Jumat, 23 Oktober 2020

13 Gejala COVID-19 Ini Paling Sering Dirasakan Pasien Corona di DKI

 Masing-masing individu memiliki respons yang berbeda terhadap infeksi COVID-19. Beberapa mengeluhkan gejala berat, ringan, bahkan ada yang tak bergejala sama sekali.

Analisis yang dilakukan oleh tim epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dan Bappenas mengenai Pemodelan Epidemi COVID-19 menemukan sederet gejala yang kerap dialami oleh pasien COVID-19 di DKI Jakarta yang diharapkan bisa menjadi acuan untuk kondisi di Indonesia.


"COVID-19 itu bukan flu, bukan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), jadi gejalanya sangat bervariasi bahkan sebagian besar tidak bergejala," kata ahli epidemiologi FKM UI Pandu Riono dalam webinar Bappenas di kanal Youtube, Jumat (23/10/2020).


Berikut gejala yang kerap dirasakan pasien COVID-19 di DKI:


1. Batuk: 3.512 kasus

2. Demam: 2.680 kasus

3. Malaise: 2.036 kasus

4. Pneumonia: 1.765 kasus

5. Sesak napas: 1.657 kasus

6. Sakit kepala: 1.483 kasus

7. Flu: 1.412 kasus

8. Mual-muntah: 1.356 kasus

9. Sakit tenggorokan: 1.314 kasus

10. Nyeri otot: 1.007 kasus

11. Sakit perut: 631 kasus

12. Menggigil: 615 kasus

13. Diare: 480 kasus


Selain itu disebutkan oleh Pandu, gejala COVID-19 yang dialami pasien bisa beragam. Ada yang hanya mengidap satu gejala tapi tidak menutup kemungkinan yang lainnya bisa mengalami beberapa gejala sekaligus.


Dalam pemaparan tersebut diperlihatkan juga pasien COVID-19 yang meninggal kebanyakan mengalami sesak napas atau sekitar 22,1 persen dari jumlah pasien yang mengeluhkan gejala tersebut.


"Paling tinggi pneumonia dan sesak yang mendorong orang harus dirawat di rumah sakit dan masuk ICU untuk mendapat bantuan napas dengan ventilator," ungkapnya.


Mengetahui gejala yang dialami saat terinfeksi COVID-19 sangat membantu untuk menurunkan angka kematian. Terlebih kasus bergejala lebih berisiko untuk kematian daripada tidak bergejala.

https://cinemamovie28.com/a-strange-family/


Kisah Pria Hampir Meninggal karena COVID-19 Usai Sebelumnya Yakin Corona Hoax


Seorang pria asal Texas hampir saja meninggal akibat infeksi virus Corona. Bahkan kondisinya sudah semakin memburuk. Sebelum sakit, pria bernama William 'Bill' Bloom ini satu orang yang tidak percaya akan keberadaan virus Corona, dan tidak pernah menggunakan masker.

"Saya tidak percaya. Saya tidak peduli untuk memakai masker. Saya tidak berpikir itu (virus Corona) akan mempengaruhi saya," katanya yang dikutip dari NBC, Jumat (23/10/2020).


Namun, akhirnya ia terinfeksi virus Corona. Ia dirawat selama enam minggu di rumah sakit, tetapi masih belum percaya terhadap keberadaan virus tersebut.


Kondisinya pun semakin parah dari hari ke hari. Dokter yang pertama kali melihat keadaan Bloom mengatakan bahwa kesempatan hidup Bloom hanya tersisa beberapa hari saja.


"Pada hari kedua saya melihat Tuan Bloom, fungsi pernapasan Bloom memburuk dan membutuhkan bantuan oksigen tingkat tinggi," jelas dokter paru yang merawat Bloom, Dr Christopher Everett.


"Saya membuat keputusan untuk memindahkannya (Bloom) ke ruang ICU, agar mendapatkan perawatan yang lebih tinggi dan kemungkinan intubasi," lanjutnya.


Untuk menyelamatkan hidup Bloom, ia harus menggunakan ventilator selama 17 hari. Meskipun saat ini Bloom sudah keluar dari rumah sakit, ia masih harus menjalani masa pemulihan yang panjang.


"Saya sudah di rumah selama berminggu-minggu dan masih merasakan sakit yang luar biasa," ujar Bloom.


Meski begitu, Bloom tetap berterima kasih pada dokter dan perawat di rumah sakit tempatnya dirawat. Ia juga mengingatkan bahwa pandemi virus Corona masih terjadi sampai saat ini.


"Jika saya bisa menghentikan satu orang, saya akan melakukan sesuatu yang baik. Sederhana saja, pakai masker, jaga jarak, dan jaga tangan tetap bersih,"imbuhnya.

https://cinemamovie28.com/lee-chaedams-g-spot/

#Cokelathitamdanalmond #Telurrebus #Sardenkalengan #Edamame #camilansehat ‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar