Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Engko Sosialine Magdalene mengungkapkan bahwa ada dua pengembang lokal yang ventilatornya telah lolos uji performa. Magdalene mengatakan salah satu di antaranya yakni pengembang dari Universitas Indonesia (UI).
"Dari 27 pengembang ventilator, produksi dalam negeri tentu saja, telah ada dua yang sudah menyelesaikan uji performance atau pun sudah lulus uji performance, yaitu dari pengembang UI dan yang kedua adalah pengembang, tadi sudah disampaikan, ITB, UNPAD dan ITB Salman," kata Magdalene dalam rapat gabungan dengan Komisi VI, VII, dan IX DPR RI yang digelar secara virtual, Selasa (5/5/2020).
Magdalene menjelaskan, dari dua pengembang ventilator yang lolos uji performa, salah satunya masuk ke tahap uji klinik. Dia berharap pekan ini proses uji kliniknya rampung.
"Dari kedua pengembang ini, satu yang sudah masuk tahap uji klinik. Uji klinik sudah dimulai hari Minggu yang lalu. Kalau semuanya berjalan lancar oleh investigatornya atau dari ITB, diharapkan minggu ini sudah selesai uji klinik sehingga bisa masuk tahap berikutnya," terang Magdalene.
Magdalene menjelaskan dalam pengadaan ventilator ini Kemenkes telah memperlonggar syaratnya. Hal tersebut, kata dia, dilakukan agar produksi ventilator lokal bisa segera dilakukan.
"Dan perlu kami laporkan bahwa salah satu persyaratan, yaitu cara pembuatan alat kesehatan yang baik kita sudah memberi relaksasi dengan hanya menyerahkan tanda operating procedure dari proses produksinya," terang Magdalene.
"Jadi, tidak dipersyaratkan CPAKB, beberapa persyaratan sudah kami relaksasi sehingga memberi kemudahan bagi pengembang ventilator untuk bisa diproduksi dan digunakan di Indonesia," imbuhnya.
Ventilator Made in Indonesia Diproduksi Minggu Depan
Sebanyak 4 ventilator atau alat bantu pernapasan yang dikembangkan baik perguruan tinggi dan swasta telah melewati uji alat. Saat ini, 4 ventilator itu masuk uji klinis.
Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menjelaskan, saat ini ada sekitar 28 usulan pembuatan ventilator. Dari 28 itu, sebanyak 4 ventilator telah menyelesaikan uji alat.
Empat usulan yakni berasal dari Universitas Indonesia. Kedua dari ITB, Unpad dan Salman. Ketiga berasal dari Dharma Group. Keempat berasal dari BPPT.
"Dari sekitar 28 usulan untuk pembuatan ventilator, 4 itu sudah bisa dikatakan menyelesaikan pengujian di BPFK Kemenkes. Jadi uji alatnya alat termasuk endurance sudah dilakukan. Saat ini yang sedang berlangsung uji klinis," katanya dalam rapat gabungan dengan DPR, Selasa (5/5/2020).
"Meskipun yang sekarang dikembangkan belum menyentuh kebutuhan ventilator ICU namun ke depan melakukan upaya penelitian sehingga akhirnya Indonesia bisa memproduksi ventilator yang digunakan untuk ruang ICU," sambungnya.
Bambang mengatakan, uji klinis ini diharapkan selesai minggu ini. Sehingga, pekan depan bisa diproduksi.
"Kami harapkan uji klinis bisa selesai minggu ini sehingga minggu depan diharapkan sudah mulai produksi," ungkapnya.
Lanjutnya, kapasitas produksi ventilator ini cukup tinggi. Untuk yang dikembangkan BPPT misalkan, bisa memproduksi 100 ventilator per minggu.
"Kapasitas produksi cukup tinggi untuk kerjasama yang BPPT misalkan, bisa produksi 100 unit ventilator per minggu per pabrik," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar