Di tengah pandemi virus Corona seperti sekarang, Emirates akan fokus ke layanan kargo. Emirates memastikan layanan pengiriman akan tetap terus berjalan.
Meski dihantam keras oleh wabah virus Corona, maskapai Emirates akan tetap berkomitmen dalam layanan pengiriman barang lewat Emirates SkyCargo. Barang-barang seperti makanan dan obat-obatan akan tetap dikirimkan ke seluruh dunia ke tempat-tempat yang paling membutuhkan.
"Emirates SkyCargo merupakan maskapai yang fokus dan berkomitmen sangat serius dalam memfasilitasi perdagangan dunia dan pergerakan komoditas esensial untuk publik. Kami memastikan dapat menjaga pengiriman barang-barang medis dan farmasi, perlengkapan dan makanan ke destinasi yang paling dibutuhkan di seluruh dunia," kata Nabil Sultan, Divisional Senior Vice President Emirates SkyCargo dalam keterangannya, Minggu (12/4/2020).
Di pertengahan bulan Januari hingga Maret 2020, Emirates SkyCargo sudah mengirimkan lebih dari 225.000 ton kargo. Dari jumlah itu, 55.000 ton merupakan makanan seperti buah, sayur, daging serta makanan laut. Sedangkan lebih dari 13.000 ton merupakan barang farmasi.
Selama dua minggu terakhir, Emirates SkyCargo juga sudah menjalankan lebih dari 30 penerbangan kargo mingguan dari Hong Kong, yang terkadang mengoperasikan enam sampai delapan armada hanya dalam satu hari.
"Kami juga sedang mencari cara yang lebih baru dan inovatif untuk memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan dan pasar global. Kami akan tetap berkomunikasi dengan pelanggan untuk memastikan pelayanan kami dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam masa sulit ini," imbuh Nabil.
Sebagai tambahan, Emirates SkyCargo juga sudah menjalankan 12 armada kargo dari Shanghai, lima armada kargo dari Guangzhou, dan satu armada kargo dari Beijing dalam minggu yang sama.
Armada kargo ini terbang reguler ke 40 destinasi dunia. Mereka juga melayani pengiriman kargo sesuai permintaan ke destinasi lain termasuk Seoul, Taipei, Frankfurt, Milan, dan Casablanca di bulan Maret.
Perjuangan Australia Selamatkan Suku Asli dari Corona
Sama seperti di Amazon, keberadaan suku-suku asli di pedalaman Australia juga terancam virus Corona. Pemerintah setempat pun berjuang agar mereka selamat.
Lajamanu, sebuah daerah terpencil di Teritori Utara Australia. Daerah ini merupakan rumah bagi orang-orang Warlpiri, salah satu suku asli yang mendiami Negeri Kangguru.
Jarak tempuhnya 11 jam naik mobil dari kota Darwin. Tempatnya yang sangat terpencil menjadikan daerah ini sangat terisolir. Tapi itu tak menjadikan daerah ini selamat dari ancaman wabah virus Corona.
"Pemerintah mengirim tenaga medis ke Lajamanu untuk menjelaskan tentang virus Corona. Di sini kami punya dokter yang bagus dan sudah tinggal di sini selama beberapa tahun. Tapi orang-orang tetap takut," ungkap Jampinjinpa Patrick, Tetua Adat Warlpiri seperti dikutip dari media Al Jazeera, Minggu (12
/4/2020).
Gara-gara ketakutan akan wabah virus Corona, satu-satunya jalan menuju perkampungan adat itu pun ditutup. Akibatnya, 600 orang yang tinggal di sana sama sekali tidak bisa berhubungan dengan dunia luar.
Selain penutupan satu-satunya jalan, di perkampungan itu sekolah juga ditutup. Demikian pula dengan art centre, yang selama ini jadi pusat berkumpul dan aktivitas warga.
"Banyak orang, terutama yang tua-tua, sedih dengan ditutupnya art centre, dimana mereka datang ke sana setiap harinya. Tapi kami tahu apa yang kami lakukan untuk tetap aman dari virus ini. Kami bahkan berpikir untuk mengevakuasi mereka ke kota terdekat. Tapi itu pasti akan sangat menyedihkan bagi mereka," imbuh Patrick.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar