Senin, 25 Mei 2020

Viral Kisah Dokter Handoko, Garda Depan Melawan Corona di Usia Hampir 80

Viral cerita dokter bernama Handoko Gunawan yang turut menangani wabah virus corona COVID-19 di Jakarta. Di usia yang disebut hampir menyentuh 80 tahun, ia masih aktif bekerja hingga pagi membantu para pasien.
Satu cerita tentang dr Handoko di Facebook yang diunggah pada Selasa (17/3/2020) lalu mendapat banyak perhatian netizen dan sudah dibagikan ulang lebih dari 6.000 kali.

"Boleh tolong bantu juga doakan salah satu dokter yg handle covid dokter Gunawan ahli paru di Graha Kedoya usia sdh mendekati 80. Saat ini beliau terus kerja sampai jam 3 pagi. Anak anaknya udah saranin jgn ikut terjun krn sudah tua tp katanya kalau dia mati jg gpp," tulis sang pengunggah.

Beredar juga foto yang diduga dr Handoko tampak sedang memakai alat pelindung diri (APD) lengkap.

Sebagian besar netizen memberikan apreasiasinya dan menuliskan kalimat doa untuk keselamatan dr Handoko. Diketahui virus corona bisa berdampak lebih fatal bagi orang-orang di usia lanjut, tak terkecuali mereka yang berprofesi sebagai dokter.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), FAPSR, FISR, membenarkan cerita tentang dr Handoko. Ia berpraktik di Rumah Sakit (RS) Grha Kedoya dan RS Pantai Indah Kapuk.

"Iya dokter paru. Anggota PDPI Jakarta," kata dr Agus pada detikcom, Rabu (18/3/2020).

"Setiap dokter paru di RS, walaupun bukan RS rujukan, menjadi garda terdepan untuk menerima pasien suspek di RS-nya. Sebelum pasien dirujuk ke RS rujukan," pungkas dr Agus.

Pengalaman 'Tes Corona' di RSPI Sulianti Saroso Tanpa Riwayat Kontak Positif

Tes corona tidak hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif, seperti para jurnalis yang meliput Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Orang-orang yang baru pulang dari luar negeri juga merasa punya risiko sehingga ramai-ramai memeriksakan diri.
Saya termasuk yang tidak ada riwayat kontak dengan pasien positif secara langsung. Tapi karena beberapa kali saya meliput perkembangan virus corona COVID-19 di RSPI Sulianti Saroso, maka saya merasa perlu untuk mengetahui kondisi kesehatan. Terlebih, beberapa hari belakangan saya demam tinggi.

Untuk 'tes corona', saya mendatangi Pos Pemantauan 24 Jam RSPI Sulianti Saroso di Sunter, Jakarta Utara. Seperti yang lain, saya langsung diminta mengambil nomor antrean.

Apa yang tidak kontak dengan pasien positif juga mengisi form screening dan tes corona?
Form screening yang diberikan di pos pemantauan yang ada di RSPI Suliani Saroso hanya diisi bagi mereka yang pernah ada kontak langsung dengan Orang dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), atau pasien positif virus corona. Ini berlaku jika mereka ada bepergian ke luar negeri dan melakukan kontak langsung dengan pasien positif.

Untuk mereka yang hanya menunjukkan gejala saja, disarankan langsung ke Medical Check Up (MCU) tanpa harus mengisi form screening.

"Kalau memang hanya ada gejala tanpa ada kontak atau bepergian memang disarankan untuk MCU aja. Karena nanti dari hasil rontgen dan darah juga terlihat," ujar salah satu petugas saat saya sedang menjalani rangkaian pemeriksaan.

1. Mendaftarkan diri untuk MCU
Sebelum ke MCU, saya diarahkan untuk mendaftarkan diri dulu sebagai pasien di loket pendaftarkan. Cukup dengan memberikan nomor telepon dan menunjukkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Setelah selesai, saya diberikan nomor pasien dan diarahkan langsung ke ruangan MCU.

2. Antre sambil menyerahkan beberapa lembar barcode ke petugas MCU
Di sini para pasien yang ingin melakukan MCU diarahkan untuk menyerahkan lembaran barcode yang diperlukan sebagai tanda pengenal hasil tes. Di ruang MCU kondisinya sangat padat, ada yang akan menjalani tes fisik hingga menunggu bukti pembayaran.

3. Tes Radiologi
Setelah memberikan barcode, saya langsung diarahkan ke bagian radiologi terlebih dulu untuk melakukan rontgen. Saya menyerahkan lembaran form yang diberikan saat di ruang MCU yang berwarna hijau ke loket radiologi.

Setelah masuk ke ruang radiologi, saya diminta untuk mengganti baju agar bisa melakukan rontgen. Setelah dinyatakan selesai, saya diarahkan ke laboratorium untuk cek darah.

4. Laboratorium
Di laboratorium, saya memberikan form lembar putih ke loket agar nama saya terdaftar. Setelah itu, saya masuk ke dalam untuk diambil sampel darahnya oleh petugas.

5. Melakukan cek kesehatan fisik
Saat cek kesehatan fisik, tensi darah dan panas tubuh saya dicek. Selain itu, tinggi dan berat tubuh juga diukur. Petugas mengatakan jumlah yang datang saat ini sangat melonjak lebih dari yang biasanya.

"Biasanya mah yang dateng satu-satu. Tapi, ini langsung diserang begitu aja," ujarnya sambil sedikit tertawa.
http://kamumovie28.com/tarot/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar