Jaga jarak sejauh 2 meter untuk menghindari penularan virus Corona sepertinya tidak cukup pada beberapa kondisi atau skenario. Ini terutama pada penularan lewat udara.
Jarak yang dianjurkan tersebut hanya menghindari kontak dengan aerosol seseorang yang mengandung virus, saat batuk atau bersin. Tapi, studi baru mengatakan jarak itu mungkin tidak cukup dalam berbagai risiko dan lingkungan.
"Pemahaman kami tentang mekanisme penularan virus melalui udara tidak lengkap. Sangat penting memutuskan skenario yang memungkinkan terjadinya transmisi jarak ini dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan (kecepatan angin, kelembaban relatif, dan suhu)," kata Wakil Presiden Kemitraan Global di Universitas Nicosia, Profesor Dimitris Drikakis.
"Oleh karena itu, kami bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang transfer pembawa partikel udara ke manusia, melalui pemodelan dan simulasi penggandaan aliran cairan tetesan tingkat lanjut," lanjutnya yang dikutip dari ZMW Science, Rabu (20/5/2020).
Drikakis dan Talib Dbouk, dari Universitas Nicosia, akhirnya memodelkan bagaimana air liur mengalir di udara saat batuk, dengan menggunakan simulasi dinamika fluida komputasi. Mereka memperhitungkan faktor yang bisa mempengaruhi penyebaran, seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan tekanan.
Simulasi itu menunjukkan bahwa saat angin bertiup ringan sekitar 4 km/jam, bisa menyebarkan air liur lebih dari 6 meter dalam waktu lima detik. Ini membuktikan adanya peluang cukup besar untuk menularkan virus tersebut.
"Pesan utama dari penelitian ini adalah jaga jarak dua meter tidak akan cukup. Konsentrasi tetesan saat batuk dan bersin pun secara signifikan bisa mencapai jarak yang cukup jauh," kata Drikakis.
Kedepannya, Drikakis dan Dbouk ingin melakukan penelitian lebih lanjut jika memakai masker. Drikakis pun terus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kondisi yang ada disekitarnya.
Cuci Tangan 6 Kali Sehari Kurangi Risiko Infeksi Corona hingga Sepertiga
Para ahli dari University College London mengatakan studi mereka membuktikan bahwa mencuci tangan bisa mengurangi sepertiga risiko terinfeksi virus Corona.
Tim peneliti menganalisis data penyakit pada 1.633 orang di Inggris dan melaporkan rutinitasnya dalam menjaga kebersihan tangan. Mereka menemukan bahwa mereka yang cuci tangan 6-10 kali sehari bisa memangkas risiko terinfeksi hingga 36 persen.
Mereka mengatakan temuan ini mengindikasi lebih dalam bahwa dengan mencuci tangan, seseorang bisa memerangi virus Corona terutama penyebab COVID-19.
"Penting untuk digarisbawahi, frekuensi mencuci tangan hanya salah satu aspek dalam menjaga kebersihan tangan. Selain dari durasi mencuci yang lama, ini harus selalu dilakukan setiap saat, terlepas apakah Anda menunjukkan gejala atau tidak," kata salah satu peneliti, Sarah Beale.
"Ini akan membantu melindungi diri dari penyebaran virus dari orang di sekitar Anda tanpa disadari," lanjutnya, dikutip dari The Sun, Rabu (20/5/2020).
Temuan ini pun mendukung dan membuktikan pesan dari tim kesehatan yang terus mengingatkan untuk mencuci tangan sebagai upaya perlindungan. Bahkan Inggris terus mendesak untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air selama 20 detik.
"Sesuatu yang sederhana seperti mencuci tangan secara teratur bisa membantu kita untuk menjaga tingkat infeksi tetap rendah dan mengurangi penularan virus Corona," jelas Ellen Fragaszy, peneliti dari UCL Institute of Health Informatics dan London School of Hygiene and Tropical Medicine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar