Setelah avigan dan klorokuin, kali ini muncul obat yang diklaim dapat menyembuhkan seseorang yang terinfeksi virus corona COVID-19. Obat yang bernama leronlimab ini biasa digunakan untuk mengobati pasien HIV dan kanker payudara.
Dilansir dari Daily Mail, dua pasien yang terinfeksi virus corona di New York, Amerika Serikat pulih setelah mengonsumsi leronlimab. Bahkan keduanya dapat melepas penggunaan ventilator dari ICU ke ruangan biasa hanya dalam hitungan hari.
Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan bioteknologi CytoDyn percaya leronlimab memiliki potensi untuk mengobati pasien corona COVID-19 yang sedang dalam keadaan kritis. Para peneliti dari CytoDyn mengatakan obat ini bermanfaat untuk menyembuhkan pasien tetapi bukan untuk antivirus.
Hingga saat ini belum ada obat yang secara pasti disetujui untuk mengobati virus corona ini. Para ilmuwan, universitas, dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sedang berlomba menguji serta mengembangkan obat yang dapat menyembuhkan virus yang sudah menjangkiti 201 negara di dunia.
AS Laporkan Kematian Bayi Pertama yang Terinfeksi Virus Corona
Seorang bayi di Chicago, Amerika Serikat (AS), yang terinfeksi virus corona COVID-19 dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu (28/3/2020). Direktur Departemen Kesehatan Illinois, Dr Ngozi Ezike, menyebutnya sebagai kejadian langka karena selama ini virus sering dianggap 'jinak' pada anak-anak.
"Sebelumnya tidak pernah dilaporkan kematian yang berkaitan dengan COVID-19 pada bayi," kata Dr Ngozi seperti dikutip dari Live Science, Minggu (29/3/2020).
"Investigasi sedang dilakukan untuk memastikan penyebab kematian. Kita harus melakukan segala upaya untuk mencegah penyebaran virus mematikan ini. Tidak hanya untuk melindungi diri sendiri, tapi juga orang di sekitar kita," lanjutnya.
Detail lebih rinci soal bayi yang meninggal di AS belum dipublikasikan karena proses investigasi masih berlangsung. Namun, menurut laporan di New England Journal of Medicine (NEJM) ini bukan kasus pertama pasien anak-anak yang terinfeksi virus corona meninggal.
Pada 18 Maret lalu seorang bayi berusia 10 bulan di China meninggal dunia setelah dirawat selama empat minggu di Wuhan Children's Hospital.
Seiring berkembangnya pandemi, beberapa kelompok peneliti mulai melihat bahwa tidak ada kelompok usia yang benar-benar kebal terhadap virus. Hanya saja memang data menunjukkan gejala yang lebih parah banyak muncul pada pasien usia lanjut.
Kapan Waktu Terbaik Cek Kolesterol? Ini Bocorannya
Penderita kolesterol biasanya tak menyadari bahwa ia memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Sebab, kadar kolesterol tinggi memang jarang menunjukkan gejala, dan baru diketahui saat sudah terjadi komplikasi.
Kadar kolesterol bisa dicek melalui cek kolesterol di dokter, rumah sakit, ataupun klinik kesehatan. Dikutip dari Livestrong, berikut ini waktu yang tepat bagi kamu untuk mengecek kadar kolesterol dalam tubuh.
Mulai Usia 20 Tahun
Tak perlu menunggu terkena penyakit parah karena kolesterol. Segera cek kadar kolesterol saat mulai menginjak usia 20 tahun. Apabila hasilnya baik, pemeriksaan tetap harus diulang setiap 5 tahun sekali. Namun, jika hasil kadar kolesterolnya tinggi, ulangi pemeriksaan setiap 3 bulan sekali sembari lakukan cara untuk menurunkan kolesterol hingga kadarnya normal kembali.
Bagi laki-laki berusia di atas 45 tahun dan perempuan di atas 50 tahun, sebaiknya cek kadar kolesterol setiap tahun. Hal ini karena risiko terkena penyakit jantung atau penyakit yang berkaitan dengan penyumbatan pembuluh darah akan meningkat di usia tersebut.
Lihat Faktor Risiko
Jika kamu atau keluargamu memiliki riwayat penyakit jantung, obesitas, serta gaya hidup tidak sehat dan merokok, ada baiknya kamu segera melakukan cek kadar kolesterol. Sebab, efek kolesterol tinggi bisa menjadi faktor risiko terkena penyakit jantung. Sehingga untuk mengurangi risiko tersebut, cek kadar kolesterol bisa jadi salah satu caranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar