukan itu dengan sengaja dan terukur.

Bahkan investor Tesla pun kemungkinan menyukai kelakuannya. "Banyak investor sebenarnya mengagumi hal itu dan melihatnya sebagai sebuah kekuatan," kata analis dari Morgan Stanley, Adam Jonas yang dikutip detikINET dari CNBC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar